RasaLokal, Cita Rasa Oleh-oleh Lokal Sebenarnya

IMG-20180319-WA0033Bisnistoday- Berbicara kuliner pasti tidak lepas dari Bandung. Ya, daerah ini memang menjadi salah satu surga kuliner di tanah air.

Semua makanan baik lokal maupun yang telah dimodifikasi, selalu saja hits dan menjadi primadona masyarakat. Tidak heran jika kota kembang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Wisata kuliner Bandung kini bertambah marak, dengan hadirnya pusat oleh-oleh RasaLokal, yang berada di Jalan DR.Cipto 14, Bandung.

CEO Rasalokal Chandra Kurnia mengatakan, ini merupakan outlet ketiganya. Sebelumnya sudah buka di Bali pada Desember 2017, dan di Surabaya pada 28 Januari 2018 lalu.

“Sudah lama saya berkeinginan untuk membuka pusat oleh-oleh dengan mengangkat kuliner khas setempat. Banyak UKM yang justru memiliki potensi besar namun jarang yang mengangkatnya,” ujar Chandra ditemui saat pembukaan RasaLokal Bandung, Minggu 16/03/18.

Lanjut Chandra, banyak kuliner lokal yang enak dan produk nya bisa menjadi tangan atau oleh-oleh khas daerah. Diakuinya kini banyak yang membuka toko oleh-oleh namun tidak mencerminkan kuliner khas lokal daerah tersebut. Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil,

Acara pembukaan RasaLokal sendiri dihadiri oleh orang no satu, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil,

Untuk RasaLokal ini, Chandra menggandeng artis Glenn Alinskie, Chelsea Olivia, dan Rio Motret. Selain itu ada beberapa temannya lagi yang turut bergabung, seperti Budi Usman yang juga menjabat sebagai Founder, VP SBMproindonesia.

Yang membuat unik, RasaLokal di Bandung mengangkat pedagang kuliner yang rata-rata sudah 30 tahun berjualan dan ingin membuat mereka lebih dikenal lagi.

“Kami ambil kuliner yang sudah terkenal di sini yakni nasi kuning Pandu Pak Rawi, Ayam Goreng Lembang H. Nanang dan mie kocok Kebon Jukut H Endang, yang kami sajikan dalam bentuk keripik dengan bumbu dan rempah-rempah asli, dan sambal khas masing-masing yang sudah dikenal para pecinta kuliner, sehingga bisa menjadi buah tangan yang bisa dibawa pulang,” papar Chandra.
Disebutkan Chandra jika nasi kuning Pandu pak Rowi sudah dikenal sejak tahun 1985, saat di mana nasi kuning tidak mudah ditemukan di Bandung. Tempat berjualannya yang strategis di depan gereja di daerah Pandu, Bandung membuat nasi kuning pak Rowi selalu ramai dikunjungi di hari Minggu pagi.

Begitu juga dengan ayam goreng H Nanang di Lembang dengan sambal terasi dadak ala Sunda yang pedas gurih dan selalu dibuat dadakan sesaat sebelum disajikan, membuat ayam goreng ini terkenal dan menjadi salah satu kuliner favorit dari Chelsea Olivia.

Selain itu ada juga mie kocok Kebon Jeruk H Endan yang sudah dikenal dengan kuah kaldu sapi yang maknyus dan menjadi pilihan masyarakat Kota Bandung.

“Terinspirasi dari kuliner dan kelezatan tersebut, kami membuat keripik sejuta rasa nasi kuning Pandu, ayam goreng Lembang dan keripik mie kocok Kebon Jeruk dengan cocolan asli sambal khas masing-masing yang sudah terkenal,” ujar Chandra.

Untuk harga produk yang ditawarkan di RasaLokal, berkisar antara Rp5 ribu sampai dengan Rp200 ribu per piece nya. Dewi

 

 

BCA Berikan Kuliah Umum Perkembangan Teknologi Informasi di Era Financial Technology

BCA_Kuliah Umum di ITHB_1_LR 

Bisnistoday.com – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) senantiasa berkomitmen dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Komitmen BCA ini diimplementasikan dengan memberikan pembekalan melalui Kuliah Umum kepada 300 mahasiswa Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) dengan tema Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia di Era Financial Technology pada Jumat (16/03).  

Kuliah Umum yang dibuka oleh Rektor Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) Bandung Samuel Tarigan ini menghadirkan Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono sebagai pembicara. Turut hadir dalam acara ini, Kepala Kantor Wilayah I BCA Bandung Allan Sriwulandari, Direktur Kemahasiswaan & Career Resources Centre ITHB Sandria Sarim, serta Manajemen BCA dan Manajemen Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB). 

Setiap tahunnya, perkembangan teknologi informasi mengalami perubahan, baik dari sisi pengguna maupun penggagas inovasi teknologi. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) di Indonesia masih berada di bawah negara lain di Asia Tenggara. International Telecommunication Union (ITU) menyatakan bahwa pada 2016, Indonesia berada di urutan 111 dari 176 negara dengan indeks sebesar 4,34. Oleh sebab itu, setiap pihak khususnya generasi muda Indonesia harus melek teknologi agar siap menghadapi era digital yang semakin deras dengan inovasi terbaru.

Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono hadir untuk berbagi mengenai Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia di Era Financial Technology” dan pengalaman kepada mahasiswa bagaimana teknologi dapat mempermudah hampir seluruh pemenuhan kebutuhan masyarakat di berbagai bidang, seperti transportasi, kuliner, perbelanjaan, pengiriman barang, hingga transaksi perbankan. Untuk itulah, BCA selalu berupaya mengikuti perkembangan teknologi yang diselaraskan dengan kebutuhan nasabah yang terus berkembang. Seperti BCA yang menawarkan beragam solusi tepat melalui aplikasi digital, Virtual Assistant Chat Banking (VIRA), Application Program Interface (API), e-Branch dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi dan perkembangan kebutuhan nasabah boleh dibilang memiliki perbandingan yang lurus. Begitu ada teknologi baru, pasti kebutuhan masyarakat juga ikut menyesuaikan. Jika suatu institusi tidak bergerak mengikuti perkembangan yang ada, cukup sulit memenangkan kompetisi, tambah Armand.

BCA Berikan Kuliah Umum Perkembangan Teknologi Informasi di Era Financial Technology – Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand Wahyudi Hartono (kiri) dan Rektor Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) Samuel Tarigan (kanan) saling bertukar cinderamata usai menggelar Kuliah Umum yang mengangkat tema Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia di Era Financial Technology. Kuliah umum yang menghadirkan Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono sebagai pembicara ini diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa ITHB Bandung pada Jumat (16/03).

Pameran Industri Farmasi dan Alat Kesehatan segera Hadir di JIExpo Kemayoran

20180320_105658 (1)

Bisnistoday.com – Industri farmasi menjadi salah satu prioritas sektor yang ditingkatkan di tahun 2018. Sektor ini  dianggap telah memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada tahun 2017,  tercatat industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen dan memberikan kontribusi sebesar 0,48 persen, dengan nilai investasi yang meningkat sebesar 35,65 persen. Pada tahun yang sama, penambahan investasi di sektor farmasi telah mencapai Rp5,8 triliun.

Performa sektor industri farmasi ini didukung oleh Inpres Nomor 6 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan. Dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan industri farmasi yang inovatif, penguasaan teknologi yang optimal, serta memenuhi kebutuhan obat terjangkau dan menyediakan bahan baku obat di masa mendatang.

Kendrariadi Suhanda, Ketua Umum Pharma Materials Management Club (PMMC) dan Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Indonesia, mengungkapkan, “Industri farmasi merespon positif terhadap Inpres No.6 / 2016 tersebut karena pada dasarnya Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor industri farmasi dengan sumber daya alam yang mampu mendukung proses produksi. Inpres ini memberikan peluang bagi pelaku industri farmasi dan alat kesehatan yang mendorong mereka berinovasi untuk produksi bahan baku, kemasan, mengembangkan riset dan teknologi, serta kemitraan strategis dengan para profesional industri farmasi yang saling bersinergi.”

Tidak hanya bahan baku obat kimia, pemerintah juga mendorong bahan baku obat berbahan dasar alam (herbal) untuk mencapai kemandirian bahan baku obat yang saat ini masih sangat tergantung impor.

Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mengungkapkan, dengan riset dan proses produksi yang memenuhi standar, bahan baku herbal adalah alternatif yang diperhitungkan untuk membentuk industri farmasi Indonesia yang inovatif. 

“Kami memahami bahwa inovasi dan keamanan produk adalah hal terpenting dalam membuat produk jamu berkualitas, karena itu kami selalu menerapkan cara-cara pembuatan obat tradisional terbaik hingga memperoleh kepercayaan masyarakat dan berkontribusi untuk meningkatkan industri farmasi Indonesia,”ujarnya.

Berangkat dari fenomena ini, dibutuhkan wadah untuk mempertemukan dan menggiatkan pelaku industri farmasi.  CPhI South East Asia, sebuah trade show untuk industri farmasi, menyediakan peluang baik untuk pemain industri lokal, regional, maupun internasional untuk saling menjalin kerja sama dan bertukar informasi seputar riset dan inovasi farmasi terkini

Maria Lioe, Event Director PT UBM Pameran Niaga Indonesia, mengatakan,  pihaknya  memahami,  bahwa riset dan inovasi berperan penting dalam kelangsungan industri farmasi Indonesia, terlebih dalam situasi saat ini. Karena itu  CPhI South East Asia (CPhI SEA) sebagai platform terpercaya untuk memperluas peluang membangun jejaring bagi pemain industri farmasi lokal maupun multinasional. “Dengan dukungan penuh dari GP Farmasi Indonesia dan PMMC, CPhI SEA memasuki tahun ke tujuh pada 2018 ini dengan kategori pameran lebih lengkap serta menghadirkan berbagai konferensi dan forum yang diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan industri farmasi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,”ujarnya.

CPhI SEA 2017 akan diadakan di JIExpo Kemayoran pada 27-29 Maret 2018 dengan menghadirkan lebih dari 260 peserta pameran dan mengestimasikan 5.500 pengunjung profesional industri farmasi sehingga menjadikan pameran ini sebagai wadah komunikasi yang menyeluruh dan dinamis sesuai perkembangan industri.

Pameran niaga selama tiga hari ini didukung penuh oleh GP Farmasi Indonesia dan Pharma Materials Management Club (PMMC)  dan akan dipadati dengan berbagai aktivitas seperti Konferensi, Forum Investasi, Innovation Gallery yang menampilkan produk – produk inovatif, Exhibitor Showcase yang mengulas topik – topik terkini dalam industri, dan Business Matching program yang mempertemukan secara spesifik, para professional industri sesuai dengan minat dan kebutuhan. (bar)

 

Sosialisasi Ekonomi Syariah, AMITRA Gelar Lomba Penulisan

 

FB_IMG_1520571305645Bisnistoday- Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mempunyai masa depan cerah dan berpotensi menjadi lokomotif ekonomi nasional.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga akhir tahun 2017 lalu, penyaluran biaya perbankan syariah tumbuh mencapai 15,75 persen secara tahunan.

Dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 20,54 persen. Bahkan dari sisi aset, perbankan syariah menunjukan peningkatan yang cukup signifikan yakni mencapai 19,79 persen. Angka tersebut berada di atas tingkat pertumbuhan aset perbankan konvensional yang hanya sebesar 11,20 persen.

Sub-Dept Head AMITRA Rasidin Ali, mengatakan, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri perbankan syariah maupun keuangan berbasis syariah.

 

“Geliat ekonomi berbasis syariah di Indonesia sendiri saat ini terus memperlihatkan tren positif dari tahun ke tahun,” ujar Rasidin saat ditemui di seminar AMITRA di Jakarta, 09/03/18.

 

Dengan potensi yang cukup besar ini, AMITRA brand pembiayaan milik FIFGROUP berbasis syariah terus mengaungkan keunggulan syariah kepada masyarakat.

 

Ditemui di tempat yang sama, Head Corporate Communication FIFGROUP Arif Reza Fahlepi mengatakan, pihaknya mengadakan berbagai cara untuk mensosialisasikan syariah itu sendiri. Yakni dengan lomba penulisan yang terbuka untuk umum dan mengadakan seminar sehari di berbagai universitas di Jabodetabek.

“Sosialisasi lomba tulis ini dikemas dalam seminar sehari di tiga universitas di Jabodetabek yakni Uhamka (2/3), IPB Bogor (8/3), dan UIN Syarif Hidayatullah (9/3),” ujar Reza saat ditemui di seminar sehari AMITRA di UIN, Jakarta 9/3/18.

Lanjut Reza, selain itu AMITRA juga berbagi ilmu mengenai keterampilan menulis yang dibawakan news anchor senior Gustav Aulia. Para peserta juga dibekali dengan pengetahuan mengenai overview perekonomian Syariah di Indonesia.

Seminar satu hari ini dikemas dengan tema ’Perkembangan Ekonomi Syariah & Jurnalistik Kreatif Zaman Now’. Seminar ini terbuka untuk umum, terutama bagi semua mahasiswa yang berada di perguruan tinggi tersebut.

Periode lomba tulis AMITRA atau AMITRA Writing Competition ini dari tanggal 1 sampai 31 Maret 2018.

”Dalam lomba tulis ini, para peserta diharapkan dapat mengumpulkan karya tulis mengenai perkembangan perekonomian syariah di Indonesia saat ini. Tulisan yang dikirimkan tidak boleh kurang dari 200 kata dan harus dipublikasikan melalui blog, sosial media, atau platform digital lainnya,” kata Reza.

Tulisan yang dikirimkan harus bermakna positif dan tidak boleh memuat isu SARA atau politik. Selain itu, di dalamnya peserta harus menyertakan minimal satu paragraf yang berisi informasi mengenai AMITRA, brand pembiayaan syariah milik FIFGROUP.

”Dan link tulisan dapat dikirimkan ke halo.amitra@gmail.com. Banyaknya jumlah share, likes, dan comment yang didapat oleh peserta juga akan menjadi nilai tambah bagi juri dalam menentukan pemenang,” katanya.

Adapun juri lomba ini adalah Presiden Direktur AMITRA Zulkarnaen Prasetya, Direktur AMITRA Rina Apriana dan Head Corporate Communication Arif Reza Fahlepi. Proses penjurian akan dilaksanakan pada tanggal 1-3 April 2018. Para pemenang Lomba tulis ini akan memperoleh hadiah jutaan rupiah yang akan diumumkan pada tanggal 5 April 2018.

Di temui di sela-sela acara, Direktur AMITRA, Rina Apriana menjelaskan, lomba tulis ini sengaja diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan Hari Pers Nasional yang baru saja dirayakan pada Februari lalu.

”Kami melihat bahwa dewasa ini jurnalisme telah menjadi sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya jurnalis, tapi masyarakat umum pun juga banyak yang menerapkan ilmu-ilmu jurnalisme dalam aktivitas sehari-hari. Seperti yang kita kenal dengan citizen journalism,” kata Rina Apriana.

”Akan tetapi, tidak semua orang benar-benar mengetahui bagaimana menerapkan ilmu-ilmu jurnalistik yang baik dan benar. Maka dari itu, AMITRA terdorong untuk mengadakan seminar dan lomba tulis ini,” tambah Rina.

Tidak hanya itu, Rina juga berharap melalui lomba tulis ini AMITRA juga dapat mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai perekonomian syariah, khususnya pembiayaan syariah. Dewi

Curver – Innovative and Decorative Storage

KL-Curver2018

(Bisnistoday)-Barang-barang Anda banyak, tetapi tempat penyimpanan sedikit?. Melihat barang-barang yang berserakan di rumah tentunya bikin kesal, sepatu, tas, jaket, dompet, mainan, boneka, dan lain-lainnya, sehingga bingung bagaimana cara membereskannya. Kotak penyimpanan serbaguna dari Curver ini dapat menjadi solusi Anda untuk  merapikan barang, cocok untuk menyimpan DVD, syal, boneka, kerudung, dompet, mainan anak agar terlihat rapi, tatanan lemari juga bisa lebih rapi dan tidak terlihat berantakan, penataan barang pun menjadi lebih mudah dan praktis.

Jika Anda memiliki anak, mereka tidak hanya tidur di dalam kamar, anak-anak kerap menggunakan kamarnya untuk bermain, oleh karena itu mainan mereka kerap bertebaran atau berserakan di lantai kamar, jika tak menyediakan tempat penyimpanan yang pas, Anda akan pusing karena harus bolak-balik menyuruh si buah hati untuk merapikan dan menyimpan kembali mainan mereka, bahkan mungkin ikut capek karena harus ikut membantunya merapikan kamar. Curver sangat cocok untuk digunakan oleh anak maupun keluarga karena memiliki banyak motif dan model yang sangat menarik.

Curver asal Belgia adalah perusahaan terkemuka dalam desain produk rumah tangga berbahan plastik, kegiatan usaha yang memiliki potensi pertumbuhan yang kuat. Dalam 65 tahun, Curver telah menjadi sebuah perusahaan Internasional yang mengkhususkan diri dalam produksi dan penjualan produk rumah tangga berbahan plastik untuk rumah Anda. Menempatkan inovasi dan desain sebagai prioritas utama, Curver memastikan tetap selangkah lebih maju dalam persaingan, terus bekerja untuk membuat produk yang praktis, produk dekoratif dan user-friendly yang membuat hidup Anda lebih mudah dan rapi.

Produk-produk Curver bisa didapatkan di Ace Hardware, LaCassa, The Foodhall, Seibu, Sogo, Metro, Central, Parkson, dan secara online di www.kawanlamainovasi.com dan www.ruparupa.com   dengan harga Rp 22.000 sampai dengan Rp 1.099.000,-.Sumber : Resti Ruhimat (Product Manager PT. Kawan Lama Inovasi).

 

Sentry Safe STW205GYC – Brankas Tepat untuk Barang Berharga Anda

KL-Sentry-Maret (1)

Bisnistoday-Banyak dari masyarakat Indonesia yang belum menyadari pentingnya memiliki brankas. Brankas digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting seperti akte kelahiran, surat rumah, paspor, surat deposito, dan barang berharga lainnya agar lebih aman dari resiko kehilangan maupun kebakaran.

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih brankas, salah satunya adalah fitur tahan api seperti yang dimiliki oleh Sentry Safe. Berpengalaman lebih dari 80 tahun, Sentry Safe merupakan brankas anti api dengan penjualan tertinggi di Amerika Serikat dan telah didistribusikan lebih dari 35 negara di seluruh dunia.

Sentry Safe STW205GYC adalah Brankas yang tahan api selama 2 jam dengan suhu 1010 derajat Celcius dan telah lolos tes tahan air setinggi 20 cm selama 24 jam. Brankas ini juga telah lolos uji banting dengan dijatuhkan dari ketinggian 4.5 m. Brankas dengan ukuran 60.3 cm x 47.2 cm x 49.1 cm ini bisa digunakan untuk menyimpan dokumen dengan ukuran Folio, selain itu brankas ini juga aman digunakan untuk menyimpan media penyimpanan seperti USB drive, CD, dan DVD.

Brankas ini dilengkapi dengan sistem kunci menggunakan PIN digital dan kunci tubular sehingga memberikan keamanan ganda, selain itu  lampu LED pada bagian interior untuk memudahkan  dalam mencari barang-barang yang disimpan di dalam brankas. Sentry Safe dilengkapi dengan 6 buah pengunci berdiameter 2.54 cm dan hinge bar sehingga sangat aman terhadap congkelan.

Sentry Safe STW205GYC adalah brankas yang tepat untuk digunakan di rumah maupun kantor karena memiliki fitur yang lengkap dan pintar untuk melindungi dokumen dan barang berharga. Brankas ini bisa didapatkan di Ace Hardware dan www.kawanlamainovasi.com dengan harga Rp 10.999.000,- (Nara sumber : Eric Adi Saputra / Product Manager PT. Kawan Lama Inovasi).

 

 

 

 

Petani Sawit Punya 20 Juta Suara

24-800x445

Bisnistoday.com – Pemerintah Indonesia mulai memberikan perhatian terhadap komoditas kelapa sawit. Ini karena sawit memiliki competitivenes atau daya saing yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas lain.

Jika secara ekonomi pemerintah telah memberikan perhatian, tidak demikian di sisi politik. “Dari sisi politik belum sama sekali,” ujar pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono saat menjadi pembicara pada Seminar dan Musyawarah Nasional (Munas) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) X yang berlangsung pada Kamis-Jumat (14-16/3) di Jakarta.

Kondisi ini, kata Tony, juga terjadi di sektor pertanian secara umum. Di mana hingga saat ini asosiasi petani tidak memiliki posisi tawar yang cukup dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah maupun dalam pesta demokrasi baik pada ajang pilkada maupun pilpres.

Menurut Tony, hal ini berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat, di mana bargaining position (posisi tawar) asosiasi petani di negara tersebut sangat kuat. Tony membandingkan jumlah petani di Jepang yang hanya sekitar 1% dari jumlah penduduk Negara Matahari Terbit tersebut. Sementara di AS hanya 5% dan Indonesia sekitar 35% dari total penduduk.

Kendati hanya memiliki jumlah petani yang sangat kecil, namun Pemerintah Jepang dan AS sangat konsen dengan swasembada. Hal itu dilakukan pemerintah Jepang dan AS dalam rangka menjaga ketahanan pangan (food security). Oleh karena itu, kebijakan yang ditempuh kedua negara tersebut memproteksi sektor pertanian.

“Proteksinya berupa harga, tidak boleh menabrak floor price (harga dasar). Kalau menabrak floor price berarti harganya terlalu murah. Nah kalau murah berarti disinsentif bagi petani, padahal petani di Jepang tinggal 1%. Kalau petani yang tinggal sedikit itu tidak diproteksi, maka mereka akan meninggalkan pertanian. Jadi di Jepang posisi tawar petani itu sangat tinggi,” ujarnya.

Sementara di Indonesia sebaliknya, Pemerintah Indonesia justru menerapkan selling price (harga batas atas). “Artinya harga tidak
boleh nabrak plafon, kalau nabrak plafon, pemerintah ambil kebijakan impor. Jadi Indonesia lebih memproteksi konsumen,” kata Tony.

Untuk sektor sawit, walaupun ada sekitar 20 juta orang yang bekerja di sektor ini, namun posisi tawar asosiasinya juga lemah. “Ini karena memang para petani maupun pelaku usaha sawit di Indonesia belum memiliki tradisi bargaining position,” katanya.
Pemerintah seharusnya mulai memberikan perhatian secara politik untuk pertanian, khususnya pada sawit. “Pemerintah mungkin belum ngeh ternyata orang yang bekerja di sawit itu cukup besar yakni sekitar 10% dari jumlah penduduk yang punya hak pilih. Untuk itu pemerintah ke depannya harus mempertimbangkan perhatian yang lebih besar pada sektor pertanian,” katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan 20 juta orang merupakan angka yang
sangat besar. Sehingga seharusnya, asosiasi baik pengusaha kelapa sawit maupun asosiasi petani kelapa sawit memiliki posisi tawar yang tinggi dalam setiap pesta demokrasi baik pada tataran lokal (pilkada) maupun nasional (pilpres).

“Selama ini para pekerja di perkebunan sawit hanya dijadikan sebagai obyek saja. Bahkan tak jarang pengusaha harus ‘nyumbang’ atau diminta sponsorship oleh calon bupati atau gubernur dalam sebuah pilkada,” kata Yunarto.

Padahal, kata Yunarto, sebetulnya dari sisi jumlah pemilih, pekerja kebun itu punya nilai tersendiri. Karena jumlahnya banyak untuk di
daerah-daerah tertentu. “Jadi saya sepakat kalau pelaku perkebunan sawit jual mahal sedikit lah secara politik. Karena sebenarnya pekerja perkebunan itu punya bargaining position. Apalagi di situ juga ada uang besar. Itu sangat dibutuhkan oleh siapapun yang akan maju di pilkada maupun pilpres,” papar Yunarto. kormen

 

BATA Bidik Segmen Milenial

ekonomi bataweb

 

Bisnistoday – PT Sepatu Bata Tbk (Bata) terus melakukan berbagai inovasi dan strategi untuk mencapai target market share setidaknya 10 persen di tahun 2018.

Salah satu cara yakni dengan membuka membuka sedikitnya 25 outlet baru hingga akhir 2018.

President of South East Asia Bata, Rajeev Gopalakrishnan mengatakan sepanjang tahun 2018 pihaknya menganggarkan dana sebesar US$ 3 juta untuk keperluan belanja modal termasuk ekspansi penambahan 25 toko baru.

“Kami juga akan melakukan penyegaran pada 40 hingga 60 outlet bata yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya disela acara Peluncuran Bata Red Label di Botani Square, Bogor, Selasa, (6/3).

Selain itu tambah Rajeev, Bata terus memperluas segmen pasar dengan membidik segmen kalangan anak muda atau generasi milenial dengan menghadirkan produk – produk yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup generasi tersebut.

“Untuk itu kami meluncurkan produk terbaru Bata Red Label bekerjasama dengan brand dari Amerika Aldo,” ujarnya.

Head of Marketing Bata, Merri Sondang mengatakan koleksi Bata Red Label sementara ini hanya tersedia di sekitar 30 outlet Bata, namun secara bertahap akan terus diperluas ke outlet-outlet Bata lainnya di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Lebih jauh dikatakan Merri, pihaknya berkomitmen untuk merilis koleksi-koleksi baru dalam rangka memperbesar pangsa pasar. Bisa dibilang selama ini konsumen loyal bata sebagian besar berusia dewasa dan anak-anak khususnya untuk produk sepatu dan sandal.

Diakui Bata di Indonesia dikenal masyarakat sebagai brand lokal. Untuk mengubah image tersebut, lanjut Rajeev, Brand Bata juga akan diikuti nama negara di mana Bata di pasarkan, seperti di Itali, Swiss, Indonesia dan Singapura.

Bata internasional hingga saat ini sudah berumur 120 tahun, dan di Indonesia telah berusia 80 tahun. Bata selalu menghadirkan produk yang sesuai dengan keinginan pasar setempat, dan dibuat dari bahan campuran lokal dan impor, sehingga dapat dijual dengan harga yang terjangkau. Dewi

Floral Print Warnai Koleksi Bata Red Label

Red Label 2web
Bisnistoday-iawal tahun 2018 ini, PT Sepatu Bata Tbk, mengeluarkan koleksi anyarnya dengan nama Bata Red Label. Tidak tanggung-tanggung, peluncuran Bata Red Label ini serentak dilakukan di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri peluncuran Bata Red Label dilakukan di Gerai Bata Botani Square Bogor pada, Selasa (6/3/2018).

Merri Sondang, Marketing Manager PT Sepatu Bata Indonesia, mengatakan Bata Red Label memiliki konsep trendy, stylish dan fresh yang cocok untuk kalangan milenial.

“Dengan Bata Red Label kaum milenial akan terlihat seksi namun tetap comfort. Dari segi harga Bata sangat pas dengan kantong milenial ,” ujar Merri.

Melalui Bata Red Label, lanjut Merri ditahun ini Bata ingin menangkap pasar baru yakni kaum milenial, karena kalangan ini mau mencoba apapun.

“Dari sisi segmen kami tetap ingin membuat segmen dewasa dan anak-anak tetap loyal, dan segmen muda ini sebagai pasar baru kami,” imbuh Merri.

Rajeev Gopalakrishnan, President Bata of South East Asia, menambahkan nama Red Label sendiri untuk memperkuat brand Bata yang identik dengan warna merah. Untuk koleksi ini, Bata menggandeng brand Aldo dari Amerika yang terkenal dengan kualitasnya.

Dirancang di Amerika Utara dan terinpsirasi oleh gaya perkotaan New York & London, Red Label membawa tren baru seperti pola floral dan warna terang yang berani ke dalam Toko Bata.

Seperti yang terlihat dalam peluncurannya,The Ultimate Collection tersedia untuk pria dan wanita. Pada koleksi wanita, Bata Red Label tetap memainkan warna hitam dengan model heels, flat shoes, dan selop.
Merri mengungkapkan Bata Red Label memang masih menggunakan warna yang tidak terlalu mencolok. Ini dilakukan karena mengingat masih ada konsumen yang tidak menyukai warna yang mencolok.

Untuk mengimbangi warna gelapnya, motif bunga terang pun hadir untuk memberikan kesan muda dan unik. Tapi, terlihat pula permainan pink, putih, dan emas sebagai warna dasar sepatu.

Sedangkan untuk koleksi pria, Bata Red Label hadir dengan gaya yang lebih sporty namun tetap bisa dikenakan saat acara formal. Dewi

 

Pengalaman Liburan Tak Terlupakan Bersama GVC

Bisnistoday- Musim liburan di Indonesia memang masih beberapa bulan lagi. Namun tidak ada salahnya jika anda dan keluarga sudah merencanakan tujuan liburan untuk tahun ini.

Salah satu alternatif liburan yang patut anda coba adalah dengan bergabung bersama klub liburan Goodway Vacation Club (GVC), layanan penyedia jasa liburan keluarga sejak tahun 2010 yang berpusat di Batam.

Andrew Soejanto, selaku Chief Operating Officer GVC mengatakan, GVC bukanlah tour and travel, melainkan vacation planner yang memberikan pengalaman dan kepuasan berbeda kepada member atau anggotanya.

“Adapun, target market kami adalah family, dan sekitar 90 persen adalah pasangan muda dengan kalangan kelas middle up,” ujar Andrew ditemui dibilangan PIK, Jakarta Utara, Rabu (7/3).

Lanjut Andrew, keluarga bagi GVC adalah sesuatu yang sangat penting, dimana keadaan ekonomi saat itu sudah stabil. Dan yang dijual oleh GVC bukan hanya produk tetapi lebih pengalaman saat liburan. Inilah yang ditonjolkan oleh GVC dan belum tentu yang lain memilikinya.

Ditemui di tempat yang sama, Head of Development GVC, Akhmad Dani, mengatakan, GVC saat ini memiliki 8.000 member anggota keluarga yang tersebar diberbagai kota di Indonesia.

“Member kami dari tahun ke tahun terus bertambah dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dengan tugas khusus memperkaya khasanah Program Pesona Indonesia,” ujar Dani.

Dan tahun ini lanjut Dani, GVC menargetkan penambahan member hingga 10.000 member keluarga. GVC optimis target tersebut dapat tercapai karena situasi dan ekonomi dalam negeri tengah tumbuh pesat. Di samping itu, pasar liburan masih sangat menjanjikan.

“Agar target tersebut tercapai tepatnya awal Maret kemarin kami membuka representatif center di Jakarta dan di Surabaya dan menyusul Pekanbaru, Bali dan Mataram, Lombok,” tutur Andrew.

GVC memiliki banyak keunggulan, seperti dalam hal akomodasi, telah tersedia home base di dua lokasi wisata strategis Indonesia yakni Goodway hotel Batam, Goodway hotel & resorts Nusa Dua Bali, dan satu International Home Base Le Grandeur Palm Resort, Johor Baru, Malaysia.

Selain itu, GVC juga berafiliasi langsung dengan 4.000 hotel atau resort yang tersebar di 90 negara.

“Liburan yang kami tawarkan bukan hanya luar negeri saja melainkan juga dalam negeri. Kami sendiri akan membuka rute trip luar negeri dari yang asalnya dua bulan sekali menjadi satu bulan sekali. Sementara untuk trip dalam negerinya tentu akan kami perbanyak juga, dan akan disesuaikan dengan tema tertentu tiap bulannya,” imbuh Andrew.

Adapun untuk menjadi member dikenakan biaya Rp28 juta per keluarga (Ayah, ibu dan dua anak) dan langsung mendapatkan 400 point’./dw