Sebanyak 33 Pelajar Mengikuti Beasiswa Pendidikan di Ekspedisi Bhinneka bagi Bangsa 2018

BISNISTODAY.COM, Purwakarta-Outward Bound Indonesia (OBI), pelopor pendidikan luar ruang (Outdoor Education) di Indonesia, melaksanakan program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 yang bertajuk: Merenda Mutiara Nusantara di kawasan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat yang berlangsung pada 15-19 Agustus 2018.

Ekspedisi tersebut diikuti oleh  33 Pelajar dari provinsi di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu  peserta penyandang disabilitas sebanyak 19 Orang atau sebesar 60% Dari Jumlah Total Peserta. Rinciannya Adalah Peserta Tuna Netra Sebanyak 11 Orang, Tuna Daksa 3 Orang, Tuna Rungu Dan Wicara 5 Orang.

“Saya sangat bangga dengan mengikuti kegiatan ini. Awalnya takut namun keyakinan dan semangat bawa saya bisa, sehingga berani melakukan, seperti panjat tebing maupun ketika di air. Dari pengalaman ini, membuktikan, bukan soal bisa atau tidak tapi mau atau tidak untuk melakukan. Dan saya mau melakukan dan berhasil menumbuhkan semangat percaya diri. Saya bertemerimakasih kepada instruktur dan OBI. Saya bangga, karena di sini juga ada semangat kerjasama, tanpa memandang suku, agama, ras maupun fisik. Benar benar pancasila,”ujar seorang peserta Disabilitas.

Wendy Kusumowidagdo Executive Director Outward Bound Indonesia, dalam jumpa media, Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, pada Minggu (19/8/2018), mengatakan, program Ini Adalah Pendidikan Karakter Berbasis Ekspedisi Alam Bebas Pertama di Indonesia.

“Survei Internal OBI dan Riset English Outdoor Council Menyebutkan Outdoor Education Merupakan Metode Efektif Dalam Pendidikan Karakter dan Pengembangan Potensi Diri Anak-Anak Muda,”ujarnya.

Menurut Wendy Kusumowidagdo, ekspedisi ini merupakan program beasiswa dan pendidikan luar ruang yang diberikan OBI kepada siswa/siswi dari berbagai daerah dan latar belakang beragam yang dipersatukan untuk memupuk pengembangan karakter, memacu semangat kebangsaan dan keberagaman dengan menggunakan metode pendidikan berbasis petualangan luar ruang (Outdoor Adventure) dan didampingi oleh tenaga pendidik luar ruang (Outdoor Educators) yang profesional serta berpengalaman.

“Misi kami menggalang dana melalui sponsorship untuk memberikan kesempatan bagi pelajar dari keluarga pra-sejahtera untuk mengikuti pendidikan berbagai macam ketrampilan yang dilatih oleh tim instruktur di program Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa di tahun ini,” ujarnya.

Peserta mengikuti keseluruhan berbagai macam kegiatan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri, kemandirian dan kerjasama tim dalam keberagaman untuk berkontribusi positif terhadap pembangunan karakter Indonesia. Rangkaian kegiatan itu diantaranya Outdoor Education yang meliputi; pelatihan Berinteraksi dan Menginap di Komunitas Lokal, Pendakian dan Pelaksanaan Upacara Kemerdekaan & Penghormatan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Parang, Berkemah, dan Ekspedisi Air.

 “Momen terpenting peserta adalah melakukan upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2018 di puncak Gunung Parang setinggi 983 meter di atas permukaan laut. Kami meyakini para peserta ekspedisi akan menjadi duta perdamaian dan agen perubahan yang mampu menyeberkan semangat persatuan dalam kemajemukan serta bersinergi dan mengembangkan networking dalam membangun Indonesia,”  urai Wendy dengan nada optimistis.

Adapun, pemberian beasiswa peserta ekspedisi kali ini didukung Yayasan Helping Hands dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Inge Setiawati, Executive Vice President CSR BCA, menyampaikan BCA turut serta dalam pembangunan ekonomi dan berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia, khususnya generasi muda Indonesia.

“Program CSR kami di bawah payung Bakti BCA yang tertuang dalam beberapa program, salah satunya membina generasi muda Indonesia untuk mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia dalam keberagaman yang berlandaskan Pancasila. Karena itu, Bakti BCA mendukung kegiatan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa yang diselenggarakan Outward Bound Indonesia,” tutur Inge.

Pada kesempatan yang sama, Djoko Kusumowidagdo, Founder & Chief Executive Officer Outward Bound Indonesia menjelaskan jumlah peserta Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa itu sebanyak 33 pelajar. Rinciannya, sebanyak 24 pelajar berasal dari Provinsi DKI Jakarta, Banten sebanyak 3 orang, Nanggroe Aceh Darussalam 2 orang, dan sisanya 1 pelajar yang masing-masing berasal dari Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Riau, serta Jambi. “Sebanyak 19 pelajar dari jumlah total peserta itu adalah penyandang disabilitas yang terdiri dari peserta tuna netra sebanyak 11 orang, tuna daksa 3 orang, tuna rungu dan wicara 5 orang. Jika ditotal antara jumlah peserta disabilitas dengan peserta non disabilitas yang berjumlah 14 orang itu, maka jumlah peserta di tahun ini sebanyak 33 pelajar dari berbagai daerah dan latar belakang,” jelas Djoko.

Djoko mengemukakan dampak positif pendidikan luar ruang terhadap anak-anak muda, seperti tercantum di riset English Outdoor Council, adalah menumbuhkan sikap kemandirian, lebih percaya diri, mencari jalan keluar dalam menghadapi tantangan, melatih ketrampilan berinteraksi sosial, cakap dalam berkomunikasi, serta mudah beradaptasi dalam menjalin kerjasama tim. 

“Merujuk survei OBI terhadap peserta ekspedisi di tahun lalu itu, kami mengidentifikasi keseluruhan peserta lebih memahami dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika dalam mempererat rasa persatuan dan kesatuan antar anak bangsa,” ungkap Djoko.

Rafi, peserta sekaligus angkatan pertama di ekspedisi di tahun lalu itu, menyampaikan dia dan rekan-rekan timnya yang beranggotakan 11 orang dipersatukan dalam keberagaman. “Kami saling melengkapi dan merangkul layaknya keluarga yang berjuang tanpa mengenal kata lelah dan bosan untuk saling membantu, meski harus melalui rintangan sendiripun terasa berat,” ujar Rafi mengisahkan pengalamannya.

Pelaksanaan ekspedisi dan pendidikan luar ruang itu mematuhi standarisasi dan aturan yang ditetapkan Outward Bound International yang mencakup ketersediaan piranti keras (hardware) berupa perlengkapan dan peralatan keselamatan, piranti lunak (software) seperti sumber daya manusia atau fasilitator profesional serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Filosofi Outward Bound untuk pertama kalinya diperkenalkan di Indonesia pada 1990 oleh Djoko Kusumowidagdo dan Elly Tjahja. Djoko, peraih gelar MBA dari Universitas Portland, Amerika Serikat di tahun 1997, dan Elly memiliki visi yang sama untuk membangun karakter anak bangsa dalam menghadapi problematika lintas dimensi kehidupan. Djoko dan Elly meyakini solusi untuk menghadapi tantangan ini adalah meningkatkan kualitas dan karakter individu. Inilah yang melandasi pendirian Outward Bound Indonesia sebagai pelopor pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada soft skill melalui pembelajaran luar ruang (outdoor adventure). Selama lebih dari dua puluh tahun, Outward Bound Indonesia menginspirasi individu untuk melakukan pemberdayaan dan menebar sifat welas asih bagi masyarakat sekitarnya. Outward Bound Indonesia adalah pelopor outdoor education di Indonesia dan tercatat sebagai anggota Outward Bound International.

Outward Bound Indonesia merupakan bagian dari jaringan Outward Bound International (Outward Bound), organisasi internasional berlisensi di bidang pengembangan karakter melalui pembelajaran di alam, yang telah berkiprah selama 75 tahun di seluruh dunia ((www.OutwardBound.net)). Outward Bound International merupakan organisasi Internasional di bidang pelatihan bermetode adventure-based untuk pengembangan karakter SDM dengan filosofi “There is More in You than you Think”.  Lisensi dari Outward Bound Trust UK  Metodologi Experiential Learning through Adventure  Network: 26 negara Eropa, Amerika, ASPAC, Afrika  Pengalaman 75 tahun di global dan 26 tahun di Indonesia telah melatih sebanyak 200.000 partisipan tiap tahunnya di seluruh dunia.(kormen)

 

 

SUKSESKAN PROGRAM SATU JUTA RUMAH, BTN GELAR BTN PROPERTY AWARD 2018

BISNISTODAY.COM, Jakarta-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. kembali menggelar ajang penghargaan bertajuk BTN Property Award 2018. Ajang apresiasi bagi para pelaku bisnis properti di Indonesia tersebut digelar untuk terus memacu semangat bersinergi para pengembang terutama dalam mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah, hingga Juli 2018, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 541.833 unit rumah. Realisasi tersebut, lanjutnya, telah mencapai 72,24% dari target dukungan Bank BTN atas Program Satu Juta Rumah.

Maryono menjelaskan untuk mencapai target sebanyak 750.000 unit rumah pada akhir 2018, perseroan terus menggelar berbagai langkah strategis baik di sisi ketersediaan stok hunian dan lahan (supply) maupun demand. Ajang BTN Property Award yang telah memasuki tahun ke-6 ini, tambah dia, menjadi langkah Bank BTN untuk meningkatkan sinergi dengan para pengembang sehingga akan mampu mendorong di sisi supply.

“Sisi supply menjadi hal penting yang mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah. Karena itu, melalui BTN Property Award 2018, kami memberikan apresiasi bagi para pengembang dan mitra kerja di Tanah Air yang memiliki kualitas kerja dan profesionalisme tinggi dalam menyediakan rumah berkualitas. Kami meyakini kemitraan yang terjalin dengan baik ini akan mendukung pencapaian target Program Satu Juta Rumah pada akhir tahun nanti,” kata Maryono dalam Ajang BTN Property Award 2018 di Jakarta, Rabu (15/8).

Melalui BTN Property Award, ujar Maryono, juga menjadi upaya perseroan memacu semangat para pengembang untuk memanfaatkan relaksasi berbagai kebijakan di sektor properti yang diberikan Bank Indonesia dan Pemerintah, termasuk relaksasi loan to value (LTV) yang berlaku mulai 1 Agustus 2018. “Berbagai relaksasi kebijakan tersebut menjadi peluang untuk meningkatkan sektor properti apalagi di tengah angka backlog yang masih tinggi.”

Adapun, para pengembang yang memeroleh apresiasi dalam BTN Property Award tersebut dinilai dari kontribusinya bagi pertumbuhan kredit yang berkualitas di Bank BTN. Ada beberapa kategori penghargaan yang diberikan Bank BTN yakni Kategori Mitra Pengembang BUMN Properti Nasional, Kategori Mitra Pengembang Swasta Properti Nasional, Kategori Mitra Pengembang Terbaik BTN Syariah Tingkat Nasional, Kategori Pengembang dengan Kontribusi Terbaik Kredit Small and Medium Tingkat Nasional, Kategori Pengembang dengan Kontribusi Terbaik Kredit Komersial Tingkat Nasional, Kategori Pengembang KPR Subsidi Terbaik Tingkat Nasional, Kategori Pengembang dengan Realisasi KPR Non-subsidi Terbesar, dan Kategori Pengembang BUMN dengan Realisasi KPR Non-subsidi Terbesar. Selain bagi para pengembang, dalam acara tersebut, Bank BTN juga memberikan penghargaan khusus Kategori Kemitraan Utama Nasional kepada para mitra kerja perseroan yang telah membantu dalam penyaluran kredit serta pembiayaan perumahan.

Sementara itu, sebagai bank pemimpin pasar kredit pemilikan rumah (KPR), Maryono menuturkan Bank BTN tercatat telah bermitra dengan sekitar 10.000 pengembang baik untuk rumah subsidi maupun non-subsidi. Selain meningkatkan kemitraan, emiten bersandi saham BBTN ini juga menggelar berbagai inisiatif lainnya untuk meningkatkan penyaluran KPR.

Di antaranya perseroan memperkuat pemasaran melalui pameran dan kemitraan, meningkatkan lini digital untuk mempermudah pengajuan kredit melalui portal www.btnproperti.co.id, dan membuat portal www.rumahmurahbtn.co.id yang dapat diakses masyarakat yang ingin memiliki rumah lelang dengan harga yang lebih murah. Bank BTN pun mendirikan Plaza KPR dan HOTLINE KPR, mendirikan Housing Finance Center (HFC) untuk menciptakan pengembang handal, serta mendorong relaksasi ketentuan baik dalam kebijakan KPR, konstruksi, maupun dalam pengadaan lahan. Bank BTN juga berinisiatif meluncurkan KPR Mikro bagi para pekerja informal mulai dari tukang bakso hingga para tukang ojek online. “Semua hal tersebut menjadi wujud komitmen kami untuk terus menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia memiliki rumah dengan mudah dan terjangkau,” ujar Maryono. (dry)

Hasnur Group Alokasikan Rp 50 Miliar Per Tahun untuk CSR  

Bisnistoday.com– Hasnur Group, perusahaan yang bermarkas di Kalimantan Selatan dan menjadi  induk dari  lima unit bisnis yakni kehutanan, pertambangan, agrobisnis, media, dan pelayanan, hingga kini memiliki perhatian besar pada kemajuan masyarakat sekitar, terutama di bidang olahraga.

Syamsul Bachri Djadi, Direktur Keuangan Hasnur Group mengatakan, Hasnur Group selalu hadir untuk membantu masyarakat lokal demi kemajuan masyarakat luas melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Bahkan pada  2017, Hasnur Group menggelontorkan dana CSR hingga Rp 50 miliar. “Ini termasuk untuk klub sepak bola Barito Putera dan setiap tahun juga nilainya sama,”  ujar Syamsul Bachri Djadi,  dalam media gathering wartawan di Carribou Coffee, Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (15/08/2018).

Barito Putera adalah klub milik Hasnur Group. Barito Putera yang bermarkas di Stadion 17 Mei Banjarmasin yang didirikan pada 1988 masuk dalam unit bisnis media.

 “Ini klub kebanggaan warga Kalimantan Selatan. Barito Putera, merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). itu merupakan bagian dari semangat Hasnur Group yang didasari oleh kutipan pada Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. “Bangunlah badannya melalui olahraga,” kata Syamsul Bachri.

Menurut Syamsul Bachri Djadi, Hasnur Group didirikan pada tahun 1966 dengan nama CV Sari Bungas. Perusahaan ini awalnya hanya bergerak di bidang transportasi sungai tradisional untuk mengangkut pengiriman kayu melalui jalur Sungai Barito menuju Banjarmasin Kalimantan Selatan. Selanjutnya di tahun 1968, perseroan mengganti nama resminya dari CV Sari Bungas menjadi CV Hasnur. “Nama Hasnur berasal dari nama Bapak H. Abdussamad Sulaiman (HAS) dan Ibu Hj. Nurhayati (NUR), “ujarnya.

Hasnur Group pertama kali bergelut di bidang transportasi sungai,dermaga galangan kapal dan transportasi serta kehutanan. Perusahaan ini terus berkembang dengan melebarkan usahanya ke sektor bisnis lainnya seperti penambangan batubara, pelabuhan khusus dan sarana jalan transportasi batubara, agribisnis, media dan percetakan. Sejak tahun 2002, Hasnur Group mulai melakukan restrukturisasi bisnis dan operasional sambil menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis modern yang dikombinasikan dengan nilai-nilai agama dan kearifan budaya lokal.

Menurutnya, saat ini, Hasnur Group selaku Holding Company telah memiliki bisnis unit sebanyak 5 (lima) yang terdiri dari (1) Forestry: Forest Concession, Replanting Forest, Woodworking Industry (2). Mining: Mining Concession, Mining Contractor, Trucking

Services, Port Services, Barging, Coal Trading, Dockyard, Power Plant (3). Agro: Palm Oil Plantation, CPO Mill, PKO Mill, Oleo (4)Media: Daily Newspaper, Printing, Radio Broadcast, TV Broadcast, Event Management, Football Team (5). Services: Property Management, Light Vehicle Rental, Heavy Equipment Rental, IT Services.

Selaku manajemen, Hasnur Group, Syamsul Bachri Djadi, selalu berkomitmen penuh terhadap kesejahteraan penduduk, manajemen regional dan pusat serta setiap pemangku kepentingan lainnya baik di masa lalu, sekarang atau di masa depan. Hasnur Group hadir dengan tujuan untuk melanjutkan tradisi membantu masyarakat lokal demi kemajuan masyarakat luas. “Hasnur Group melakukan kegiatan bisnisnya dengan satu tujuan, “Grow Together & Develop the Future”. Tumbuh dan berevolusi bersama untuk membangun masa depan,”ujarnya.

Hasnur Group, kata dia, selalu berusaha untuk memastikan solusi mereka membawa nilai tambah kepada klien dan pelanggan. Dengan memperhatikan tujuan utamanya dalam menjalankan bisnis yaitu “Grow Together Develop the Future”, Hasnur Group melakukan kegiatan bisnis yang ramah lingkungan; mempertahankan nilai-nilai agama dan kebijaksanaan budaya lokal.

Lebih dari itu perseroan juga berpartisipasi dalam pengembangan area lokal, berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan melakukan kemitraan yang saling menguntungkan. Semua upaya yang disediakan di masa lalu dan sekarang akan terus berkontribusi untuk kemajuan Kalimantan dan Indonesia di masa depan.

Siap IPO

Sementara  itu PT Hasnur Jaya International, anak usaha Hasnur Group di sektor pertambangan dan infrastruktur, berencana akan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS) pada triwulan pertama 2019. Perseroan yang bermarkas besar di Kalimantan Selatan itu, memiliki tujuh entitas bisnis di sektor pertambangan, konstruksi, dan berbagai layanan untuk pertambangan.

 “Lewat PUPS itu, manajemen berharap dapat meraih tambahan modal antara Rp1,2-1,4 triliun. Dana itu akan digunakan untuk membiayai pengembangan logistik sektor pertambangan di Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan,” ujar Syamsul Bachri Djadi.

Syamsul mengemukakan, dana hasil PUPS tersebut akan digunakan untuk membangun storage dan memperkuat layanan pengangkutan batu-bara. Manajemen perseroan diharapkan dapat berekspansi logistik batu bara ke area. Untuk kebutuhan ini, kami mempertimbangkan pendanaannya, salah satunya lewat IPO,” papar Syamsul.

Syamsul menjelaskan, investasi tersebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, perseroan masih merampungkan perjanjian bisnis untuk membangun infrastruktur logistik di Sumatra Selatan.

“Di samping itu, manajemen perseroan juga belum menetapkan pihak penjamin emisi (underwriter) PUPS yang ditargetkan bakal direalisasikan itu pada 2019,” ujar Syamsul.

 Syamsul berpendapat bahwa sektor pertambangan adalah entitas bisnis yang paling baik untuk melakukan PUPS karena kegiatan usahanya cukup aktif saat ini.

Pada 2017, total nilai aset Hasnur Jaya telah mencapai Rp3 triliun dengan pendapatan sebesar Rp1,9 triliun serta laba Rp350 miliar. Adapun sepanjang Januari-Juli 2018, pendapatan perseroan mencapai Rp1,1 triliun dengan laba sebesar Rp200 miliar.

Hasnur Group adalah perusahaan yang didirikan sejak 1966 dan berbisnis di sektor pengangkutan kayu bulat dari area produksi menuju Kota Banjarmasin, melalui Sungai Barito.

Kini, perseroan telah memiliki 5 lini usaha, yakni kehutanan, pertambangan, pertanian, media, dan services pada sektor properti, kendaraan rental, penyewaan alat berat, dan Teknologi Informatik (TI). Kormen

BANK BTN SOSIALISASIKAN PENGGUNAAN FINTECH  DI PONDOK PESANTREN  

 

BISNISTODAY.COM, Bogor- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Terus mendukung pengembangan aplikasi fintech di Pondok Pesantren, dengan penambahan fitur-fitur yang memudahkan layanan transaksi para santri. Setelah penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) bersama Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Boarding School dan PT Data Aksara Matra pada bulan Juli tahun lalu mengenai pengembangan fitur pada aplikasi financial technology mobile di lingkungan ponpes. 

Pada tahap pertama atau soft launching bulan Januari lalu, para santri di lingkungan Ponpes Nurul Iman sudah bisa mencoba sejumlah fitur antara lain, pendaftaran akun/ rekening, penambahan saldo dan fitur transaksi antar rekening santri menggunakan Kartu Santri dan unit usaha di lingkungan ponpes.

 Kini, pada tahap kedua atau grand launching fitur yang dimatangkan adalah fitur cash out/transasksi transfer dana dari  rekening aplikasi mobile fintech  (virtual account) ke akun/ rekening bank BTN Syariah dan fitur e-commerce yaitu fitur transaksi online antar virtual account para santri dan virtual account milik unit usaha yang ada di Ponpes dengan menyediakan barang/jasa diakses melalui aplikasi mobile, layanan Fintech ini juga meliputi penyediaan kartu transaksi atau sejenis uang elektronik (kartu Baitul Maal Watamwil) bagi  15.000 Santri untuk bertransaksi hanya di lingkungan mereka.

 “Saya sangat bangga dengan antusiasme para santri dalam pengembangan aplikasi fintech yang makin memudahkan mereka memaksimalkan layanan perbankan,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat perkenalan fitur baru untuk aplikasi fintech di Ponpes Nurul Iman, Bogor, Rabu (15/8).

Maryono berharap, layanan fasilitas Fintech akan mempermudah transaksi perbankan di lingkungan Yayasan Al Ashiriyyah Nurul Iman. Bank BTN juga membuka peluang bisnis dengan membuka layanan pembiayaan syariah, dan tawaran tabungan haji dan umroh bagi guru-guru, pengurus, dan wali santri Yayasan Al Ashiriyyah Nurul Iman.  Seperti yang diketahui, Yayasan Al Ashiriyyah mengayomi 15.000 santri, 15.000 wali santri, 300 guru, serta 31 unit usaha yang merupakan nasabah potensial yang siap dibidik Unit Usaha Syariah BTN.

“Aplikasi fintech berbasis syariah masih sangat jarang, dengan pengembangan aplikasi fintech oleh santri di lingkungan ponpes diharapkan dapat benar-benar bisa menjawab kebutuhan fasilitas layanan perbankan sesuai dengan syariat Islam,” kata Maryono.

Maryono menilai, pondok pesantren bisa menjadi inkubator dari pengembangan aplikasi fintech berbasis syariah. Oleh karena itu dia berharap, fitur dari aplikasi tersebut bisa dikembangkan, misalnya bisa melayani pembiayaan syariah karena pasarnya masih luas apalagi umat muslim di Indonesia jumlahnya sangat banyak. “Kompetitor pengembang aplikasi fintech syariah masih sedikit, kami harap aplikasi ini tidak hanya dinikmati para santri di Nurul Iman tapi juga masyarakat luas,” kata Maryono. Pada kesempatan yang sama, Bank BTN  juga  menyerahkan secara simbolis bantuan berupa toran air sebagai tambahan bantuan sarana dan prasarana untuk Yayasan Al Ashiriyyah. (ADR)

Advance Raih Top Brand Award 10 Kali Berturut-turut

Bisnistoday– Perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berteknologi, Advance membuktikan diri sebagai brand alat kesehatan terbaik pilihan masyarakat Indonesia. Kini, ADVANCE kembali menorehkan prestasi dengan meraih Top Brand Award 2018 pada kategori Therapy Equipment. Penghargaan ini merupakan yang ke-10 kalinya bagi ADVANCE.

“Memenangkan Top Brand Award selama 10 tahun berturut-turut menjadi kebanggaan dan prestasi tersendiri bagi kami. Ini akan menjadi motivasi bagi ADVANCE untuk terus menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan setia kami.” ucap Hendra selaku Marketing Director ADVANCE, Jakarta, 14/08.

Pencapaian ini sekaligus menjadi bukti komitmen ADVANCE untuk ikut serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. “Tanpa kita sadari, ternyata terapi pijat sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sekitar 30% karyawan pernah mengalami stress di tempat kerja. Terapi pijat bisa melancarkan sirkulasi aliran darah yang akan memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada tubuh, sehingga hormon stress bisa berkurang hingga 53%.” tambah Hendra.

Kesuksesan ADVANCE dalam meraih kesetiaan pelanggan juga tidak lepas dari kemampuan ADVANCE dalam berinovasi. Ini dibuktikan dengan adanya pembaruan produk secara konsisten dari tahun ke tahun.

“Di kuartal ketiga nanti kami akan meluncurkan lebih dari 5 produk massager baru, dimana semuanya hadir dengan model yang lebih stylish & modern. Untuk fitur produknya juga semakin lengkap, sehingga sensasi pijatannya benar-benar terasa seperti pijatan tangan.” ungkapnya.

Lanjut Hendra, bila tak ada halangan, filter air minum dan sejumlah alat-alat kesehatan lainnya itu akan meluncurkan sekitar 5 produk baru di kuartal III-2018

“Tidak hanya produk massager, kami juga akan meluncurkan produk baru di kategori water filtration. Untuk bocoran kisaran harganya sendiri akan dimulai dari Rp 2 Jutaan saja,” imbuhnya.

Lebih jauh Hendra mengatakan, inovasi yang dilakukan perusahaan dalam bentuk peluncuran produk baru merupakan upaya dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

“Seperti yang telah saya ungkapkan bahwa sebenarnya terapi pijat sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan yang rentan terkena stress. Dikarenakan mobilitas masyarakat perkotaan begitu tinggi, maka kami menghadirkan produk yang fleksibel namun tetap berkualitas, tentunya dengan harga yang sangat terjangkau,” katanya.

Tahun ini Advance tengah menggenjot penjualan untuk mengejar target pertumbuhan sebesar 18% (year on year) di penghujung tahun 2018. Hingga paruh pertama atau kuartal II-2018, Advance telah meraih 65% dari target pertumbuhan penjualan tersebut.

Hingga kuartal II-2018 pihaknya optimistis dapat meraih target penjualan yang ditetapkan. Optimisme tersebut didukung oleh penerapan strategi ekspansi dengan terus memperluas jaringan dan menambah jumlah outlet di seluruh Indonesia. “Salah satu strateginya kami bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal penambahan outlet,” ujarnya.

Strategi kerjasama menurutnya akan mempercepat strategi perluasan jaringan pemasaran. Karena itu menurutnya pihaknya yakin dapat membuka sedikitnya 40 outlet baru hingga akhir tahun 2018.dw

JUARA DUNIA KARATE BERLABUH KE HASNUR GROUP

BISNISTODAY.COM, Jakarta-Keinginan Fauzan, karateka asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang belum lama ini berhasil memenangi Kejuaraan Dunia Karate Tradisional 28-29 Desember 2017 di Praha, Republik Ceko untuk melanjutkan studi, akhirnya bisa terwujud. Pemuda berusia 21 tahun itu memperoleh beasiswa untuk kuliah di Politeknik Hasnur, perguruan tinggi milik Yayasan Hasnur Centre. Sebelumnya, Fauzan sempat tidak meneruskan pendidikannya setamat bangku sekolah menengah atas, tiga tahun yang lalu.

Kepastian itu setelah Ojan, panggilan akrab Fauzan, menandatangani surat perjanjian kerja yang ditawarkan Hasnur Group kepadanya, Jumat (10/08/2018) sore. “Syukur alhamdulillah, saya bisa melanjutkan studi dan terus berusaha meraih prestasi di olahraga yang saya tekuni,” ujar Fauzan, seraya mengatakan keputusannya ini direstui kedua orangtuanya serta mendapat dukungan pula dari sang pelatih, Mustafa.

 Komisaris Hasnur Group, Hasnuryadi Sulaiman, mengatakan grup usaha asal Banua (sebutan populer Kalimantan Selatan,red) yang didirikan oleh almarhum Haji Abdussamad Sulaiman HB ini menaruh perhatian tinggi terhadap bidang keolahragaan. “Tidak hanya sepakbola, tapi juga cabang-cabang olahraga lainnya. Karena lewat olahraga kita juga bisa mewujudkan kebanggaan Banua,” tegas anggota DPR RI yang kini juga menjadi Manager klub sepakbola PS Barito Putera tersebut.

Karenanya, saat mendapat kabar keberhasilan Fauzan mengibarkan bendera Merah Putih di ajang kejuaraan dunia karate di Praha, pada akhir Juli lalu pimpinan Hasnur Group mengundang Fauzan ke Jakarta untuk beraudiensi di Kantor Pusat Hasnur Group. Gayung bersambut, Fauzan menerima tawaran yang disampaikan manajemen Hasnur Group.

 Terhitung per 1 September 2018, Fauzan resmi bergabung dengan PT Hasnur Media Citra, salah satu perusahaan di dalam Hasnur Group. Pada saat bersamaan, Fauzan juga tercatat sebagai mahasiswa Politeknik Hasnur. Program studi yang dipilih pemuda itu yakni Budi Daya Tanaman. Fauzan menerima beasiswa penuh dari Hasnur Group hingga lulus kuliah.

 Selama melanjutkan studinya, Fauzan tetap diberikan kesempatan untuk menekuni beladiri karate dan terus mengejar prestasi demi prestasi. “Semoga apa yang kami lakukan ini bisa menambah motivasi Fauzan untuk terus berprestasi dan menjadi kebanggaan Banua. Dan, mudah-mudahan juga keberhasilan yang diraih Fauzan ini akan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya,” harap Hasnuryadi Sulaiman.

 Sesuai agenda, Fauzan juga diundang hadir pada saat laga PS Barito Putera versus Persebaya Surabaya di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Minggu (12/08/2018) sore. Laga tersebut juga akan dihadiri Hasnuryadi Sulaiman dan jajaran pimpinan Hasnur Group. Kormen

Hadirkan 5G di Asian Games, Telkomsel Buktikan Indonesia Mampu Hadirkan Teknologi Terkini Industri Telekomunikasi

 

BISNISTODAY.COM, Jakarta-Sebagai operator telekomunikasi terbesar dan ternama di Indonesia, Telkomsel selalu menggembangkan layanan kepada masyarakat. Salah satu layanan tengah diuji coba serta diperkenalkan Telkomsel pada perhelatan Asian Games 2018 adalah 5G.

Dengan diperkenalkannya layanan 5G di Telkomsel 5G Experience Center pada ajang Asian Games 2018, membuktikan bahwa Telkomsel merupakan operator telekomunikasi pertama dan satu-satunya yang mampu menghadirkan pengalaman 5G di Indonesia.

 Adapun peresmiannya 5G Telkomsel 5G Experience Center ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan, sebagai operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, Telkomsel akan selalu menghadirkan layanan telekomunikasi terkini yang nantinya akan menjadi trend teknologi telekomunikasi mendatang.

Melalui teknologi 5G, Telkomsel berharap dapat mendukung kemajuan bangsa dengan menghadirkan teknologi revolusioner yang dapat merubah cara hidup masyarakat sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara nyata. Sehingga dengan produktivitas dan efisiensi tersebut dapat mendukung perekonomian nasional.

“Bagi masyarakat yang ingin merasakan kecanggihan layanan 5G dapat datang ke Telkomsel 5G Experience Center yang ada di perhelatan Asian Games 2018 di  Gelora Bung Karno – Senayan, Jakarta. Masyarakat dapat mengenal dan merasakan langsung implementasi dari teknologi revolusioner melalui berbagai perangkat yang dilengkapi dengan teknologi 5G seperti Live Streaming, Football 2020, Future Driving, Cycling Everywhere dan Autonomous Bus,” terang Ririek.

Ririek berharap seluruh perangkat yang terdapat pada ‘Telkomsel 5G Experience Center’ dapat mengedukasi pengunjung secara langsung tentang manfaat dan keunggulan dari teknologi 5G di masa yang akan datang seperti high speed data rate, lower latency, geo-tagging, dan autonomous driving.

Sementara itu Edward Ying Siew Heng Direktur Planning and Transformation Telkomsel mengatakan dengan layanan 5G ini masyarakat dapat merasakan cepatnya akses mobile internet dengan latency kurang 1ms.

Dengan kecepatan yang tinggi dan latency kurang 1ms, Edward optimis layanan 5G dapat memberikan manfaat yang lebih besar tak hanya kepada industri telekomunikasi saja. Tetapi juga ke industri lainnya seperti kedokteran, pemerintahan, IOT dan lifestyle.

“Dengan hadirnya layanan 5G Telkomsel berharap kelak dapat mendukung program pemerintah  yaitu program industri 4.0. Dengan Telkomsel yang melakukan uji coba layanan 5G di Asian Games 2018 membuktikan kepada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia sudah siap menerima dan memanfaatkan teknologi terkini di industri telekomunikasi,”terang Edward.

Untuk mendukung terwujudnya layanan 5G di Asian Games 2018, Telkomsel membangun BTS 5G Indoor dan Outdoor dengan menggunakan spektrum 28Ghz yang mampu menghasilkan speed hingga 16Gbps, low latency hingga 1ms, kecepatan dan kapasitas yang lebih besar  dan melesat dari generasi sebelumnya. (RUS)

Pembangunan Infrastruktur di Papua, Menjawab Asa Keadilan Sosial

Oleh Nicolaas E. Kuahaty
Penulis adalah Pengamat Kebijakan Infrastruktur dan Kandidat
Doktor Studi Kebijakan UGM

“Ini tentang keadilan sosial,” sebuah jawaban tegas dan lugas Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada saat membuka acara Kongres GMNI Tahun 2017 di Manado, Sulawesi Utara. Presiden Jokowi, saat itu, ditanya seputar gencarnya perhatian pemerintah saat ini, dalam membangun Papua, terutama pembangunan infarstruktur jalan di pedalaman Papua atau lebih dikenal dengan trans Papua.

Patut dipahami, perhatian pemerintah saat ini untuk Papua dilatarbelakangi ketimpangan yang sangat lebar dalam berbagai aspek sosial ekonomi dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Ketimpangan tersebut merupakan dampak tidak meratanya pembangunan infrastruktur terutama di Papua. Pembangunan infrastruktur lebih diprioritaskan pada wilayah barat Indonesia seperti di pulau Jawa. Sementara di Papua pembangunan infrastruktur lebih diprioritaskan pada ibukota pemerintahan propinsi dan atau kabupaten sebagai pusat pertumbuhan.

Paradigma pendekatan pembangunan centris pada daerah pertumbuhan diharapkan akan memberikan trickle down effect terhadap daerah belakangnya (pheripery) ternyata jauh dari harapan. Justru melahirkan ketimpangan yang semakin lebar yang di tandai dengan kemiskinan yang tinggi. Data BPS tahun 2016 menunjukan secara nasional kemiskinan di Papua dan Papua Barat menempati peringkat teratas daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Di mana peringkat pertama Propinsi Papua sebesar 28,40 % (914,9 ribu jiwa) dan peringkat kedua Propinsi Papua Barat 24,88% (223,6 ribu jiwa). Secara khusus kabupaten Kaimana yang menjadi lokus penelitian ini memiliki tingkat kemiskinan sebesar 18,60 % dimana kemiskinan terbesar berada di desa yaitu sebesar 37,94 % dan kota sebesar 5,68% (BPS Kaimana, 2014). Itu berarti terdapat hampir 38 orang miskin dari 100 orang penduduk yang tinggal di pedesaan.

Keterisolasian wilayah menjadi faktor utama memengaruhi kondisi kemiskinan di Papua. Chambers (1998) menyebutkan salah satu dimensi penting yang ikut memengaruhi kemiskinan adalah keterisolasian secara geografis maupun sosiologis. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih dan listrik. Kondisi geografis dalam konteks pembangunanan wilayah dapat dianggap sebagai kondisi yang ikut memengaruhi dengan topografi lereng yang ekstrim dengan densitas penduduk rendah. Selain itu, keterbatasan infrastruktur jalan sebagai penunjang aksesibilitas dalam pergerakan orang, barang dan jasa menyebabkan penduduk khususnya yang berada di daerah pedalaman atau yang berada dikawasan belakang sulit keluar dari problem sosial ekonomi tersebut.

Menurut Kasiyanto (1996) bahwa jumlah penduduk di kampung-kampung di Papua sangat tipis, sehingga pemerintah rugi besar kalau mengalokasikan dana besar untuk pembangunan jalan. Sebaiknya alokasi dana besar tersebut diarahkan ke kebutuhan lain yang lebih mendesak dalam wujud bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Masyarakat, Bantuan Beras Miskin(Raskin) bertujuan peningkatan taraf hidup masyarakat dimana masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangan dan meningkatnya uang beredar dikampung melalui kegiatan yang direncanakan dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat. Namun penulis mengamati, program ini hanya menolong masyarakat untuk jangka pendek bahkan berdampak pada ketergantungan terhadap bantuan sosial dan tidak menolong masyarakat mandiri.

Persoalan Aksesibelitas Penduduk

Untuk itu kebijakan pembangunan haruslah diarahkan untuk mendorong masyarakat mandiri dan bersifat jangka panjang. Infrastruktur jalan merupakan salah satu prasarana yang vital dalam upaya meningkatkan pembangunan wilayah dan memperbaiki kesejahteraan rakyat, khususnya bagi penduduk di wilayah perdesaan.

Tersedianya jaringan jalan di perdesaan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, serta dibangun pada lokasi yang tepat, akan mampu meningkatkan aksesibilitas penduduk di wilayah yang bersangkutan terhadap prasarana dan sarana dasar, sosial, dan ekonomi yang dibutuhkan. Meningkatnya aksesibilitas memberikan peluang yang lebih besar bagi penduduk perdesaan untuk menjalankan beragam aktivitas sosial dan ekonomi untuk memperbaiki kesejahteraannya.

Misalnya, kawasan pedalaman Mairasi, yang merupakan salah satu wilayah di kabupaten Kaimana yang berada pada kawasan belakang (pheripery) dan masih terisolasi. Kondisi ketidakberdayaan mengakses pasar menjadikan penduduk kawasan tersebut hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (makan) belum melakukan kegiatan dalam skala ekonomi atau econnomic of scale. Kawasan ini sangat potensial dengan sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi seperti pala,kopi, kulit kayu masohi dan lawang namun belum dapat dieksploitasi secara maksimal.

Sepertinya rasa keadilan masih jauh dari keberadaan penduduk kawasan pedalaman Mairasi. Pembangunan jalan merupakan bentuk pemerataan untuk memperkecil ketimpangan sosial ekonomi yang dialami penduduk di kawasan pedesaan. Padahal, pembangunan jalan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sosial ekonomi penduduk kawasan pedesaan Mairasi sebagai wujud keadilan sosial. Di mana keadilan sosial diindikasikan dengan kemudahan akses pendidikan, akses kesehatan, akses ke pasar dan akses perbankan. Karena dalam jangka panjang perbaikan aksesibiltas melalui pembangunan jalan akan berdampak pada pembangunan manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan paritas daya beli yang pada gilirannya akan memperkecil ketimpangan.

Jadi, penduduk kawasan perdesaan akan sulit keluar dari lingkaran setan kemiskinan seperti kata Ragnar Nurkse (dalam Kuntjoro,1997), adanya keterbelakangan, ketidaksempumaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya (lihat Gambar 1 )

Untuk itu dibutuhkan sebuah tindakan revolusioner berupa investasi sosial yang berdampak ekonomi melalui pembangunan infrastruktur jalan. Jalan menjadi pengungkit (levarege) terhadap problem sosial ekonomi penduduk di kawasan pedesaan. Pertanyaan mendasar bagi penduduk kawasan pedesaan dengan ciri pertanian yang potensial. Bagaimana cara penduduk dapat meningkatkan produktivitasnya. Jika pola angkut hasil produksi dan kebutuhan barang jasa lainnya masih menggunakan pola angkut tradisionil menggunakan orang atau hewan, maka tidak akan pernah mereka keluar dari lingkaran setan kemiskinanan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Amarta Sen (1981) bahwa, penyebab dari langgengnya kemiskinan, ketidakberdayaan, maupun keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Dalam hal ini, kemiskinan diakibatkan oleh keterbatasan akses. Masyarakat dibatasi pilihanya dalam menentukan keberlangsungan untuk kehidupannya. Apabila manusia dibatasi dan tidak diberikan akses maka itu artinya manusia hanya melakukan apa yang terpaksa dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan. atas dasar hal itu, maka potensi untuk mengembangkan hidup menjadi terhambat dan pada akhirnya menimbulkan kontribusi untuk menciptakan kesejahteraan bersama yang lebih kecil.

Dengan demikian, kebijakan pembangunan infrastruktur jalan sebagai wujud perbaikan aksesibilitas telah berdampak siginifikan terhadap perubahan sosial ekonomi penduduk kawasan pedesaan Papua, yaitu pada akses pendidikan, akses kesehatan, akses ke pasar dan akses perbankan. Perbaikan tersebut sekaligus memastikan bahwa telah terjadi pengurangan ketimpangan terhadap penduduk kawasan pedesaan di Papua yang diindikasikan dengan makin meningkatnya penduduk usia sekolah melanjutkan pendidikan lanjutan ke kota, selain itu penduduk lebih mudah mengakses pelayanan kesehatan baik yang ada di kampung maupun untuk penanganan penyakit yang membutuhkan tingkat pelayanan yang lebih tinggi di kota.

Kemudahan akses ke pasar, membuat penduduk dapat meningkatkan aktivitas jual beli, bahkan akses perbankan semakin meningkat. Perubahan sosial ekonomi tersebut berhubungan dengan pembangunan manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan paritas daya beli. Jalan merupakan perwujudan dari keadilan sosial. Jalan mampu mengubah pola perpindahan orang barang dan jasa, dari pola tradisionil menggunakan manusia dan hewan sebagai alat transportasi ke pola modern menggunakan alat angkut bermesin. Dengan demikian pembangunan jalan di kawasan pedesaan Mairasi merupakan urat nadi sosial, urat nadi ekonomi, dan sebagai jembatan ideologis dalam pemenuhan asas keadilan sosial.

 

 

ANUGERAH BUMN 2018 GCG BTN DINILAI JADI YANG TERBAIK

 

BISNISTODAY.COM, JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meraih peringkat pertama untuk kategori The Best GCG atau Tata Kelola Perusahaan Terbaik BUMN Terbuka dalam ajang Anugerah BUMN 2018. Bank BTN dinilai telah berhasil menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan melebihi BUMN Terbuka lainnya. Selain menyabet The Best GCG, dalam ajang tersebut BTN juga meraih penghargaan Pengembangan Talenta Terbaik  dan The Best CEO untuk kategori Driving Execution.

 “Penghargaan ini membuktikan bahwa proses transformasi yang kami lakukan berhasil. Ini menjadi pemicu semua jajaran BTN baik karyawan dan manajemen untuk bekerja lebih baik lagi,” ujar Direktur BTN R. Mahelan Prabantarikso usai menerima penghargaan Anugerah BUMN 2018 di Jakarta, Kamis (9/8) malam.

Mahelan mengatakan, tata kelola di BTN itu merupakan satu program integreted GRC yang harus dilakukan mulai dari level atas sampai bawah dan itu implementasinya terus dievaluasi. “Implementasi GCG tersebut kami bungkus dengan transformasi yang mencakup infrastruktur, people dan bisnis,” katanya. Menurut Mahelan, infrastruktur yang dibenahi salah satunya adalah tata kelola bagaimana sebuah perusahaan berjalan dengan baik dan bertransformasi secara cepat serta berkembang menjadi lebih luas.  Dari sisi tata kelola governance, yang BTN lakukan adalah bagaimana ketentuan-ketentuan itu dibenahi kembali, kemudian yang sudah diatur harus diimplementasikan. 

“Khusus yang untuk GCG yang dari tataran atas sampai bawah itu Bank BTN sudah mendapatkan evalusi Rangking Asean (Asean CG Score). Di Indonesia, BTN saat ini masuk rangking ketiga dengan Nilai lebih dari 105. Ini peluang GCG Bank BTN masuk ke dalam TOP 50 Company in Asean yang diikuti oleh enam negara, dimana tiap negara itu ada 100 perusahaan terbuka yang ikut,” papar Mahelan.

Mahelan menambahkan untuk mempertahankan sebagai perusahaan dengan kualitas terbaik, BTN menetapkan hasil yang harus berkelanjutan baik dari bisnis, infrastuktur dan sumber daya manusia. Dari sisi bisnis sebagai bank yang fokus pada sektor pembiayaan perumahan, pertumbuhan kinerja Bank BTN lebih tinggi di atas rata-rata. Ini terlihat selama empat tahun pertumbuhan perseroan 7% hingga 9% di atas rata-rata industri. “Kemudian dari sisi SDM Bank BTN memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkarir seluas-luasnya,” jelasnya.

Sementara itu terkait dengan raihan penghargaan BTN sebagai Talenta Terbaik, lanjut Mahelan, hal ini dilihat dari BTN memberikan banyak kesempatan kepada yang muda, dimana 70% pegawai perseroan di bawah usia 30 tahun. “Ini dinilai sebagai sebuah investasi yang berani dari perseroan yang dinahkodai oleh Bapak Maryono sebagai CEO, dan ini dipandang suatu hal yang berani,” katanya.

Sedangkan untuk penghargaan sebagai Driving Execution, Mahelan menuturkan, lebih dinilai dari hasil yang telah dicapai perseroan melalui kinerja keuangan. Secara umum hasil yang diraih Bank BTN sepanjang 2017, dimana salah satunya harga saham meningkat 115%, paling tinggi diantara bank BUMN dengan status perseroan terbuka, karena itu dari capaian-capaian ini disampaikan bahwa implementasi yang BTN lakukan sudah benar dan targetnya tercapai.        

Anugerah BUMN Award merupakan ajang untuk mengapresiasi kontribusi BUMN yang telah menunjukkan kinerja unggul serta mampu berdaya saing di tingkat nasional dan global, sekaligus mendorong pertumbuhan tata kelola BUMN yang semakin governance. Event ini juga mengapresiasi kepemimpinan CEO BUMN yang mampu memperkuat kinerja korporasi sekaligus mengkonsolidasi SDM yang kompetitif dan berdaya saing kuat di level internasional. Adapun kriteria penilaian Anugerah BUMN 2018 terfokus pada kinerja usaha, kinerja keuangan, kinerja kepemimpinan dan tata kelola perusahaan sepanjang tahun  2017. Selain kinerja korporasi, dipilih pula pemenang CEO terbaik dari BUMN dan anak usaha BUMN. Proses penjurian berlangsung tiga tahap, berupa seleksi kuesioner, presentasi pendalaman materi kuesioner di hadapan Dewan Juri serta wawancara CEO. (adr)

Berita Foto: Wika Gedung Raih Predikat Inovasi Bisnis Terbaik dalam ajang Anugerah BUMN Award ke-7

(BISNISTODAY.COM)-Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) Nariman Prasetyo menerima  penghargaan Anugerah BUMN Award 2018 yang  disampaikan oleh Managing Director LM FEB UI Toto Pranoto di Hotel JW Marriot Jakarta, Kamis (9/8).

Kali ini, WEGE meraih predikat Inovasi Bisnis Terbaik dalam ajang Anugerah BUMN Award ke-7.

Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap Kinerja BUMN dan Anak Perusahaan  BUMN berdasarkan pada   kinerja usaha, kinerja keuangan, kinerja kepemimpinan dan tata kelola perusahaan sepanjang tahun 2017. (kormen)