Jurus Tapisi Mengangkat Menu Lokal Menjadi Investasi Seksi

Bisnistoday.com, Jakarta-Industri waralaba (franchise) sepanjang 2019 ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 10% Yoy dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan tahun lalu yang hanya mencapai 5 sampai 6% saja.
Hal itu disampaikan Andrew Nugroho, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) beberapa waktu lalu di hadapan para pelaku industri franchise di Jakarta. Lebih rinci ia mengatakan, sumbangsih terbesar dari pertumbuhan industri franchise sendiri berasal dari usaha kuliner atau food and beverage (FnB).
Termasuk kuliner yang berasal dari dalam negeri atau lokal. Saat ini Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali pasca berakhirnya Pemilu 2019 pada bulan April lalu. Tak hanya brand waralaba dalam negeri yang menggeliat, brand asal negara lain juga tumbuh subur di Indonesia.
Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) mencatat ada sekitar 2.000 merek dagang yang diwaralabakan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebanyak 35% merupakan merek waralaba asal luar negeri dan sebanyak 65% adalah merek waralaba lokal. (kontan.co.id)
Meskipun lebih banyak yang lokal, namun WALI melihat soal kreativitas masih perlu ditingkatkan lagi agar mampu bersaing dengan asing. “Saya selalu menghimbau pelaku usaha brand lokal untuk terus berinovasi dan kreatif. Justru hadirnya brand waralaba asing ini buat pembelajaran, kita ambil sistem yang baik dari mereka,” ujar Levita Supit, Ketua Umum Wali sekaligus Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Waralaba, Lisensi dan Kemitraan.
Brand Lokal Harus Siap Bersaing
Salah satu pemain franchise kuliner asli lokal yang tengah berkembang adalah TAPISI. Sebagai usaha perintis dalam budaya camilan di Indonesia, TAPISI membawa suasana dan konsep modern dan merevolusi model bisnis gerobak menjadi lebih menarik dan mengutamakan higienitas.
“Pada dasarnya Kami memiliki tujuan merevitalisasi budaya kuliner tradisional indonesia serta membuatnya lebih terjangkau oleh masyarakat umum. Baik mereka konsumen maupun peminat usaha,” ujar Akbar Temuyyin Sani, Founder TAPISI.
Dengan misi menjadi raja camilan dan gorengan Indonesia yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara proposional, pria lulusan Sarjana Perhotelan (Bachelor Of Science in Business Administration) Hawaii Pacific University, Hawaii, USA ini siap mengangkat kuliner khas Indonesia semakin berkembang dan meningkat.
Secara menu, yang ditawarkan TAPISI adalah panganan sehari-hari yang mudah dijumpai yakni Tahu, Pisang dan Singkong sehingga jika disingkat menjadi TAPISI. Dengan beragam varian rasa seperti Pisang goreng dengan topping keju dan cokelat, singkong topping keju/ cokelat serta tahu goreng balado/ barbeque, TAPISI akan menjadi pilihan camilan terbaik masyarakat.
Dari sisi bisnis sendiri, TAPISI memiliki konsep kemitraan yang menjanjikan dengan puluhan mitra di berbagai wilayah Indonesia.
“TAPISI ingin menghidupkan tradisi pedagang gerobak makanan di Indonesia. Kami memberi kesempatan bagi kaum millennial untuk mempertahankan dan menambah pendapatan mereka melalui produk TAPISI-nya sendiri disertai dengan merek, peralatan masak yang modern dan produk bervariasi,” imbuh pemilik sejumlah restoran ini.
Ia pun memiliki ambisi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan membuka peluang usaha seluas-luasnya bagi para calon mitra TAPISI di seluruh wilayah Indonesia dan manca negara.

Hadir Dengan Inovasi Terkini, Marizafoods Raih Penghargaan Pertama di Indonesia
Tahun 2020 Diprediksi Akan Menjadi Tahun yang Menantang Bagi Industri Properti
Bisnistoday.com, Jakarta-Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk mendorong pembiayaan properti di tengah ancaman perlambatan ekonomi nasional dan ancaman resesi ekonomi global, namun sejumlah peluang juga menghadang karena sektor properti diprediksi masih menggeliat karena sejumlah insentif yang diberikan Pemerintah, mulai dari kuota bantuan pembiayaan perumahan, insentif perpajakan hingga penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan pelonggaran Loan to Value atau LTV yang meringankan uang muka yang wajib disetor konsumen untuk mengakses KPR.
“Perbankan pada umumnya bersikap lebih hati-hati dalam menghadapi tahun 2020 karena masih ada tantangan likuiditas dan tekanan dari kredit bermasalah sehingga laju pertumbuhan kredit termasuk untuk sektor properti kami proyeksikan hanya akan tumbuh single digit,” kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nixon L.P Napitupulu di acara Seminar Property Outlook 2020 yang digelar Bank BTN menyambut HUT KPR ke 43 di Jakarta, Selasa (10/12).
Nixon menilai, pertumbuhan kredit properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi maupun non subsidi, serta kredit agunan rumah dan kredit pembangunan rumah akan tumbuh single digit karena sejumlah faktor, diantaranya anggaran pemerintah untuk subsidi perumahan yang terbatas.
Seperti duketahui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyatakan, APBN menganggarkan Rp 11 triliun untuk memfasilitasi subsidi pembiayan 102.500 unit pada tahun 2020. Jumlah unit rumah yang dapat mendapat subsidi tersebut lebih rendah dari tahun 2018 yang sebesar 280.000 unit dan tahun 2019 yang mencapai 162.000 unit.
“Pembiayaan perumahan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penyediaan perumahan, saat ini APBN memberikan porsi yang tidak banyak atau kurang dari 2% jadi pertumbuhan KPR subsidi sangat terkatrol dengan APBN namun ke depan, kehadiran BP Tabungan Perumahan Rakyat bisa menjadi harapan bagi industri properti,” kata Nixon.
Meski alokasi APBN tidak selalu meningkat, namun kontribusi Bank BTN terhadap Program Sejuta Rumah tetap tinggi, tegasnya.
Berdasarkan catatan Bank BTN, sejak tahun 2015 ketika program tersebut bergulir, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan untuk sekitar 3,10 juta unit, baik berbentuk KPR subsidi maupun non subsidi.
Kendati pertumbuhan KPR subsidi akan berkontraksi, Nixon menilai peluang KPR untuk tetap tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit masih sangat besar khususnya di segmen KPR Non Subsidi. Pada ceruk ini, KPR non subsidi bisa tumbuh di kisaran 10-12% atau menyamai pertumbuhan kredit secara umum yang dipatok oleh Bank Indonesia pada tahun 2020 karena banyak faktor yang mendukung.
Nixon menjabarkan, ada empat faktor utama. Pertama, tumbuhnya kelas emerging affluent, yang diperkirakan mencapai kurang lebih 125 juta orang pada tahun 2020 dan memiliki daya beli yang besar. Dimana mayoritasnya diprediksi adalah generasi milenial.
Kedua, penerapan pelonggaran LTV oleh BI yang berlaku mulai Desember 2020 kemungkinan akan berdampak pada tahun 2020.
Ketiga adalah akan selesainya proyek-proyek infrastruktur khususnya yang terkait transportasi yang akan meningkatkan permintaan perumahan di kawasan Transit Oriented Development atau TOD.
Sementara faktor yang terakhir adalah insentif perpajakan yang diberikan Kementerian Keuangan terkait pajak pertambahan nilai atau PPN. Insentif tersebut adalah peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana sesuai daerahnya, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, peningkatan batasan hunian mewah yang dikenakan PPh dan PPnBM dari Rp 5 miliar atau Rp 10 miliar menjadi Rp 30 miliar dan penurunan tarif PPh Pasal 22 atas hunian mewah dari tarif 5% menjadi 1% serta, simplifikasi prosedur PPh penjualan tanah atau bangunan dari 15 hari menjadi 3 hari.
“Bersaing di ceruk KPR Non subsidi sangat ketat, karena kita bersaing dari sisi cost of fund, untuk itu Bank BTN akan meraih sumber pendanaan jangka panjang sekitar 15 tahun atau lebih sehingga dapat membuat skema KPR yang cicilannya makin terjangkau,” kata Nixon.
Selain mempersiapkan pendanaan jangka panjang yang mumpuni, Bank BTN juga akan meracik program KPR baru yang akan memperkuat segmen bisnis BTN yang lain seperti tabungan, dan transaksi perbankan.
“Generasi milenial menjadi sasaran utama, namun bukan berarti kita tidak menggali potensi di generasi lain, karena kami akan menggunakan Big Data Analytic untuk meracik produk atau layanan perbankan yang sesuai dengan karakter nasabah kami, baik KPR atau non KPR,” kata Nixon.
Proyeksi pertumbuhan pembiayaan perumahan tahun 2020, tidak lepas dari kinerja tahun 2019 lalu. Nixon menjelaskan beberapa hal terkait adanya tren penurunan Indeks Harga Perumahan atau House Price Index BTN hasil riset dari Housing Finance Center (HFC) Bank BTN.
Per September 2019, HPI BTN secara nasional tercatat sebesar 167,19 dan mencetak angka pertumbuhan hanya sebesar 5,74% terendah dalam lima tahun terakhir, 4 tahun sebelumnya dalam periode yang sama, HPI mencetak pertumbuhan sebesar 7,26% pada tahun 2018, 6,74% pada tahun 2017 dan 9,75% pada tahun 2016 dan 13,34% pada tahun 2015.
Mau Liburan Nyaman? Ini Dia Tips Dari ADVANCE
SPEKTRA Meriah Hadir di Jakarta
Sosialisasi Bursa Berjangka, Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019 Diselenggarkan
Bisnistoday-Perusahaan Pialang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), PT Mentari Mulia Berjangka menggelar seminar bertajuk “Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019” di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (5/12/2019).
WanaArtha DPLK Sebagai Solusi Perencanaan Hari Tua Bagi Individu dan Perusahaan
Bisnistoday.com, Jakarta-PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau yang lebih dikenal dengan WanaArtha Life meluncurkan WanaArtha DPLK sebagai solusi untuk merencanakan hari tua bagi peserta individu maupun perusahaan kepada karyawannya.
Acara peluncuran ini ditandai dengan prosesi peletakan totem yang membentuk logo WanaArtha oleh Management WanaArtaha Life yaitu: Bapak Yanes Y. Matulatuwa selaku Direktur Utama WanaArtha Life, Bapak Sugiharto selaku Komisaris Independen WanaArtha Life, Bapak Rezananta F. Pietruschka selaku Chief Marketing Officer WanaArtha Life di Hotel Raffles, Jakarta.
Di Indonesia jumlah karyawan yang telah mengikuti program pensiun masih terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Menurut laporan OJK tahun 2017, penetrasi lembaga dana pensiun di masyarakat kurang dari 6% dari seluruh jumlah karyawan di Indonesia, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menyiapkan dana pensiun untuk hari tua.
WanaArtha Life berkomitmen untuk ikut serta bersama pemerintah dan industri meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mempersiapan dana pensiun sejak dini.
Dengan menyisihkan sebagian penghasilan perbulan untuk mengikuti program dana pensiun, melalui WanaArtha DPLK, kami yakin akan mewujudkan masa pensiun yang sejahtera.
“Kami berkomitmen untuk ikut serta meningkatkan edukasi kepada masyarkat untuk lebih sadar akan pentingnya mempersiapkan hari tua melalui WanaArtha DPLK. Kami terus berusaha mewujudkan terciptanya kesejahteraan bagi karyawan yang telah bekerja untuk Perusahaan hingga memasuki masa pensiunya.” Ucap Yanes Y. Matulatuwa, Direktur Utama WanaArtha Life.
WanaArtha DPLK dirancang untuk membantu karyawan dan perusahaan merencanakan masa pensiun dengan lebih bijaksana. Ada tiga manfaat utama mengikuti program WanaArtha DPLK.
Pertama, mempersiapkan masa pensiun bagi karyawan dengan nyaman. Kedua, memastikan adanya kesinambungan penghasilan saat karyawan menjalani pensiun. Dan ketiga, menjadi salah satu program Perusahaan untuk mensejahterakan karyawannya.
Selain itu bagi karyawan itu sendiri program WanaArtha DPLK bisa menjadi jaminan penghasilan secara berkala saat menjalani masa pensiun, sehingga mewujudkan masa pensiun yang aman dan nyaman.
WanaArtha Life tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dan melakukan inovasi-inovasi terutama yang berbasis digital. Sesuai dengan salah satu nila-nilai yang kami anut yaitu: Service Excellent (pelayanan yang unggul) yang kami pegang teguh dalam setiap tindakan dan keputusan Perusahaan.
Kami percaya dengan melayani nasabah menjadikan WanaArtha Life semakin kuat di pasar asuransi Indonesia.
Upaya Bekasi Fajar Estate Memulihkan Kerusakan Hutan dan Lahan
Bisnistoday.com, Bekasi-PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk.(“BEST”) telah melakukan kegiatan penanaman mangrove melalui wadah MM2100 Peduli, sinergi dengan PT Megalopolis Manunggal Industrial Development (MMID) dan keikutsertaan para tenant dari Kawasan Industri MM2100.
Kegiatan ini juga dilakukan bekerjasama dengan Forum Pencinta Alam Kawasan Industri (FPAKI) MM2100 dan Gerakan #Savemugo Muara Gembong
Seperti diketahui Hari Menanam Pohon Nasional atau Hari Menanam Pohon Indonesia berdasarkan keputusan presiden RI Nomor 24 Tahun 2008. Sedangkan pada Desember sebagai bulan menanam nasional.
Peringatan hari menanam pohon Indonesia sebagai upaya untuk memulihkan kerusakan hutan dan lahan. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya menanam pohon.
Kegiatan CSR ini dilaksanakan setiap tahunnya sejak tahun 2015, dan lokasi penanaman tersebut di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi.
Dengan pelaksanaan penanaman mangrove yang baru saja dilaksanakan, diharapkan program CSR lainnya dapat dilaksanakan.
Bersama-sama dengan para tenant di Kawasan Industri MM2100 dan perusahaan/lembaga lainnya melalui wadah MM2100 Peduli, sehingga memberikan hasil yang lebih baik kepada masyarakat dalam jangka panjang.