DR.Wibawa Prasetya Temukan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention
DR.Wibawa Prasetya Raih Gelar Doktor Manajemen SDM dari UNJ dengan Predikat Sangat Memuaskan
Bisnistoday.com,Jakarta-Wibawa Prasetya, Dosen Fakultas Teknik Atma Jaya, berhasil meraih promosi doktor dari Universitas Negeri Jakarta. Pria Kelahiran Jogjakarta, 30 Juni 1962, itu, mengangkat disertasinya dengan judul: Pengaruh Adversity Quotient, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention.
Sidang Senat Terbuka tersebut dihadiri oleh Promotor dan Dewan Penguji, yang berlangsung di Lantai 5, Gedung Bung Hatta, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Senin (24/2/2020).
Komisi Promotor, yakni Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. Dr. Billy Tunas, M.Sc (Guru Besar Tetap Universitas Suryadarma Jakarta).
Sedangkan Dewan Penguji, terdiri dari Dr. Komarudin, M.Si, (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta); Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta); Prof. Dr. Hamidah, SE., M.Si (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta yang juga Koordinator Program Studi Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia); Dr. Budi Santoso (Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta); Dr. Henry Eryanto, M.Si (Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta); dan Prof. Dr. Masydzulhak, M.M (Guru Besar Tetap Universitas Mercu Buana).
Dalam paparannya, doktor ke-4105 UNJ ini menjelaskan, bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi jalannya suatu perusahaan. Secanggih apapun peralatan yang dimiliki perusahaan, sama sekali tidak akan menegasikan eksistensi sumber daya manusia, karena manusialah yang akan mengoperasikan peralatan yang dimiliki perusahaan.
Bahkan, sejumlah perusahaan, katanya, justru menganggap karyawan sebagai aset karena merekalah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan perusahaan tersebut.
Dalam konteks itu, perusahaan sangat berkepentingan untuk mempertahankan karyawan agar tidak terjadi turnover karyawan.
Berdasarkan penelitian, permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan saat ini adalah tingkat turnover karyawan, yang dalam penelitian Wibawa, diketahui mencapai 18,46 persen. Turnover, sambungnya, disebabkan banyak hal, salah satunya adalah adversity quotient (AQ).
Perdefinisi, adversity quotient adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan permasalahan, mempertanyakan mengapa dan darimana permasalahan itu timbul, mengenali dan mengetahui akibat permasalahan yang dihadapi serta bagaimana kemampuan dan ketangguhan individu dalam upaya menyelesaikan permasalahan itu.
Sementara turnover intention adalah keinginan yang timbul dari diri seorang karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan pekerjaannya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Keinginan untuk meninggalkan perusahaan nampak dalam bentuk perilaku seperti memikirkan untuk keluar, mencari alternatif pekerjaan lain, niat untuk keluar, absensi meningkat, malas bekerja, protes terhadap atasan, perilaku yang berbeda dari biasanya.
Ia menjelaskan, semakin tinggi skor adversity quotient, kepuasan kerja dan motivasi kerja, maka turnover intention semakin menurun.
Untuk menekan tingkat turnover mungkin perusahaan perlu memilih calon karyawan dengan tingkat adversity quotient yang tinggi sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja, pada akhirnya turnover intention menurun.
Akan tetapi, dalam penerimaan karyawan baru, jelas Wibawa, sebuah perusahaan kerap kali hanya mempertimbangkan Intelegence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). Padahal, fakta memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi belum tentu memilik AQ yang tinggi pula.
Faktanya, banyak orang dengan IQ dan EQ yang memadai gagal dalam mengatasi kesulitan dan hambatan, tetapi ada orang yang memiliki daya tahan dan ketekunan dalam menghadapi hambatan justru berhasil dalam kehidupannya.
DR. Wibawa Prasetya merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan suami istri, Kartono (Alm) dan Sri Soemarah. Ia Menikah dengan Dra. Ertriana Juli Astini, dan dikaruniai anak kembar laki laki yang diberi nama Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha.
DR.Wibawa Prasetya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Kristen 3, Wonosobo, Lulus Tahun 1973. Tamat dari SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun 1976. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 1980. Kemudian melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jogjakarta, lulus Sarjana Muda Hukum tahun 1984. Pada Tahun 1982, diterima sebagai mahasiswa Prodi Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada Jogjakarta dan lulus jenjang strata 1 tahun 1987.
Tahun 1989 Lulus Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Krisna Dwipayana Jakarta. Tahun 1991 melanjutkan pendidikan ke Jenjang Strata 2, Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta dan Lulus Ujian Negara Magister Manajemen tahun 1995.
Mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah III Jakarta tahun 1988 dan dipekerjakan sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia Jakarta. Tahun 1990-2010, ditugaskan di Kopertis Wilayah 3, Jakarta pada Bagian Ujian Negara.
Pada tahun 2010 sampai sekarang ditugaskan sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Matakuliah yang pernah diampu selama ini antara lain Matematika Ekonomi, Matematika Bisnis, Kalkulus 1, Kalkulus 2, Kalkulus 3 dan Kewirausahaan.
Sayang momen istimewa ini tidak dihadiri oleh sang istri Dra. Ertriana Juli Astini serta kedua putra kembarnya yakni Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha. Menurut DR Wibawa, ketiga anggota keluarganya itu sedang menjalankan tugas masing-masing.
DR. Wibawa mengaku sangat puas dengan capaian yang ia raih saat ini dan berterima kasih atas dukungan keluarga dan rekan sejawat.
Khususnya rekan sejawat dari Kampus LSPR dan Atma Jaya serta instansi di mana ia bekerja saat ini, yang hadir memberi dukungan moril kepada promovendus.
Horee! Produk Halu SiCepat, Cuma Lima Ribu
Jakarta-Setelah menjadi pelopor ‘pick up’ paket di awal tahun berdirinya yaitu tahun 2014, diikuti dengan terobosan-terobosan lainnya seperti layanan SMS resi, Pengiriman 15 Jam Sampai untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung, layanan cargo untuk berat paket minimal 5 (lima) kilogram, dan H3Lo (Heboh Tiga Kilo), kini di kuartal pertama 2020 SiCepat Ekspres menghadirkan produk terbaru yaitu HaLu (Harga Mulai Lima Ribu).
Produk HaLu (Harga Mulai Lima Ribu) ini hanya tersedia di Shopee dan beberapa e-commerce yang sudah bekerja sama dengan SICepat Ekspres.
Peluncuran produk terbaru ini dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) SiCepat Ekspres, The Kim Hai serta perwakilan dari e-commerce Shopee pada hari Selasa, 18 Februari 2020 di Lounge XXI Plaza Senayan, Jakarta Selatan.
Produk HaLu (Harga Mulai Lima Ribu) adalah tarif baru dengan harga lebih ekonomis dari harga regular SiCepat yang berlaku mulai 13 Februari 2020 dan hanya tersedia di Shopee dan beberapa platform e-commerce lainnya. The Kim Hai mengungkapkan bahwa produk HaLu ini diluncurkan untuk mengapresiasi baik seller maupun buyer yang menunjukkan antusiasme atas kualitas pengiriman SiCepat Ekspres sehingga mengalami lonjakan kenaikan paket di tahun 2019 sebesar 400%.
The Kim Hai menambahkan “Produk HaLu dapat dinikmati di Shopee dan beberapa platform e-commerce lainnya. Namun untuk kesiapan secara sistem saat ini Shopee lebih siap, sehingga kita lakukan ceremonial produk HaLu dengan Shopee”.
Terkait dengan produk HaLu yang lebih murah dari tarif reguler, SiCepat memastikan tidak akan mengurangi servis yang diberikan dan tetap akan memberikan pelayanan yang maksimal. “Komitmen kami adalah tetap memberikan service experience yang positif kepada customer dengan memberikan pelayanan yang maksimal sehingga customer yang menggunakan layanan SiCepat akan merasakan manfaatnya” tambah Kim Hai.
Beberapa program dan penawaran menarik senantiasa diluncurkan SiCepat Ekspres sebagai perwujudan perusahaan ekspedisi yang lebih dinamis, responsif dan inovatif dalam memberikan kualitas layanan dan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna jasa pengiriman barang.
SiCepat Ekspres adalah perusahaan ekspedisi yang berdiri sejak tahun 2014, dimana pengiriman 15Jam Sampai untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung serta pengiriman 1hari Sampai untuk kota besar seluruh wilayah Indonesia merupakan focus utama dalam pelayanannnya. Berbasis sistem teknologi terkini, SiCepat Ekspres mempunyai cabang dan gerai yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, mempunyai slogan Ketika Semua Jadi Mudah, dimana SiCepat Ekspres menjawab segala kebutuhan dan keinginan pelaku bisnis e-commerce.
2020, BTN Optimis Mampu Mengantisipasi Berbagai Tantangan Ekonomi
Jakarta-Bisnistoday.com, Memasuki 2020, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memilih berfokus meningkatkan kualitas bisnis dengan menggenjot kualitas kredit dan penghimpunan tabungan. Langkah prioritas tersebut diambil untuk mengantisipasi berbagai tantangan ekonomi pada tahun tikus logam ini hingga menggarap potensi-potensi bisnis yang terbuka lebar.
Direktur Finance, Planning, dan Treasury Bank BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan 2019 merupakan periode yang menantang bagi perseroan. Kewajiban untuk mempersiapkan implementasi aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 hingga pengetatan likuiditas perbankan menekan kinerja perseroan pada 2019.
Dalam rangka implementasi aturan anyar tersebut, Nixon menjelaskan perseroan telah melakukan penyesuaian kolektibilitas kredit. Penyesuaian itu, lanjutnya, turut mengerek naik rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sehingga memerlukan peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Likuiditas perbankan yang ketat pun, ujar Nixon, mengakibatkan persaingan bunga dan menyumbang kenaikan beban bunga dana perseroan.
Menurut Nixon, kedua faktor tersebut berdampak signifikan bagi profitabilitas perseroan pada 2019. “Sehingga pada tahun ini kami berfokus memperbaiki kualitas kredit dan memacu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) untuk mengantisipasi berbagai tantangan ekonomi sekaligus sebagai amunisi menggarap berbagai peluang bisnis pada 2020,” jelas Nixon di Jakarta, Minggu (16/2).
Nixon optimistis dengan adanya peningkatan CKPN, perbaikan kualitas kredit, dan likuiditas yang kuat tersebut juga akan memperkuat pondasi bisnis perseroan. “Dengan pondasi yang kuat, kami yakin dapat memacu bisnis yang berkelanjutan di 2020.”
Adapun, berbagai aksi strategis pada perbaikan kualitas kredit yang akan dilakukan emiten bersandi saham BBTN ini yakni memperbaiki proses inisiasi kredit, memperkuat collection management system, hingga mempercepat penjualan aset non-performing loan (NPL). “Dengan berbagai inisiasi tersebut, kami optimistis rasio NPL gross pada tahun ini dijaga di level 3%-3,5%.”
Nixon menuturkan upaya memperbaiki proses inisiasi kredit dieksekusi dengan mengoptimalkan regional processing center (RPC). RPC tersebut memiliki keunggulan lebih efektif karena dapat mempercepat proses namun tetap memerhatikan kualitas kredit. Upaya lain yang dilakukan yakni mengsentralisasi proses kredit komersial di bawah Rp10 miliar, mengembangkan decision engine untuk credit approval, robust scoring model, hingga automatisasi proses verifikasi dan simplifikasi dokumen.
Kemudian, aksi memperkuat collection management system akan dilakukan dengan meningkatkan early bucket dengan collection scoring. Bank BTN, lanjut Nixon, juga akan membentuk unit kerja baru untuk mempercepat penyelesaian kredit macet. Perseroan pun akan memperbaiki proses bisnis restrukturisasi kredit.
Nixon menambahkan, terkait upaya mempercepat penjualan aset NPL, BBTN pun akan terus memperluas channel penjualan. Penjualan akan dilakukan antara lain melalui portal rumah murah hingga partnership dengan e-commerce. Bank BTN pun akan mempercepat eksekusi aset NPL dan lelang melalui jalur hukum.
Di samping berbenah di sisi kualitas kredit, tahun ini BBTN juga berupaya mengembalikan hakikat perseroan sebagai bank tabungan. Opsi yang dipilih yakni dengan akselerasi di lini bisnis penghimpunan simpanan. Nixon mengatakan ada berbagai strategi yang telah diracik perseroan untuk mengakselerasi penghimpunan DPK.
Beberapa aksi yang akan dilakukan yakni meningkatkan current account and saving account (CASA) melalui penjualan produk bundling, memperbaiki model sales manajemen, menjadi bank operasional bagi nasabah institusi, hingga mengoptimalkan penggunaan digital channel perseroan.
Sementara itu, untuk menggenjot CASA, perseroan telah meluncurkan BTN Solusi, program yang memberikan solusi bagi instansi atau lembaga untuk mengelola tabungan payroll/gaji dari karyawannya sekaligus memberikan beragam manfaat yang dapat mendukung kebutuhan finansial bagi instansi dan karyawan. Aksi lainnya yakni melakukan re-aktivasi tabungan debitur yang tidak memiliki tabungan atau yang telah ditutup. Selain itu, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga meningkatkan interkoneksi SPAN BTN, sebuah program bundling pengelolaan dana pemerintah. Bank BTN juga terus mengembangkan branchless banking untuk menciptakan rantai nilai transaksi dan menabung melalui agen bank di lingkungan perumahan.
“Variasi strategi tersebut akan menjadi fokus jangka Panjang yang dimulai sejak 2020. Kami membidik DPK akan tumbuh 10%-15% pada tahun ini,” tutur Nixon.
Sasar Milenial, BTN Targetkan Rp 3 Triliun pada IPEX 2020
Bisnistoday.com, Jakarta-Kabar gembira bagi mereka yang ingin segera merealisasikan mimpinya membeli rumah impian, karena PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali menggelar Indonesia Property Expo (IPEX) pada tanggal 15 Februari hingga 23 Februari 2020 mendatang.
Pada IPEX ke 20 yang digelar di JCC, Jakarta Pusat tersebut, Bank BTN menargetkan dapat meraup ijin Prinsip KPR baik subsidi maupun non subsidi sebesar Rp 3 triliun dengan target booked sebesar Rp 1 triliun.
“Tahun ini adalah tahun yang tepat untuk membeli properti karena banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah berlangsung, uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu dan variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT, MRT,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury usai acara Pembukaan IPEX di Jakarta, Sabtu (15/20.
Pada pembukaan IPEX yang dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Prof Dr. Kyai Haji Ma’ruf Amin tersebut, Pahala juga memaparkan mengenai tantangan dan peluang properti tahun 2020.
Tahun 2019 diakui Pahala sebagai tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, karena penjualan properti mengalami penurunan. Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial Triwulan IV/2019 turun 16,33%(q to q) secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil,menengah ataupun besar.
Sementara itu, sektor properti pada tahun 2020, kata Pahala akan menjadi penuh tantangan karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta yang terbaru adalah mewabahnya virus korona di Tiongkok yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China akan ikut berdampak ke Indonesia.
Namun, Pahala optimistis sektor properti yang dikenal memiliki multiplier effect ke 170 industri turunan adalah sektor yang bertahan dan bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal tersebut. Apalagi Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dukungan yang cukup ke sektor properti antara lain antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah/ bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM). Bank Indonesia juga mendukung sektor properti lewat kebijakan moneternya, antara lain relaksasi Loan To Value dan pelonggaran Giro Wajib Minimum dan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor properti tetap tumbuh, karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP,” kata Pahala.
Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8-10 persen yang didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%.
Sementara untuk segmen KPR Subsidi, Bank berkode saham BBTN ini hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.
Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuidtas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.
Untuk mencapai target tersebut, strategi yang dijalankan Bank BTN salah satunya dengan aktif menggelar pameran yang mempertemukan konsumen dengan pengembang, seperti IPEX yang diramaikan oleh 105 pengembang. Pengembang tersebut menawarkan setidaknya ± 650 proyek hunian, mulai dari hunian tapak, vertical dengan desain minimalis dan modern berlokasi strategis, seperti di kawasan berbasis Transit Oriented Development yang tersebar di Jabodetabek yang saat ini sedang digandrungi generasi milenial.
Selain hunian yang sesuai dengan selera konsumen saat ini, Bank BTN juga menawarkan beragam promosi menarik diantaranya suku bunga KPR mulai dari 5,70% fixed rate selama 1 Tahun (subsidi bunga dari pengembang pilihan), bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000 sesuai dengan plafond kredit yang diberikan.
“Kami dalam waktu dekat akan menawarkan KPR dengan skema khusus yang dapat menangkap segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak kebagian FLPP KPR dengan skema khusus ini juga memfasilitasi pengembang rumah subsidi yang pasokannya melimpah namun sulit mendapatkan pembeli, “kata Pahala.
KPR dengan skema khusus ini akan menjadi bagian dari nilai tambah dari program bundling Bank BTN yang terbaru yaitu BTN Solusi. BTN Solusi adalah program bundling tabungan payroll dengan kemudahan kredit kepada nasabah. Nasabah dari Institusi maupun instansi yang telah bermitra dengan Bank BTN dapat menikmati suku bunga KPR dan Kredit Ringan yang terjangkau serta kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan Kredit.
Program tersebut dan skema KPR Bank BTN yang makin variatif, kata Pahala, merupakan salah satu upaya Bank BTN meningkatkan minat dan semangat masyarakat untuk menabung.
Misi tersebut sesuai dengan kampanye Bank BTN saat ini, yaitu “Ayo Punya Rumah dengan Bank Tabungan”.
“Dengan penyelenggaraan IPEX ini, kami berharap masyarakat dapat meninjau langsung properti yang ditawarkan pengembang, dari segala aspek, dari aspek harga, lokasi, kualitas bangunan, fasilitas hunian dan nilai tambah lainnya yang ditawarkan pengembang dan memanfaatkan produk KPR BTN yang sesuai dengan kemampuan konsumen,” tutup Pahala.
ADVANCE I-CHIRO GALAXY ONE, Kursi Pijat dengan Sensasi Melayang di Udara
Yayasan Enesis Indonesia Kirim Antis, Adem Sari & Masker, Ke Republik Rakyat Tiongkok dan WNI Disana
Astra Auto Fest 2020 Akan Digelar di Empat Kota
Kampanye Magnificent Borneo Diluncurkan, IFW 2020 Siap Digelar April Mendatang
Kredit Mengucur Untuk Rakyat Bank BTN Mencapai Hampir Rp 600 Triliun
Bisnistoday.com, Jakarta-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk konsisten menjadi Bank pendukung Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor properti. Selama 70 tahun Bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank melaksanakan fungsi intermediasi dengan merealisasikan pembiayaan kredit sekitar Rp595,2 triliun yang didominasi oleh kredit perumahan dan kredit pendukung perumahan. Kredit tersebut mengalir kepada hampir 5.000.000 lebih keluarga di Indonesia dari semua segmen, baik segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah hingga generasi milenial masa kini.
Khusus di sektor properti, sebagai Bank yang ditunjuk Pemerintah mengucurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, peran Bank Tabungan dalam Program Sejuta Rumah tetap dominan, dengan menguasai pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik segmen subsidi maupun non subsidi. Tak hanya itu, di tengah gejolak ekonomi dunia, Bank BTN masih bertahan di posisi ke lima sebagai Bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.
Tercatat Bank Tabungan telah menguasai pangsa pasar KPR subsidi di Indonesia lebih dari 90% (data per Desember 2019). Sementara untuk KPR secara nasional BTN menguasai lebih dari 40 % (data per September 2019).
Selama tahun 2015 hingga akhir 2019 pembangunan program sejuta rumah telah mencapai 4.800.170. Dalam periode yang sama BTN telah menyalurkan KPR baik subsidi maupun non-subsidi sebanyak 3,1 juta unit. Adapun perinciannya tahun 2015 mencapai 474.099 unit dari target 431.000 unit, tahun 2016 mencapai 595.540 unit dari target 570.000 unit, kemudian pada 2017 realisasinya sebesar 667.321 unit dari target 666.000 unit. Selanjutnya pada 2018 mencapai 757.159 unit dari target 750.000 unit dan pada tahun 2019 hingga akhir Desember 2019 telah mencapai 800.000 unit atau sesuai dengan target.
“Kami tetap konsisten dalam menggarap sektor perumahan yang memiliki multiplier effect untuk 170 industri dengan rajin berinovasi mengembangkan produk KPR yang sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini dan pro aktif dalam meracik skema KPR untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury di Jakarta, Minggu (9/2).
Menurut Pahala, perseroan akan terus merealisasikan penyaluran kredit perumahan sebagai wujud komitmen perseroan dalam mendukung Program Sejuta Rumah. “Tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif dengan mengoptimalkan big data analytic sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,” jelasnya.
Meski tahun ini pemerintah tidak lagi menganggarkan program subsidi selisih bunga, namun BTN sudah menyikapinya dengan menyiapkan model bisnis untuk menjawab tantangan pasar KPR. “Kami harus lebih memperkuat porsi KPR non-subsidi dari kalangan milenial dengan inovasi produk layanan perbankan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tegas Pahala.
Pahala optimistis, BTN masih dapat menangkap peluang di segmen properti karena masih tingginya permintaan rumah kecil serta makin maraknya sentra pertumbuhan ekonomi baru akibat pembangunan infrastruktur, perkembangan tempat wisata dan akan dibangunnya ibukota baru.
Tahun ini, menapaki dekade ke delapan, Manajemen Bank BTN memilih fokus dalam perbaikan kualitas bisnis dan pengembangan model bisnis baru yang dapat meningkatkan layanan perbankan dan produk BTN agar lebih kompetitif.
“Lima focus itu meliputi penerapan budaya perusahaan secara konsisten, peningkatan produktivitas, kualitas portofolio kredit yang sehat serta bisnis model yang kuat atas dasar penerapan risk management, digitalisasi dan otomasi. Fokus kita juga adalah memiliki basis dana atau funding yang kuat, partnership atau kemitraan khususnya dengan ekosistem di sektor perumahan sehingga dapat mempermudah, mempercepat pertumbuhan Bank BTN,” tegas Pahala.
Sementara itu dalam rangkaian acara HUT ke 70 Bank BTN telah menggelar sejumlah kegiatan diantaranya Funwalk yang diikui lebih dari 5.000 peserta yang terdiri dari karyawan BTN dan keluarga serta mitra kerja Bank BTN. Selain acara funwalk, sebelumnya Bank BTN juga menggelar acara Fun Run yang diikuti ratusan peserta yang terdiri pegawai dan mitra kerja, kemudian kompetisi olahraga sepak bola dan bowling antar pegawai BTN dan acara pencarian bakat lewat BTN Idol, serta lomba vocal grup dan band untuk meningkatkan tali silaturahmi antar seluruh pegawai BTN.
Kegiatan dalam rangka HUT BTN akan ditutup dengan olah raga sepeda bersama pegawai dan mitra mengelilingi Jakarta sejauh 70 KM yang akan diikuti oleh sekitar 1.000 peserta pecinta olah raga sepeda atau gowes.