Penyakit Diabetes Melitus (DM) menjadi persoalan serius di dunia. Tercatat sebanyak 422 juta atau 8,5 persen penyandang diabetes yang berusia 18 tahun. Indonesia sendiri berada di urutan keempat dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia dan penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia.
DM merupakan penyakit yang tidak menular tetapi menghabiskan banyak biaya bagi pasien bahkan pemerintah. Dalam jangka panjang jika tidak ditanggulangi dapat menurunkan , menyebabkan disabilitas dan kematian dini.
Banyak pula yang beranggapan bahwa penyakit ini hanya diidap orang-orang yang berusia lanjut, padahal kini usia dini bisa terkena DM. Karenanya diperlukan kerjasama baik pemerintah maupun swasta untuk menekan angka penderita DM.
Penggiat Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Depok, dr. Astrina Yulda menyatakan, DM bisa menyerang umur berapa saja. Dan perempuan memiliki tingkat risiko lebih tinggi untuk mengidap DM dibandingkan laki-laki.
“Penyakit ini sudah dapat dideteksi dari umur 18 tahun yang bertujuan dapat mengurangi risiko menjadi lebih parah. Perempuan jauh memiliki lebih banyak peluang terkena,” kata dr. Astrina saat talkshow Waspada Diabetes di Jakarta, Kamis (15/3).
Salah satu bukti nyata pencegahan DM yakni berdirinya klikik Gerai Sehat Rorotan di Jakarta Utara, untuk mengedukasi masyarakat agar lebih waspada akan penyakit DM. Klinik ini diperuntukan untuk masyarakat tidak mampu.
Gerai Sehat Rorotan sendiri merupakan kerjasama antara Dompet Dhuafa Social Enterprise dengan PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP).
Generalfairs Managet PTTEP, Afiat Djajanegara, mengatakan, PTTEP merupakan perusahaan Oil & Gas nasional Thailand yang telah melakukan kegiatan Corporate Sosial Responsibilities (CSR) diberbagai negara tempat PTTEP berada.
“Di Indonesia kami mendukung program kesehatan pemerintah dalam mencegah DM salah satunya adalah dengan deteksi dini yang digelar di Gelanggang Olahraga Kecamatan Koja Jakarta Utara saat ini. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Kami menargetkan dapat menjaring 1000 peserta untuk dapat diperiksa,” ujar Afiat.
Lanjut Afiat, pihaknya bukan tanpa asalan melakukan pemeriksaan dini di Koja Jakarta Utara, karena diindikasi daerah tersebut memiliki banyak penderita DM.
Gerai Sehat Rorotan sendiri sebenarnya sudah ada poli yang menangani DM tapi dalam merayakan ulang tahun ketiga Gerai Sehat Rorotan pihaknya ingin menjangkau lebih banyak masyarakat untuk melakukan deteksi dini DM, terutama perempuan.
Selain Jakarta, PTTEP juga melakukan CSR diberbagai daerah di Indonesia seperti halnya Sulawesi, Sumatera dan lain sebagainya.
Untuk klinik Gerai Sehat Rorotan, ungkap Afiat, PTTEP menggelontorkan dana 3.5 juta USD per tahunnya. Sedangkan di daerah Sulawesi Rp500 juta per tahunnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pemeriksaan yang dilakukan di lima kelurahan Jakarta Utara, yaitu Kalibaru, Koja, Warakas, Marunda, dan Rorotan.
“Selain dari pasien Gerai Sehat Rorotan, kami juga meminta data dari puskesmas terkait untuk mengetahui data masyarakat yang berpotensi DM. Terutama perempuan karena perempuan ternyata memiliki peluang lebih besar dalam mengidap DM,” ujar Direktur Pengembangan Usaha Sosial DD-SE, Rini Suprihartanti. Dewi