Bisnistoday- Rumah Zakat sebagai lembaga pengelola zakat, infak, sedekah, dan dana kemanusiaan, terus menyalurkan bantuan kepada yang berhak. Salah satunya adalah dengan menyalurkan daging Qurban dalam kemanasan praktis atau yang disebut dengan Superqurban. Hal ini merupakan salah satu terobosan serta inovasi terbaru dalam memberikan bantuan hingga ke pelosok daerah. 
 
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan, Superqurban adalah program optimalisasi qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang. 
 
“Superqurban ini sesuai hadist yang disampaikan oleh Aisyah, bahwa dahulu mereka biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (qurban) sehingga mereka bawa ke Madinah. Kemudian Nabi SAW bersabda: “Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari,” (HR. Bukhari-Muslim).” ungkap Nur Efendi, saat press conference di Jakarta, 10/07/19. 
 
Lanjut Nur Efendi, proses tersebut dilakukan sesuai syariah yang dicontohkan pada zaman Nabi. Hewan qurban dipilih yang sudah sesuai umur, sehat, dan tidak ada cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongannya dilakukan di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik. 
 
Diproses dengan menggunakan tehnologi tinggi, Superqurban bisa tahan hingga tiga tahun. Hal ini yang membuat Superqurban bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok Indonesia bahkan Dunia, bahkan saat di wilayah yang rawan bencana.
 
“Melalui program Superqurban Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang terkena bencana tersebut,” imbuhnya. 
 
Selama 2018 Rumah Zakat sendiri telah menyalurkan 502.521 paket Superqurban untuk 251.257 penerima manfaat. Sedangkan dari Januari hingga Juni 2019 Rumah Zakat telah menyalurkan 161.986 paket Superqurban untuk 80.993 penerima manfaat. Dengan jumlah terbanyak disalurkan di desa dan pelosok, kemudian terbanyak kedua untuk wilayah bencana. 
 
“Sementara itu di Idul Adha tahun 2019 ini Rumah Zakat menargetkan 15.000 pequrban dengan satu juta paket Superqurban untuk di distribusikan,” ujarnya.    
 
Menurut Nur dengan gizi seimbang, masyarakat desa akan memiliki energi lebih produktif, maju, dan berdaya. Demikian juga dengan masyarakat terdampak bencana. 
 
“Dalam kondisi serba terbatas karena bencana asupan pangan sumber protein sangat dibutuhkan. Terutama sebagai sumber energi bagi mereka. Disinilah Superqurban berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” ungkapnya.
 
Penyaluran bantuan pangan tidak hanya di tanah air saja, melainkan bagi para pengungsi di empat negara yang mengalami bencana perang maupun kelaparan seperti Palestina, Suriah, Myanmar, dan Bangladesh. Selama tahun 2018 – 2019 Superqurban tersalurkan bagi ribuan pengungsi tersebut.
 
“Karena praktis saat disalurkan dan tahan lama, Superqurban menjadi paket andalan dalam penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat di luar Indonesia. Dengan demikian kami berharap Superqurban benar-benar bisa menjadi solusi ketahanan pangan bagi Indonesia dan Dunia,” ungkap Nur. 
 
Inovasi Superqurban yang digulirkan sejak tahun 2000 pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak salah satunya Museum Rekor Indonesia (MURI). Menjadi pioneer dalam melakukan inovasi mengolah daging qurban menjadi kornet dan rendang, Rumah Zakat mendapatkan penghargaan sebagai Pengolah dan Pengemas Daging Qurban Pertama di indonesia dari MURI. Dewi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *