Bisnistoday- PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan transformasi dan inovasi. Khususnya di bidang Operasi & Digital Services. Beragam kecanggihan teknologi serta digitalisasi pada kerja dan produk, diterapkan BUMN tertua ini guna memajukan bisnis mereka.
Transformasi masif di berbagai lini ini menegaskan kepada publik tentang posisi Pos Indonesia yang dinamis dan di sisi lain terus meningkatkan kepuasan dan kepercayaan yang makin tinggi kepada pelanggan.
Langkah-langkah perubahan tersebut diungkapkan Direktur Operasi dan Digital Service PT Pos Indonesia (Persero), Hariadi. Perubahan dalam divisi di bawah komando Hariadi ini inheren dengan perkembangan jaman khususnya teknologi dan digitalisasi. sangat Ia bercerita langkah perubahan sudah dilakukan Pos sejak 2021. Saat itu, mereka sudah mengimplementasikan sistem baru untuk layanan jasa kurir, yakni NIPOS (new Integrated Postal System, menggantikan IPOS core system).
“Banyak hal transformasi yang sudah kita lakukan, terutama memang lebih banyak di transformasi proses dan juga transformasi teknologi. Jadi pada 2021, kami mengimplementasikan new core courier system, new integrated postal system yang kita kenal new NIPOS,” ujar Hariadi, dalam siaran persnya Jakarta, 24/11/23.
Hariadi menilai kehadiran NIPOS membuat operasi pengiriman barang Pos Indonesia menjadi lebih traceable dan realtime, sehingga memperbaiki budaya kerja di lapangan. Hal itu memberikan dampak positif untuk perbaikan Standar Waktu Penyerahan (SWP) atau SLA (service level agreement) Timeliness Delivery Pos Indonesia.
“Itu adalah sebuah core system yang memungkinkan kita punya platform yang sangat agile untuk dicustomized sesuai kebutuhan, memberikan visibilitas sangat baik untuk monitoring operasi end to end sehingga membuat kami bisa mencapai posisi SLA timeliness delivery atau kami sebut Standar Waktu Penyerahan yang saat ini layanan Same Day kami hampir 100 persen, layanan Next Day kami sudah di angka 99 persen lebih, sedangkan produk reguler kami sudah di angka 98 persen lebih. Itu sangat jauh sekali di atas market standar, 95 persen,” lanjut Hariadi.
Menurut Hariadi, operational excellence yang dilakukan Pos Indonesia tentu tidak hanya terjadi melalui digitaliasi, namun didukung oleh disiplin operasi di semua jajaran mulai dari pusat sampai ke pelaksana lapangan “Disiplin dari semua jajaran operasi, mulai dari proses collecting, processing, transportasi, dan juga distribution atau last mile. Jadi itu yang kami benahi sejak 2021, teknologi adalah enabler,” tuturnya.
Bukan hanya itu, Pos Indonesia juga melakukan perubahan pada layanan aduan pelanggan milik mereka, Customer Complaint Handling (CCH).
“Kami berhasil meningkatkan dari angka yang tadinya 60 persen, sekarang sudah di angka 99 persen,” kata Hariadi. Pos Indonesia juga mengimplementasikan universal front end (UNIFE) di bagian fronting pelanggan.
“Jadi cuma ada satu aplikasi yang akan dimiliki oleh petugas fronting kami, yang tadinya beberapa ada aplikasi sesuai portfolio bisnis di kurir, logistik dan juga jasa keuangan. Sekarang cuma ada satu aplikasi di fronting,” sambungnya.
Selain itu, Pos Indonesia juga mengembangkan satu ekosistem superapps untuk layanan digital fronting pelanggan yang diberi nama Pospay Superapps, yang merupakan penggabungan digital fronting Jasa Keuangan “Pospay” dan digital fronting Kurir “PosAja”.
Aplikasi ini akan dikembangkan terus tidak hanya untuk mewadahi Product & Service yang ada di portfolio bisnis Pos Indonesia, namun juga termasuk Anak Perusahaan dan Afiliasi, termasuk juga mitra pihak ketiga dalam upaya membangung ekosistem.
GunakanTeknologi Terbaru, Mesin Sortir Robotik dan RFID
Terbaru, langkah transformasi dan inovasi kembali diwujudkan Pos Indonesia melalui teknologi Mesin Sortir Robotik dan RFID. Kedua teknologi ini resmi diluncurkan Pos Indonesia di Sentral Pengolahan Pos (SPP) Surabaya pada Kamis, 16 November 2023.
Nantinya, mesin sortir robotik dan RFID akan digunakan Pos Indonesia dalam proses operasi pengiriman barang. Kehadiran teknologi ini merupakan upaya Pos Indonesia dalam melakukan otomatisasi proses menyortir barang-barang pengiriman.
Tujuannya, agar Pos Indonesia memiliki competitive advantage & competitive comparative di jasa pengiriman atau dikenal dengan Courier Express Parcel industry.
“Kompetitornya sangat banyak, barier to entry-nya juga rendah dan industri labor intensive atau Padat Karya. Kita ingin menjadi leader di cost competitiveness, dengan menambah kapasitas, memperbaiki kualitas kerja untuk jangka pendek dan mengantisipasi kebutuhan SDM yang semakin bertambah dan semakin mahal di jangka panjang,” jelas Direktur Operasi dan Digital Service Pos Indonesia, Hariadi.
Hariadi mengurai alasan mengapa pengunaan teknologi robotik ini mutlak dilakukan, yaitu pertama, kehadiran mesin sortir robotik ini juga diharapkan mampu menurunkan biaya sumber daya manusia (SDM) di jajaran Processing Center. Bahkan, diperkirakan bisa menurunkan biaya SDM antara 60-80 persen.
“Tergantung skalanya. Berapa banyak proses yang kita bisa bawa kemari. Yang tadinya tersebar di beberapa lokasi sorting di KCU/KC, Sebagian atau seluruh bisa dialihkan ke SPP Surabaya. Beberapa proses sudah kita tarik ke SPP Surabaya secara bertahap,” tambah Hariadi.
Alasan kedua, tujuan menerapkan mesin sortir robotik ini, yakni meningkatkan kapasitas jumlah barang yang dikirimkan. Selanjutnya, teknologi ini juga bisa menurunkan irregularitas atau penurunan salah salur.
“Selama ini sangat mungkin terjadi karena sangat mengandalkan manusia. Sekarang sudah tidak mungkin salah,” tutur Hariadi.Selain Surabaya, Pos Indonesia juga akan menerapkan teknologi mesin sortir robotik dan RFID di Jakarta pada Desember 2023. Ia pun mengungkapkan penerapan teknologi baru akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya.
“Untuk tahun 2023 kami menargetkan Jakarta dan Surabaya. Kenapa? Karena ini memang ini adalah dua hub terbesar kita secara volume. Jakarta on process karena kami tidak hanya sekadar mengimplementasikan robot sortir dan RFID di sana. Tapi, kami punya state the art facility, bangunan baru. Jadi memang kita menunggu proses konstruksinya selesa dan berhadap di akhir tahun ini sudah bisa implementasi robot sortir dan juga RFID,” katanya.
Pada kesempatan itu, Hariadi juga berharap inovasi dan transformasi yang dilakukan Pos Indonesia, termasuk dalam penerapan mesin robotik ini bisa meningkatkan kepuasan pelanggan ke depannya, serta memberikan pengalaman baru/customer experience. Langkah-langkah ini juga diharapkan bisa membuat nama Pos Indonesia tetap eksis di kalangan masyarakat.
“Memang harapannya tentu apa yang kita lakukan di sini tentu didengar dan diketahui oleh masyarakat sehingga ada traffic dari pelanggan baru, ada upaya untuk mendapatkan customer experience yang baru dari pelanggan yang memang selama ini belum pernah mencoba. Mungkin mereka punya experience beberapa tahun yang lalu, namun belum mencoba kualitas layanan di 1 sampai 2 tahun terakhir,” terang Hariadi.
Kita pengen memperbaiki image bahwa Pos Indonesia sudah sangat jauh berubah lebih baik, bahwa kita sangat kompetitif secara operasional dan kami ingin perubahan itu didengar oleh masyarakat.
Mesin sortir robotik dirancang dengan teknologi yang begitu canggih. Jenis dan spesifikasi mesin sortir robotik yang diterapkan di Pos Indonesia adalah Autonomous Mobile Robots (AMR) yang merupakan Jenis Robot yang di dalamnya terdapat Artificial Intelligence (AI), dilengkapi dengan sensor dan teknologi komputasi sehingga dapat mempelajari dan menafsirkan lingkungannya.
Mengenai hadirnya mesin sortit robotik dan RFID ini, adalah sebagai berikut:
– Jumlah robot terpasang di SPP Surabaya sebanyak 40 buah dan menyusul untuk SPP Jakarta dengan jumlah yang sama.- Penggunaan mesin sortir robotik mampu meningkatkan kapasitas Pos Indonesia yakni 700% dan akan ditingkatkan sesuai kebutuhan.- Kecepatan robot 2 meter per detik.- Robot mengunakan baterai litium, dengan waktu pengisian baterai selama 5 menit dan dapat beroperasi selama 4 jam non-stop dan jika baterai akan habis robot automatis akan mendatangi charging station. Dewi