Bisnistoday- GPR Institute bersama SuaraPemerintah.ID Gelar Webinar secara virtual dalam acara Webinar Nasional Indonesia Public Relations 2021. Acara ini didukung Dirjen IKP Kemenkominfo, IPRA Humas Indonesia, dan beberapa lembaga, organisasi kehumasan lainnya.
Webinar Nasional Indonesia Public Relations 2021 ini mengangkat tema, Public Relations in the Era of Pandemic dan Disruption for Government, BUMN & BUMD. Hadir via virtual sebanyak 500 orang peserta, mulai dari para pelaku humas pemerintah, humas BUMN dan BUMD, humas swasta, anggota IPRA Humas, anggota Perhumas, Aparatur Sipil Negara (ASN), mahasiswa, dosen, wartawan dan umum.
Dalam webinar kali ini dihadiri secara virtual yakni Dirjen IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, CEO Suara Pemerintah.ID dan Direktur GPR Institute, Arief Munajad, Ketua Badan Kordinasi Humas Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Ketua IPRA Humas Cabang Daerah Provinsi Jawa Timur, I Gede Alfian Septamiarsa, Head of Corcomm PT Pegadaian, Basuki Tri Andayani, CEO TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo.
CEO SuaraPemerintah.ID Arief Munajad mengatakan, tema tersebut penting untuk para pelaku kehumasan, dimana saat ini kita sedang dihadapkan pada tantangan pandemi COVID-19 dan juga tantangan era disrupsi akibat meningkatnya perkembangan teknologi media digital.
“Posisi public relations memiliki peran penting sebagai jembatan komunikasi antara instansi dengan masyarakat publik. Di tangan kehumasan inilah berbagai informasi komprehensif bisa tersampaikan kepada khalayak publik,” ujar Arif secara virtual, Kamis (02/09/21).
Arief Munajad menambahkan, bahwa menjadi hal krusial bagi pelaku kehumasan, khususnya di instansi pemerintah (Government PR) untuk melakukan kegiatan publikasi efektif dan efisien di tengah berbagai tantangan dan perkembangan teknologi informasi dihadapi.
“Kami dari GPR Institute bersama media SuaraPemerintah.ID menggelar webinar ini dengan harapan ikut serta memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelaku kehumasan adaptif mengikuti perkembangan teknologi yang ada,” jelas Arief Munajad.
Pada kesempatan sama Dirjen IKP Kemenkominfo RI Usman Kansong menambahkan bahwa pandemi merubah gaya hidup masyarakat, sehingga para humas juga turut mengubah cara menyebarkan informasi positif sehingga sampai ke khalayak tepat sasaran.
“Mengubah pola pikir, merubah pola kerja, akeselarasi kerja, adaptasi, dan penguasaan media digital itu perlu dimiliki humas saat ini,” tegas Usman Kansong.
Masih kata Usman, humas perlu mengembangkan jaringan ke berbagai lembaga, organisasi dan lini lainnya. Sehingga semua sumber informasi didapatkan dengan mudah tanpa kesulitan menjaring, mensortir, dan menyebarkan berita positif.
“Humas juga perlu kolaborasi, bangun jaringan ke berbagai pihak, lembaga pemerintah, swasta, orgaisasi. Sehingga praktisi humas terbuka ruang komunikasi. Menangkal hoaks dan diskomunikasi di lingkup secara luas,” pungkas Usman.
Selain itu, pembicara lain yakni Ketua Badan Kordinasi Humas Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan bahwa peran humas adalah sebagai sebuah seni. Bagaimana praktisi humas memainkan peran menyampaikan berita positif dari suatu lembaga baik pemerintah, swasta ke masyarakat.
“Ilmu humas itu bagian dari seni. Otak kanan dan otak kiri harus seirama dan seimbang. Sehingga para pelaku humas berhasil dan sukses dalam menyampaikan informasi kehumasannya,” ujar Widodo.
Widido menambahkan, bahwa profesi humas sekarang ini menjadi sebuah jabatan prestisius, sebab sebagai ujung tonggak sebuah kelembagaan, baik pemerintah maupun swasta.
“Jangan minder jadi humas, sekarang ini humas selalu mendampingi pimpinan. Mereka posisinya penting dalam penyalur informasi kebijakan pimpinan. Humas tidak lagi duduk di belakang jauh bahkan dahulu jabatan itu dianggap sebelah mata , tapi sekarang posisi humas sangat penting dalam upaya citra positif kelembagaan,” tegas Widodo.
Senada dengan Widodo, Head of Corcomm PT Pegadaian, Basuki Tri Andayani juga menambahkan, tugas pokok Corporate Communication adalah untuk menjaga, dan meningkatkan citra perusahaan. Saat masa pandemi ini juga menjadi sebuah tantangan dan peluang para humas dalam mengembangkan ide, inovasi serta kreativitas.
“Seluruh kegiatan perusahaan di kantor maupun event kita sususn strategi dengan menjalin jaringan, semisal ke para jurnalis, perlombaan menulis, dan lain-lainnya,” ungkap Basuki.
Pada acara yang sama, I Gede Alfian Septamiarsa menjelaskan, diera digital yang serba cepat ini, kecanggihan teknologi terus berkembang dan berubah setiap hitungan detik. Cepat dan Dinamis. “humas harus siap dengan perubahan. Konvergensi media dari konvensional ke digital, update berita, informasi terkini sehingga tidak gagap teknologi dan informasi,” katanya.
Selain melek informasi, sambung I Gede Alfian, peran humas juga menangkal hoax dan komentar negatif. Cek fakta media dan sosmed mempengaruhi kualitas kehidupan secara keseluruhan.
“Semua kehidupan beralih ke internet, terhubung dan berbagi satu sama lain, sepanjang hari, setiap hari, humas harus cerdas memilah informasi,” tegas I Gede Alfian.
Pada penghujung acara, pembicara pamungkas yakni, CEO TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo mengungkapkan bahwa perkembangan media digital sekarang sangat masif dan pelaku Public Relation harus mengikuti perkembangan zaman, karena sangat membantu perusahaan dalam membangun reputasi terutama diranah digital.
“Perkembangan media sosial juga berkembang pesat, dari facebook, twitter, instagram, sampai tiktok. Pelaku humas harus mengikuti perkembangan zaman era digital sehingga informasi yang disampaikan bisa tersalurkan ke berbagai Platform media sosial kekinian,” pungkas Tri Raharjo. Dewi