Bisnistoday.com, Jakarta – PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) membukukan pendapatan sebesar USD18,2 juta pada kuartal II/20021 atau meningkat 128,9% dari kuartal II/2020 sebesar USD 7,95 juta. Selama periode yang sama, laba KEEN meningkat 6,8% dari USD4,81 juta menjadi USD 5,13 juta.
Sementara itu, jika dibanding kuartal I/2021, pendapatan Kencana Energy naik 158,8% dari posisi USD 7,03 juta. Sedangkan laba bersih kuartal II/2021 meningkat 162,10% dari dari laba kuartal I/2021 sebesar USD 1,95 juta.
Wapresdir KEEN Wilson Maknawi mengatakan, kenaikan pendapatan dan laba perseroan selama semester pertama 2021 ditopang kenaikan produksi listrik pada PLTA Pakkat dan PLTA Air Putih. “Proyek Air Putih sudah fully operated sejak awal tahun 2021 sehingga bisa memberi kontribusi signifikan pada kinerja KEEN selama semester pertama 2021,” ujar Wilson.
Karena kenaikan produksi listrik tersebut, manajemen Kencana Energy memperkirakan, pendapatan perseroan sampai dengan akhir tahun 2021 akan mencapai USD 41,8 juta, meningkat pesat dibanding pendapatan tahun 2020 sebesar USD 25,3 juta. “Sementara laba bersih 2021 kami perkirakan bisa mencapai USD 10,7 juta, meningkat dari laba tahun 2020 sebesar USD8,64 juta,” timpal Direktur Keuangan KEEN, Giat Widjaja.
Wilson Maknawi mengatakan, pihaknya optimis bisa mencapai target pertumbuhan sampai akhir 2021 karena proyek PLTM Madong dijadwalkan rampung menjelang tahun 2021. “Progres konstruksi proyek Madong sejauh ini masih sesuai target dan menjelang akhir tahun sudah bisa berproduksi,” terang Wilson.
Jika proyek PLTM Madong beroperasi nanti, maka tahun ini Kencana Energy bisa memasok energi listrik dari tiga unit pembangkit. Masing-masing PLTA Pakkat, PLTA Air Putih dan PLTM Madong. PLTA Pakkat sejauh ini telah beroperasi maksimal untuk memenuhi supply kontrak ke PLN. PLTA Air Putih sudah beroperasi penuh sejak awal semester pertama 2021.
Sedangkan konstruksi PLTM Madong sudah mencapai 92,6% sampai akhir September 2021. “Dengan demikian PLTM Madong sudah masuk tahap finalisasi untuk segera beroperasi penuh akhir tahun ini. Dengan demikian sudah ada kontribusi listrik dari proyek KEEN yang ketiga ini,” ujar Wilson Maknawi.
Setelah proyek PLTM Madong dituntaskan, belum ada proyek baru yang akan dikerjakan perusahaan. Sejauh ini, proses due diligence untuk akuisi 2 proyek PLTM di wilayah
Sumatera Utara ini masih dalam proses negosiasi. Dengan demikian, belum ada informasi signifikan terkait dengan rencana akuisisi tersebut. Meski demikian, rencana akuisisi akan tetap berlanjut setelah proses negosiasi menemui titik terang.
PT Kencana Energi Lestari Tbk. merupakan perusahaan penyedia energi baru terbarukan terkemuka di Indonesia. Melalui dua anak perusahaan, PT Bangun Tirta Lestari dan PT Energi Sakti Sentosa, kami menghasilkan energi baru terbarukan bagi kebutuhan industri dan rumah tangga Indonesia.
Kami terus aktif mengembangkan bisnis ke seantero negeri. Kencana Energy telah mengoperasikan hydropower plant di Sumatera Utara yaitu PLTA Pakkat melalui PT Energi Sakti Sentosa dan hydropower plant di Bengkulu yaitu PLTA Air Putih melalui PT Bangun Tirta Lestari. Kami juga tengah melakukan proses pengembangan PLTMH Madong di Toraja Utara. PT Kencana Energi Lestari, Tbk. akan mengembangkan usahanya ke berbagai lokasi lain di Sumatera dan Sulawesi.
Kami telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebuah kesepakatan yang menjadi incaran dan dasar usaha bagi banyak perusahaan energi atau Independent Power Producer (IPP). Salah satu kekuatan utama kami adalah pengalaman di bidang energi baru terbarukan serta didukung profil keuangan yang kuat, berkat kesepakatan dengan PLN yang menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi kami.
Saat ini kami memiliki 3 kesepakatan dengan PLN, yang masing-masing dijalankan oleh PT Energi Sakti Sentosa (ESS) sebesar 18 MW , PT Bangun Tirta Lestari (BTL) sebesar 21 MW, dan PT Nagata Dinamika Hidro Madong sebesar 10MW. ESS mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2016, sedangkan BTL mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2019.