Bisnistoday-Minat membaca di Indonesia terus digalakkan oleh pemerintah. Usaha tersebut pun bisa dibilang berhasil, karena kini minat membaca masyarakat Indonesia meningkat cukup menggembirakan. Bahkan empat lembaga internasioal di bawah UNESCO menempatkan Indonesia pada ranking16 dari 30 negara.
Posisi itu lebih baik dari Jepang, Inggris dan Korea Selatan. Peringkat pertama adalah India dengan rata-rata10 jam. Sedangkan Indonesia rata-rata baru 6 jam. Meski berada posisi 16 besar dunia, Perpustakaan Nasional tidak lantas berpuas diri.
” Kita terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Juga memperbanyak infrastruktur perpustakaan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando saat menyampaikan laporan penyelenggaraan Rapat Koordinasi National (Rakornas) 2019 di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).
Rakornas Bidang Perpustakaan diikuti 3000 peserta dari 34 provinsi dan 534 kabupaten/kota se- Indonesia, Dan dibuka Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berlangsung, 13-16 Maret 2019.
Lebih lanjut Muhammad Syarif Bando mengatakan, Perpustakaan Nasional akan mendorong pemerintah agar membangun gedung perpustakaan yang standar ditingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Kami laporkan masih ada 23 kabupaten/ kota yang secara kelembagaan belum punya dinas atau badan. Selain itu Indonesia saat ini memiliki 164.610 perpustakaan, yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah infrastruktur perpustakaan terbanyak nomor dua. Infrastruktur perpustakaan Indonesia nomor dua berada dibawah India yang memiliki 323,605 perpustakaan, dan berada di atas Rusia dengan 113,440 perpustakaan dan China di urutan keempat dengan 105,831 perpustakaan”, kata Syarif Bando.
Lebih lanjut Syarif Bando menambahkan, dalam kesempatan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada 2018 lalu, Dewan menanyakan berapa anggaran yang diperlukan untuk membangun gedung perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota yang standar.
“Kami ajukan anggaran Rp 116 triliun untuk 10 tahun ke depan,” kata Syarif Bando lagi. Sementara itu, Mendagri Tjahjo Kumolo mengharapkan para kepala perpustakaan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota agar melakukan koordinasi dengan kepala daerah masing-masing agar dianggarkan peningkatan dan.pengembangan perpustakaan.
“Saya berharap teman-teman kepala perpustakaan di daerah agar berkomunikasi dan berkoordinasi dengan DPRD sehingga dianggarkan dana untuk pengembangan dan peningkatan perpustakaan di daerahnya masing-masing,” kata Tjahjo Kumolo.
Mendagri juga menekankan kepada seluruh pemerintah daerah untuk segera membentuk Dinas Perpustakaan bagi pemerintah daerah yang belum memilikinya; Memperkuat struktur kelembagaan dan tata laksana perpustakaan kecamatan dan desa/kelurahan; Mendorong penyelenggaraan Perpustakaan Umum pada tingkat provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan berjalan dengan baik; Memacu pertumbuhan pekonomi dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, pentingnya pembangunan perpustakaan di wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP). dw