(Bisnistoday.com)-PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana
menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi subordinasi sebagai bagian
dari rencana aksi (recovery plan) untuk
memenuhi kewajiban Bank berdasarkan POJK No. 14/2017. Penerbitan surat utang
tersebut akan memperkokoh struktur permodalan dan meningkatkan struktur
penghimpunan dana jangka panjang.
Obligasi subordinasi ini akan diterbitkan dalam skema
penawaran umum berkelanjutan dimana pada tahap 1, BCA akan menerbitkan obligasi subordinasi
sebanyak-banyaknya Rp500 miliar.
Wakil Presiden Direktur BCA, Eugene Keith Galbraith
menjelaskan, alternatif tenor yang ditawarkan adalah 7, 10, dan/atau 12 tahun
yang akan disesuaikan dengan animo para investor. Kisaran Kupon Obligasi Seri A
yaitu sekitar 7,50 persen – 8,25 persen. Seri B 7,75 persen – 8,50 persen dan
Seri C 8,00 persen – 8,75 persen.
“Masa penawaran awal (bookbuilding) atas obligasi
subordinasi tersebut akan dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dan pada awal Juli
2018 obligasi subordinasi BCA tahap l dijadwalkan akan tercatat di Bursa Efek
indonesia,” kata Eugene, dalam acara konferensi pers, di Grand Ballroom
Kempinski, Selasa (15/5).
Dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan obligasi
subordinasi adalah untuk pengembangan usaha terutama pemberian kredit.
“Penerbitan obligasi subordinasi ini akan menambah
alternatif investasi dari instrumen-instrumen keuangan yang diterbitkan oleh
BCA bagi para investor dan para nasabah BCA,” ujarnya.
Eugene mengungkapkan saat ini BCA memiliki kondisi
keuangan dan likuiditas yang solid di mana sebagian besar modal BCA merupakan
modal inti (Tier I) yang berkontribusi 96 persen terhadap jumlah modal per
akhir tahun 2017.
Namun sebagai salah satu bank sistemik yang ditetapkan
oleh OJK. BCA berencana untuk menerbitkan obligasi subordinasi guna memenuhi
salah satu kewajiban dalam recovery plan yang diwajibkan oleh OJK.
Adapun obligasi ini telah mendapat peringkat AAA untuk
corporate rating dan AA untuk instrumen obligasi subordinasi dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia (Perfindo). Pemberian peringkat tersebut berdasarkan
kinerja dan kemampuan BCA memenuhi komitmen dan kewajiban keuangan jangka
panjang, penyaluran kredit, manajemen risiko yang prudent, hingga solidnya
pendanaan dari transaksi bank.
Eugene mengaku, bank tidak memiliki proyeksi investor
khusus pada obligasi ini. Namun, lantaran tenor yang ditawarkan cukup panjang,
bank melihat obligasi ini cocok untuk dimiliki nasabah ritel dan institusi yang
berorientasi investasi jangka panjang, seperti dana pensiun (dapen) dan
asuransi.
“Untuk tipe obligasi ini biasanya dapen dan
asuransi, kalau perbankan tidak diizinkan untuk investasi di sini karena tenor
tujuh tahun terlalu panjang untuk mereka. Kalau standby buyer (pembeli siaga),
kami tidak ada, tapi kami yakin akan laku,” katanya.
Rencananya penggunaan dana dari penerbitan obligasi
subordinasi adalah untuk pengembangan usaha, terutama pemberian kredit, baik
kredit korporasi hingga ritel. Menurut Eugene, perhitungan kupon bunga yang
diberikan dengan rentang 7-8 persen masih bisa memberikan margin kepada bank
bila disalurkan ke kredit dengan bunga sekitar 10 persen.