Bisnistoday.com, Jakarta–Perum Percetakan Negara Republik Indonesia sepeunuhnya milik Pemerintah Indonesia dibawah kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kembali melakukan penadatanganan kerjasama  dengan PT Datasonic Teknologi Indonesia, anak Perusahaan Datasonic Group Berhad yaitu salah satu Perusahaan Teknologi terkemuka di Malaysia yang bergerak didalam bidang percetakan sekuriti, serta pembuat Passport, Kartu Identitas Malaysia, kartu pintar yang berstandar Europay Master Card and Visa (EMV) dll.

Pemegang saham terbesar Datasonic Group Berhad adalah Urusharta Jamaah Sdn Bhd, sebuah Syarikat milik penuh Kementerian Keuangan Malaysia (Diperbadankan).

Penandatanganan perjanjian Kerjasama ini merupakan langkah nyata bagi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia untuk mengukuhkan posisinya sebagai percetakan yang berpengalaman dalam hal pengadaan dan pendistribusian berbagai macam produk cetakan untuk pemerintah pusat maupun daerah, Sekaligus hal ini dapat meningkatkan hubungan bilateral diantara kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Malaysia.

Untuk itu Perum Percetakan Negara Republik Indonesia melakukan sinergi dengan DTI (Datasonic Teknologi Indonesia) sebagai Perusahaan yang berpengalaman dalam Percetakan Security di Malaysia. Nilai potensi dari kerjasama penyediaan kartu pintar (smart card) ini dapat mencapai 100 Miliar Rupiah dalam rentang waktu 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tahun.

Adapun perjanjian kerja sama ini di tandatangani oleh Bpk B. Sigit Yanuar Gunarto selaku PLT. Direktur Produksi dan Pemasaran mengatakan “potensi kolaborasi ke depan mengingat kebutuhan Smart Card yang sampai saat ini masih banyak diperlukan oleh berbagai Instansi Pemerintahan, perusahaan BUMN, BUMS maupun organisasi lainnya” sedangkan untuk pernyataan tersebut di sambut baik oleh Bpk Azwan Omar President Direktur Datasonic Teknologi Indonesia yang menekankan kepentingan kerja sama ini yang sekaligus meletakan DATASONIC sebagai mitra yang strategis buat PNRI sehingga dapat saling menguntungkan dalam landskap Perindustrian yang senantiasa berkembang di pasaran Indonesia.

“Pertukaran pengetahuan dan kepakaran mengenai produk Security printing serta smart card menjanjikan manfaat bersama untuk kedua negara dan memainkan peranan penting dalam memacu pemulihan serta pertumbuhan ekonomi, terutamanya dalam era pasca COVID-19,” tambahnya Bpk Azwan Omar.

Dengan sejarah yang bermula pada tahun 1809, dengan nama “Lands Drukkerij”‘, sebelum namanya menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia (1950), Perum PNRI telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Di tahun 1942 namanya adalah “Gunseikanbu Inatsu Kojo (GIK)”; dan kemudian di tahun 1945 berubah menjadi Percetakan Republik Indonesia (PRI).

Melalui sebuah Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1991 dan perubahan terakhir dengan Peraturan pemerintah No. 72 Tahun 2012, PNRI menjadi sebuah Perusahaan Umum (Perum) milik negara, yang mengemban fungsi, baik sebagai pendukung pembangunan nasional (agent of development) maupun sebagai unit ekonomi (profit center).

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *