Bisnistoday- Srikandi energi indonesia menggelar kegiatan srikandi energi outlook 2024 dengan tema “Kemandirian Energi dan Kesetaraan Akses Menuju Net zero Emission 2060” di aula Gerakan Bhineka Nasionalis, Jakarta Pusat. Hadir sebagai keynote speaker Sahid Junaidi sekertaris Dirjen EBTKE mewakili Menteri ESDM.
Acara ini juga menghadirkan bidang energi yaitu Hery Haerudi (Vice President Pertamina Energi Institue), Khoiria Oktaviani (Communication & Publik Manager Kemenenterian ESDM ), Ugan Gandar (aktivis Energi Indonesia), Arie Gumilar (Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu).
Annisa Nuril Deanty, Direktur Eksekutif Srikandi Energi Indonesia menyampaikan “Bahwa pengarus utamaan gender pada sektor energi perlu di implementasikan dalam segala lini kementerian dari mulai perencanaan, anggaran, dan implemantasi program harus melihat aspek kesetaraan gender,“ ujarnya dalam siara pers Jakarta 8/03/24.
“Perlunya kolaborasi dan penguatan kapasitas antar lembaga, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam analisa gender dan implementasi Pengarusutamaan gender dalam sektor energi” tegasnya.
Hal ini diperkuat dengan paparan keynote speaker yang dalam hal ini diwakili oleh Sahid Junaidi selaku Sekretaris Direktorat Jendral EBTKE Kementerian ESDM yang menyampaikan bahwa dengan melihat potensi energi terbarukan di Indonesia yang cukup besar maka perlu melibatkan peran perempuan dan laki-laki yang seimbang dalam mewujudkan kedaulatan energi.
Hery Haerudin selaku VP Pertamina Energy Institute menyampaikan “mengenai peranan pertamina dalam mancapai net zero emission 2060. Saat ini pertamina berkomitmen dalam percepatan pencapaian net zero emission dengan membangun bisnis baru yang meliputi pengembangan energi terbarukan, EV charging dan battery swap, natural based solutions, pengembangan hidrogen Biru/Hijau, pembangunan ekosistem baterai dan EV, Biofuel, CCS/ CCUS terintegrasi, dan bisnis pasar karbon.”
Pada sesi yang sama aktivis energi Indonesia yakni Ugan Gandar “lebih menekankan pada keterlibatan anak muda dalam transisi energi. Ruang- ruang tersebut harus mampu di isi oleh anak muda karna anak muda generasi penerus bangsa.”
Dilanjutkan pemaparan dari presiden federasi serikat pekerja pertamina Arie Gumilar yang menyampaikan “terkait dengan potensi energi di indonesia yang cukup melimpah. Melihat data potensi energi terbarukan kita hanya menggunakan 0,3 % dari potensi yang ada. Arie juga menekankan hal yang sama yakni dalam persecepatan transisi ruang tersebut harus di isi oleh anak muda.”
Pada pemaparan terakhir yang di sampaikan oleh Khoiria Oktaviani selaku communication dan publik manager kementerian ESDM menyampaikan “perempuan dalam Keterlibatan perempuan dalam sektor energi hanya 32 persen dibandingkan dengan laki-laki. Mereka masih dipandang sebelah mata karena pandangan stereotip bahwa sektor energi adalah pekerjaan laki-laki. Padahal, potensi perempuan untuk terlibat mewujudkan transisi energi terbarukan menuju target nol emisi 2060 sangat besar. Maka Perlu kolaborasi bersama dalam mewujudkan Net zerro emission 2060.” Dewi