Bisnistoday.com, Jakarta-SiCepat Ekspres berkolaborasi bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMIK) Universitas Indonesia menggelar seminar bertajuk ‘’How Corpcomm Handle Internal Communication Crisis’’ pada Kamis (12/10) di Auditorium Gedung Mochtar Riady, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Rangga Andriana selaku Manager Corporate Communication SiCepat Ekspres hadir sebagai pembicara yang membagikan perspektif dan pengalamannya sebagai Praktisi Hubungan Masyarakat (Humas) dalam hal penanganan krisis komunikasi internal dalam sebuah organisasi/perusahaan.
Dihadiri oleh lebih dari 50 mahasiswa Ilmu Komunikasi, seminar ini menuai antusiasme yang tinggi dari para peserta. Rangga menyampaikan bahwa agenda ini menjadi kesempatan bagi SiCepat Ekspres untuk dapat menjalin relasi dengan institusi pendidikan, khususnya mahasiswa sebagai kelompok usia produktif yang tengah mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja.
‘’Melalui seminar ini, kami ingin memberikan perspektif dan berbagi pengalaman khususnya berkaitan dengan bagaimana peranan humas, dalam hal ini Corporate Communication SiCepat Ekspres dalam menangani sebuah krisis komunikasi internal perusahaan berdasarkan apa yang dialami secara nyata oleh perusahaan. Wawasan ini sangat penting bagi mahasiswa khususnya di jurusan ilmu komunikasi, di mana krisis merupakan isu besar yang dapat memberikan dampak signifikan bagi keberlangsungan bisnis perusahaan. Maka dari itu, kami ingin mahasiswa dapat mengetahui bagaimana krisis dan cara menanganinya baik itu secara teori maupun implementasinya di dunia kerja. Sehingga, mereka dapat mempersiapkan diri dan meningkatkan sensitifitas untuk dapat mengenali ciri krisis itu sendiri dan menyelesaikan ketika di masa depan bekerja sebagai seorang praktisi humas.’’ jelas Rangga.
Rangga menyebutkan bahwa, dalam implementasi penanganan krisis komunikasi internal perusahaan terdapat empat tahapan penting yang harus dilakukan. Empat tahapan tersebut adalah Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengukuran.
‘’Keempat tahapan ini sangat penting kita lakukan untuk dapat menyelesaikan krisis dengan baik. Pertama, kita perlu menganalisis krisis tersebut dengan memerhatikan 5W1H sehingga sebagai seorang humas, kita betul-betul mengetahui sebab dari terjadinya krisis tersebut. Setelah itu, perencanaan menjadi hal yang penting agar program yang kita buat dapat diimplementasikan tepat sasaran, efektif, dan efisien. Terakhir, perlu adanya pengukuran agar kita dapat mengevaluasi apakah penyelesaian krisis yang dilakukan sudah efektif dan tepat sasaran.’’ ujar Rangga.
Rangga berharap, melalui seminar ini mahasiswa dapat mengenali berbagai tanda-tanda awal krisis komunikasi dan dapat melatih sensitifitas untuk dapat mengidentifikasi, melakukan perencanaan untuk merespon krisis, dan menyelesaikan krisis sesuai dengan kode etik humas.