Bisnistoday.com, Jakarta, FMB9 – Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mendorong masyarakat segera beralih dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Hal ini sebagai bentuk partisipasi nyata terhadap upaya menyelamatkan bumi.

Demikian disampaikan Ketua AISMOLI, Drs. Budi Setyadi, S.H., M.Si dalam diskusi online yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema “Lebih Asyik dengan Motor Listrik” pada Senin (29/5/23).

“Jika kita sayang dengan negara kita, sayang dengan dunia kita, sudah saatnya memang sekarang kita berganti dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan berbahan bakar listrik,” kata Budi.

Sebagai bentuk tanggung jawab atas kesempatan yang diberikan pemerintah,  Budi menegaskan, pihaknya akan melakukan konsolidasi internal antara Agen Pemegang Merek (APM) untuk memproduksi kendaraan listrik sesuai ketentuan pemerintah dan harapan masyarakat.

“Hal ini sebagai respon terhadap peluang besar yang diberikan pemerintah serta untuk menjamin kualitas produksi yang dihasilkan. Sehingga dapat menjamin keberlanjutan produksi kendaraan listrik di pasar Indonesia.” Ianjutnya

Penjualan dan APM Meningkat

Budi menuturkan, hasil dari implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai tidak hanya berdampak pada peningkatan penjualan, namun juga pada jumlah APM.

Budi mengungkapkan, jumlah APM di Indonesia pada 2019 hanya ada sembilan. Bahkan jumlah ini pun sudah termasuk APM transformasi dari pabrik sepeda listrik menjadi pabrik sepeda motor listrik. Angka ini kemudian meningkat drastis pada 2023, yakni menjadi 52 APM.

“Kalau bicara penjualan, untuk yang sepeda motor saja, sekarang ini sudah mencapai hampir 48 ribu sepeda motor listrik yang sudah ada di masyarakat,” terangnya.

Selain motor listrik yang 100 persen dibangun di pabrik, lanjut Budi, saat ini ada tren konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik. Hal ini didukung dengan bertambahnya jumlah bengkel yang melakukan konversi setelah mendapat verifikasi dari Kementerian Perhubungan.

Budi menambahkan, “Sampai dengan sekarang saya lihat cukup merata di seluruh Indonesia. Tapi memang kemampaun APM berbeda-beda. Teamwork berbeda-beda. Saya lihat beberapa APM demikian cepat, peduli, dan komitmen untuk membuka dealer di beberapa provinsi,” paparnya.

Apresiasipun disampaikan Budi terhadap berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong produksi dan penggunaan kendaraan sepeda motor listrik di Indonesia. Di antaranya Perpres No.55 tahun 2019 dan Inpres No.7 tahun 2022.

“Tidak hanya Perpres No. 55, tapi juga ada Inpres No. 7 tahun 2022 yang mengamanatkan kantor-kantor pemerintah sampai dengan tingkat yang terbawah segera menggunakan atau beralih dari mesin-mesin berbahan bakar fosil ke mesin listrik,” pungkasnya.

“Artinya pemerintah demikian komitmen, aware dan cepat. Karena filosofis kita mempercepat peralihan penggunaan kendaraan listrik adalah untuk mengurangi polusi udara, pengurangan subsidi, dan sebagainya,” imbuhnya.

Jumlah Kendaraan Listrik di Masyarakat

Budi menyampaikan jumlah kendaraan listrik berbagai tipe yang kini ada di masyarakat berdasarkan vehicle type approval (VTA) milik Kementerian Perhubungan.

Antara lain mobil penumpang mencapai 14.993 unit, motor roda dua sebanyak 47.710 unit, kendaraan roda tiga berjumlah 312 unit, bus sebanyak 80 unit, dan mobil barang sebanyak 10 unit.

Terkait perkembangan sebaran dealer kendaraan listrik di Indonesia, terdapat 160 dealer yang sudah diverifikasi. Sementara terdapat sebanyak 177 dealer belum terdaftar.

Adapun skema bantuan penjualan unit kendaraan listrik per 28 Mei 2023, terdapat 599 unit terdaftar dan 2 unit dalam proses verifikasi. Sementara kuota yang tersisa mencapai 199.399 unit.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *