Bisnistoday-PT Pos Indonesia (Persero) menyalurkan bansos sembako, yang sebelumnya berlabel Bantuan Pangan non tunai (BPNT), dan PKH dari Kementerian Sosial. Kali ini bantuan disalurkan secara langsung (door to door) ke rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di kawasan Jakarta Selatan.
Agung Janarjono selaku Deputi EGM Kantorpos Jakarta Flora 12000, mengatakan penyaluran bansos sembako dan PKH dilakukan door to door karena alokasi penerima tidak banyak.
“Kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat seperti wali kota, camat, kelurahan, termasuk kepala sub Dinsos untuk menyalurkan door to door,” kata Agung, dalam siaran pers nya Jakarta, 8/04/23.
Mengenai mekanisme penyaluran bantuan dijelaskan oleh Agung, pihaknya terlebih dahulu mencetak surat undangan pemberitahuan dan data nominatif (danom), kemudian menbuat surat pemberitahuan ke kecamatan dan kelurahan, Dinsos, dan wali kota bahwa pihaknya akan menyalurkan bansos sembako dan PKH tahun 2023.
“Mekanisme berikutnya, kami melakukan pengantaran door to door. Undangan langsung kami bawa ke tempat. Kemudian KPM kita foto dokumen KTP dan KK, foto wajah sambil memegang uang, sekalian geo tagging rumah penerima,” katanya.
Pada saat hari pengantaran, jika ternyata penerima sedang tidak berada di rumah, maka petugas akan meninggalkan surat undangan dan diarahkan untuk mengambil di Kantorpos sebelum tenggat waktu berakhir.
Saat mengantarkan bansos tunai ke rumah penerima, tak jarang petugas juru bayar menemui kendala. Khoeroni, juru bayar Kantorpos Jakarta Flora menuturkan kendala yang ditemuinya ialah alamat dari danom yag kurang lengkap.
“Kadang RT sendiri juga kurang mengenal warga, atau orangnya pindah sehingga tidak bisa bertemu. Kadang juga alam tidak bersahabat, tiba-tiba hujan deras,” ujar Khoeroni.
Sebelum menjalankan tugas mengantarkan bantuan ke rumah penerima, Khoeroni melakukan sejumlah persiapan.
“Persiapan door to door kita harus berpakaian rapi dan wangi, ponsel harus penuh sinyalnya dan pulsa harus cukup. Mempersiapkan danom, daftar nama penerima yang akan dibayarkan,” cerita Khoeroni.
Dalam sehari penyaluran door to door kepada 30 hingga 40 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Kalau lebih dari itu biasanya kita kumpulkan di rumah Pak RT, RW, atau bisa diambil di Kantorpos,” ujarnya.
Setibanya di rumah KPM, petugas juru bayar akan melakukan pencocokan data terlebih dahulu.
“Saat tiba di rumah KPM, kita minta tunjukkan KTP dan surat undangan, kita scan untuk mencocokkan dengan NIK. Kalau sudah cocok, kita bayarkan,” ujarnya.
Kepada KPM yang meneirma bantuan, baik Agung Janarjono dan Khoeroni senada mengimbau agar uang bantuan yang diterima, dimanfaatkan KPM sesuai peruntukan, yaitu membeli sembako. Khoeroni yang dalam tugasnya selalu berhadapan langsung dengan KPM tidak lupa selalu mengimbau para KPM untuk menggunakan bantuan tunai ini dengan bijak.
“Bagi penerma bantuan semoga uangnya bermanfaat membantu kebutuhan keluarga. Sebagaimana anjuran pemerintah bahwa bantuan ini harap dimanfaatkan betul-betul sesuai tujuannya. Misalnya untuk sembako, jangan untuk beli rokok, apalagi beli pulsa,” pesan pria paruh baya ini.
Untuk Pos Indonesia, Khoeroni berharap dapat seterusnya ditunjuk pemerintah menyalurkan bantuan.
“Semoga Kemensos tetap menggunakan Pos Indonesia sebagai penyalur bantuan sosial. Semoga kepercayaan pemerintah tetap kepada Pos Indonesia untuk menyalurkan semua bantuan untuk masyarakat,” katanya. Dewi