Jakarta, Bisnistoday.com-Meroketnya sejumlah bahan baku pembuatan semen, membuat PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk menaikan harga jual semen kantong di sebagian pasar.
Antonius Marcos, Direktur & Corporate Secretary Indocement menjelaskan, harga jual produk semen kantong dinaikkan sekitar 6 sampai 8 persen.
“Kenaikan di sebagian besar area pasar kami yang kuat selama Kuartal 4 2021 sebagai akibat dari beban biaya yang terus meningkat,” terangnya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).
Kedati demikian, kata dia, kenaikan belum sepadan dengan biaya energi yang semakin meningkat sejak awal tahun 2021.
Tahun 2022 dimulai dengan meningkatnya kekhawatiran COVID-19 varian Omicron yang telah menjadi nyata ketika puncaknya terjadi pada Februari lalu.
Demikian pula meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa telah membuat lonjakan tinggi pada harga batu bara dan minyak.
“Akibatnya kami harus menaikkan harga jual semen kami baik kantong maupun curah di pertengahan bulan Maret 2022 sebagai usaha untuk meneruskan sebagian beban kenaikan biaya energi dan minyak tersebut ditambah dengan kenaikan harga kertas dan bahan baku lainnya, efek tekanan inflasi dari kondisi saat ini,” tuturnya.
Namun demikian, pihaknya mengaku akan tetap optimis untuk tetap bisa bersaing dalam pasar semen domestik yang diperkirakan masih tumbuh sekitar 5 persen
“Terutama dari pertumbuhan semen curah pada kelanjutan proyek-proyek infrastruktur dan katalis positif pembangunan ibukota negara baru (IKN) serta pemulihan proyek-proyek komersial dari para pengembang,” kata dia.
Disisi lain, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 18 juta ton pada tahun 2021.
Hal ini lebih tinggi 853 ribu ton atau +5,0% dari volume pada tahun 2020. Volume penjualan domestik untuk produk semen saja (tanpa klinker) tercatat sebesar 16,6 juta ton, lebih tinggi 352 ribu ton atau +2,2% dari volume tahun 2020.
“Pangsa pasar domestik Perseroan pada tahun 2021 adalah sebesar 25,4 persen. Penjualan ekspor meningkat sebesar +122,0 persen dari 181 ribu ton menjadi 202 ribu ton pada tahun 2021 yang sebagian besar adalah produk klinker karena Kompleks Pabrik Tarjun telah beroperasi penuh,” terangnya.