Bisnistoday.com, Jakarta- Produsen pupuk NPK, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk optimistis pertumbuhan kinerja hingga akhir 2021 akan sesuai dengan target.
Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik mengatakan, optimisme ini seiring membaiknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Bahkan, harga CPO menyentuh angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini praktis meningkatkan aktivitas di perkebunan sawit yang mendorong permintaan pupuk NPK.
“Kami optimistis mencapai target penjualan tahun 2021. Tahun ini, kami berharap bisa meraih pendapatan Rp 1,8 triliun,” ujar Yahya dalam keterangan Senin (6/9/2021).
Melihat hal itu, tambahnya, rencana peningkatan kapasitas produksi Saraswanti terus digulirkan.
Targetnya, pada awal triwulan kedua 2022, total kapasitas produksi terpasang perusahaan akan bertambah menjadi 700.000 ton per tahun.
“Permintaan pupuk NPK saat ini terus mengalami peningkatan. Secara organik dari kebutuhan dalam negeri meningkat. Banyak sekali perkebunan besar yang melakukan pergeseran (shifting) dari pupuk tunggal ke NPK,” terang Yahya.
Selain itu, optimisme perseroan juga ditopang oleh mulusnya upaya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Pelonggaran PPKM akan sangat berpengaruh bagi kelancaran logistik. Kami berharap ke depan kegiatan bisnis kembali berjalan lancar,” tuturnya.
Lebih lanjut, perseroan juga berharap perizinan online terpadu (Online Single Submission /OSS) semakin lancar sehingga iklim kemudahan investasi di Indonesia terus membaik.
“Dari hal tersebut Saraswanti optimis kinerja penjualan dan laba hingga akhir tahun ini akan tumbuh di atas 20%,” ujar Yahya.
Terkait kinerja, sepanjang semester I-2021 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham SAMF ini membukukan penjualan mencapai Rp711,88 miliar, tumbuh 14,10% dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp623,86 miliar.
Seiring penjualan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 20,93% dari sebesar Rp44,28 miliar di semester I-2020 menjadi Rp53,55 miliar di semester I-2021.