Bisnistoday – Sebagai rangkaian dari Morula Fertility Fest 2021, Morula melakukan serangkaian acara Morula Fertility Talk yang dimulai di kota Padang pada Minggu, 20 Juni 2021, dengan mengangkat tema terkait infertilitas dan peranan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) bayi tabung/IVF. Kegiatan Fertility Talk Morula IVF Padang disiapkan sebagai edukasi dan memberikan solusi tentang masalah infertilitas yang banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia.
Ditemui saat seminar Morula Fertility Talk 2021 di Hotel Grand Zuri, Padang (20/06), menurut dr. Haviz Yuad, SpOG, KFER, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan – Fertilitas Endokrinologi Reproduksi – Morula IVF, “infertilitas sendiri merupakan ketidakmampuan pasangan untuk hamil sekurang-kurangnya 1 tahun berhubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi. Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari gaya hidup, menstruasi tidak teratur hingga penyakit infeksi”. Siklus haid sendiri dikatakan normal apabila berlangsung antara 24 hingga 35 hari. Ada pun periode menstruasi umumnya antara empat sampai tujuh hari atau maksimal sepuluh hari.
Untuk beberapa kasus infertilitas, teknologi bayi tabung (in vitro fertilization/ IVF) dikenal sebagai salah satu upaya program kehamilan yang bisa membantu pasangan mendapatkan keturunan. Bayi tabung kini semakin diminati bagi mereka yang merencanakan kehamilan namun memiliki kendala gangguan kesuburan atau infertilitas.
Program Bayi Tabung
Program bayi tabung adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim istri.
Data penelitian menunjukkan, angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30%-40%, paling tinggi di antara program kehamilan berbantu lain seperti penggunaan obat-obatan dan inseminasi. Kini, peluang keberhasilan itu semakin optimal dengan dukungan teknologi mutakhir yang memaksimalkan setiap tahapan program bayi tabung.
Dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, pasangan suami istri yang mengalami infertilitas masih bisa memiliki kesempatan untuk hamil dan memiliki anak dengan menjalani program bayi tabung/IVF.
Kehadiran beragam teknologi canggih yang digunakan sangat bermanfaat memaksimalkan peluang keberhasilan program bayi tabung. Namun demikian, faktor lain yang juga sangat menentukan kesuksesan bayi tabung yakni, usia si calon ibu.
Jangan Tunda Kehamilan
Kondisi pandemi membuat sebagian besar pasangan memilih untuk menunda program kehamilan. Namun, kehamilan yang ditunda, khususnya pada usia tertentu ternyata tak disarankan. Kondisi tersebut berkaitan dengan jumlah sel telur di rahim yang berperan besar dalam proses kehamilan.
Menurut dr.Dedy Hendru, SpOG. KFER, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan – Fertilitas Endokrinologi Reproduks – Morula IVF Padang, “usia terbaik Wanita adalah di bawah 38 tahun, semua tergantung usia. Kalau menunda kehamilan justru jumlah sel telur makin sedikit,”
1 Ikhtiar 1 Pohon
Di usia ke 23 tahun ini, Morula IVF Indonesia mengusung tema ‘1 Ikhtiar 1 Pohon’ sebagai Mid Year Program bayi tabung. “Penanaman pohon merupakan gambaran bagian dari kehidupan dimana jika dari awal sudah dipersiapkan dengan baik, bibit-bibit yang bagus ini akan menjadi keturunan yang baik,” ujar dr.Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, MMIS, Sp.OG – President Director Morula IVF Indonesia.
Dengan mengangkat filosofi Morula sebagai suatu layanan program kesuburan, melalui gerakan 1 ikhtiar 1 pohon, mengingatkan bagaimana Morula IVF Indonesia turut berjuang bersama untuk mewujudkan mimpi pasangan dengan ber-ikhtiar mempersiapkan yang terbaik sejak awal proses hingga saatnya bisa menggendong sang buah hati.
Program 1 ikhtiar 1 pohon ini menjadi perhatian Morula pada ekosistem kehidupan yang saling berkaitan yakni, setiap 1 pasangan yang melakukan ikhtiar lewat program IVF akan menjadi 1 kebaikan bagi lingkungan melalui penanaman 1 pohon. Program ini dilakukan sebagai wujud nyata komitmen Morula IVF Indonesia untuk menjaga ekosistem kehidupan untuk masa depan generasi Indonesia yang akan datang. Dewi