RotiBisnistoday- Sudah bukan jamannya lagi dunia maya (medsos) hanya dipakai sebagai ajang pertemanan saja. Dengan bantuan teknologi tanpa batas, andapun bisa mendapatkan pundi-pundi cuan dari bisnis yang dijalankan. Inilah yang dialami oleh Wahdini Miftahul Husna (33 thn) atau yang akrab dipanggil Dini, asal daerah Sayung, Demak, Jawa Tengah yang sukses membangun brandnya DinniRoti melalui medsos. 

Diambil dari namanya sendiri, DinniRoti memulai usaha kuenya tahun 2016. Keadaanlah yang mengharuskan ia untuk berjualan kue. “Suami waktu itu dirumahkan (standbye) dari perusahaan batu bara, sedangkan kami ada cicilan di bank yang harus bayar tiap bulannya. Kalau standbye suami cuma dapat gaji pokok aja. Saat itu saya harus cari tambahan buat susu anak, makan dan keperluan rumah tangga lainnya, ” ujar Dinni kepada Bisnistoday. 

Lanjut Dinni, sang suami akhirnya menyemangatinya untuk memanfaatkan keahliannya membuat kue dan menitipkan ke warung-warung. Awalnya jualan roti piscok, donat dan brownies dengan harga Rp1.000 dan diterimanya Rp800 karena dipotong untuk warung. Dibantu oleh sang suami, ia mulai ngadon kue jam 01.00 WIB dini hari setiap harinya. 

“Lelah banget karena kurang tidur sedangkan saya punya anak balita, kalau delivery menggunakan motor bonceng ber 3 hujan kehujanan, panas kepanasan. Kue yang dijual sering saya posting di facebook. Dan dua bulan kemudian suami mulai kerja lagi dan saya mencari 1 asisten buat bantu-bantu, tapi dengan harga kue segitu hasilnya tidak nutup” imbuhnya. 

Tak disangka dengan sering posting di facebook, banyak customer luar daerah yang “ngiler” dengan kue buatanya. Ia pun bereksperimen membuat kue yang awet jika dikirim keluar kota. Selama belajar ia tidak lagi menitipkan kuenya di warung dan fokus jualan online hingga sekarang. Dengan ketekunan dan kegigihannya DinniRoti berhasil membuat kue yang tahan, awet dan bahkan menjadi best seller yakni roti dan kue kering seperti roti sisir, roti sobek, donat kentang, brownies, dan nastar. 

“Alhamdulilah responya luar biasa, bahkan ada juga yang pesan dari Mimika Jayapura walau biaya ongkirnya sama dengan harga kuenya. Inilah yang dinamakan the power of sosmed!. Bisa dibilang pelanggan saya ada disemua kota di Indonesia. Untuk harganya pun standar mulai dari Rp68.000 /box untuk roti sisir, roti sobek mulai Rp45.000/ box, Donat Rp42.000/ box dan lain-lain, ” ungkapnya. 

Rela Menunggu 1 bulanI bu dengan tiga anak ini lantas bercerita bisnis yang dijalankan murni dari kantong pribadi mulai dari alat-alat kue seperti mixer, panggangan roti dan lain-lain yang dibelinya secara bertahap. Untuk promosinya sendiri selain dari mulut ke mulut juga mengandalkan medsos seperti Facebook dan Instagram. 

Dan kini, perlahan tapi pasti usaha yang dirintisnya terus mengalami peningkatan yang drastis. Yang tadinya orang tidak tahu, kini menjadi tahu. Bahkan pembelinya pun datang dari kalangan pejabat setempat. Beli bahan bakunya pun untuk sebulan merogoh kocek hingga Rp30 juta belum termasuk gaji karyawan. 

Sayangnya, dengan jumlah karyawan yang hanya 5 orang ini ia tidak bisa menerima order banyak. Bahkan bisa dibilang terbatas dan lama. Tak tanggung-tanggung untuk mendapatkan roti dan kue buatanya, customer harus rela menunggu hingga 1 bulan lamanya! Wow.. 

“Untuk roti produksi kami memang terbatas maksimal 60 box untuk roti sisir dan sobek karena jam kerja cuma dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Saat ini karyawan saat juga hanya 5 orang. Alhamdulilah selama pandemi penjualan saya malah naik 75 persen mungkin karena makin banyak orang yang bekerja di rumah,” imbuhnya. 

Walau bisa dibilang telah sukses membangun bisnisnya, ia masih memiliki cita-cita yang belum terwujud, yakni membangun tempat produksi yang terpisah dari rumah, sehingga bisa menampung banyak alat, memiliki banyak karyawan sehingga customer tidak lama antri hingga 1 bulan. “Doain ya saya juga kedepan ingin punya cabang dan berkembang lagi, ” tutup nya. Dewi

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *