Bisnistoday- Kendati tahun 2019 merupakan tahun politik dimana beberapa bulan lagi akan diadakannya Pemilihan Presiden (Pilpres), tidak menyurutkan Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Future Exchange/JFX) untuk meluncurkan sekaligus dua kontrak terbarunya, yakni Kontrak Emas Syariah dan Kontrak Karet.
Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang, mengatakan, sebenarnya wacana peluncuran Kontrak Emas Syariah sudah ada akhir tahun 2018 lalu.
“Doakan dalam waktu dekat ini Kontrak Emas Syariah sudah dapat diluncurkan. Ini merupakan first modelling pertama di Indonesia untuk Kontrak Emas Syariah. Kami saat ini tinggal menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti),” ujar Paulus dalam pemaparan Market Review 2018 dan Outlook 2019, di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Lanjut Paulus, berharap bulan Januari ini, Kontrak Emas Syariah bisa di approvell, dan bulan Februari nanti bisa sosialisasi. Dan pas bulan Ramadhan sudah bisa di launching.
” Selain Kontrak Emas Syariah kami juga akan meluncurkan Kontrak Karet yang yang saat ini juga masih menunggu kesepakatan dan kesepahaman dari 2 negara lainnya, yaitu Thailand dan Malaysia,” imbuhnya.
Bukan tanpa sebab jika JFX masih berkutit di komoditas emas. Pihaknya melihat emas di tahun 2019 ini masih menjadi primadona. Apalagi tahun 2018 kemarin harga emas cukup fluktuatif.
“Semua orang pasti tahu emas dan saya yakin di tahun 2019 ini harga emas akan ada dikisaran 1.400 per trade ons dimana beberapa waktu lalu saya masih melihat emas dikisaran harga 1.300 an per trade ons. Pergerakan emas dunia itu bahkan lebih cepat dari petikan gitar. Pokoknya indah deh,” ungkap Paulus.
Kedua kontrak terbaru yang akan diluncurkannya ini, diakui Paulus sebagai salah satu strategi untuk mencapai target pertumbuhan di tahun ini. Dimana, pihaknya menargetkan kenaikan transaksi multilateral dan bilateral di tahun 2019 sebesar 20%.
Yakni, kenaikan transaksi multilateral dari 1.200.000 lot pada tahun sebelumnya menjadi 1.450.000 lot. Dan kenaikan transaksi bilateral menjadi 5.400.000 lot pada tahun ini, dari yang sebelumnya tercatat 4.500.000.
“Kinerja JFX sepanjang 2018 cukup baik dalam 4 tahun terakhir dan kami optimistis di 2019 akan lebih baik lagi. Kami melakukan revitalisasi dan fokus pada produk yang diminati oleh pelaku usaha. Strategi lain adalah mengajak anggota JFX dan masyarakat pelaku usaha serta para investor untuk melakukan transaksi multilateral,” jelasnya.
Sedangkan Kontrak multilateral yang banyak diperdagangkan sepanjang tahun 2018 adalah kontrak emas. Yakni tercatat sebanyak 576.854 lot atau 43,2%. Kemudian disumbang dari kontrak kopi sebesar 513.164 lot atau 38,4%.
Paulus juga berharap di tahun 2019 ini, selama 20 tahun beroperasinya JFX, dapat dikunjungi oleh Presiden Jokowi untuk dapat mengenal lebih dekat lagi salah satu bursa 100 persen karya anak bangsa.
“Harapan kami untuk pemerintah khususnya Pak RI 1 at least bisa tutup last treading day lah selama 20 tahun belum pernah ada yang berkunjung,” ujarnya.
Jika Presiden Indonesia tidak bisa hadir di last treading day, Paulus berharap, setidaknya R1 bisa datang pada serah terima perdagangan skala besar nasional. Dewi