BISNISTODAY.COM, Jakarta-Ci Liwung, atau biasa ditulis Ciliwung adalah salah satu sungai penting di Pulau Jawa, terutama karena melalui wilayah Ibu Kota DKI Jakarta, dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya. Panjang aliran utama sungai ini mencapai 120 km dengan daerah aliran sungai seluas 387 Km persegi. Sejarah pernah mencatat masa keemasan Ciliwung pada zaman dulu. Sejak abad 15, Sungai Ciliwung sudah menjadi pusat transportasi perdagangan terutama di Jakarta.

Malang nasibnya kini. Pasca Kemerdekaan, Sungai Ciliwung sering membawa bencana banjir bagi warga sekitar bantaran dan Jakarta dan keadaannya yang tercemar oleh berbagai limbah, dan termasuk limbah rumah tangga. Tercatat sejak kemerdekaan terjadi beberapa kali banjir besar terjadi di Jakarta, yaitu pada tahun 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007, 2008 dan tahun 2014.

Parahnya kerusakan lingkungan yang disebabkan pencemaran Sungai Ciliwung tidak hanya berdampak pada masyarakat bantaran sungai, tetapi juga pada biodiversitas Ciliwung, terutama fauna endemik. Data terakhir dari Pusat Penelitian Biologi LIPI menyatakan bahwa jumlah spesies ikan air tawar penghuni Sungai Ciliwung mengecil sekitar 92.5% dalam seabad terakhir.

Askrindo Peduli Sungai Ciliwung

Meski tercemar, harapan Ciliwung masih bisa diselamatkan dari pencemaran timbul ketika Bulus raksasa atau Chitra Chitra Javanensis, hewan yang masuk dalam daftar terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature  (IUCN) muncul kepermukaan di bantaran Ciliwung wilayah Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada 11 November 2011 yang kemudian diperingati sebagai Hari Ciliwung.

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Ciliwung masih dapat diselamatkan. Beberapa korporasi swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mulai merancang program CSR Lingkungan untuk konservasi Ciliwung. Banyak program yang dilaksanakan seperti penanaman kembali pohon-pohon disekitar Ciliwung, penebaran benih ikan, dan juga operasi bersih sungai.

PT Askrindo (Persero) sebagai BUMN turut menjalankan program CSR Operasi Bersih Ciliwung mulai April lalu saat kegiatan HUT BUMN Bersama yang diikuti oleh Menteri BUMN Ibu Rini M. Soemarno. Dari kegiatan tersebut Askrindo membuat Program CSR Lingkungan yang berkelanjutan dengan tajuk Askrindo Peduli Sungai Ciliwung. Program ini dibuat dengan harapan mengembalikan kondisi lingkungan Sungai Ciliwung dan mengedukasi masyarakat untuk mencintai dan menjaga kebersihan Sungai Ciliwung.

Operasih Bersih Sungai dan Literasi Masyarakat Bantaran

Melalui kerja sama dengan Yayasan Lintas Sungai Abadi (Yalisa), PT Askrindo (Persero) menjalankan kegiatan operasi bersih sungai Ciliwung di setiap bulan yang meliputi; kegiatan memungut sampah di bantaran; menjaring sampah dengan menyusuri sungai memakai perahu karet.

Eka Soeriansyah selaku Ketua Yalisa mengatakan bahwa kegiatan operasi bersih sungai dirasa lebih efektif untuk memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. “Dari segi volume sampah yang ada di Sungai mungkin kita tidak dapat mengimbangi, tetapi action yang kita lakukan adalah langkah nyata, dapat dilihat dan menjadi contoh bagi masyarakat bantaran. Inilah yang kita tuju, yaitu kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai karena kini ada penjaganya, yaitu kita bersama Askrindo” Ucap Eka.

Tidak hanya operasi bersih sungai Ciliwung, PT Askrindo (Persero) turut mengedukasi masyarakat sekitar bantaran lewat program literasi. Bentuk literasi yang telah dilakukan adalah sharing sabtu dan Kumal (Kuliah Malam). Sharing Sabtu dan Kumal adalah kegiatan mengundang akademisi (mahasiswa), pemerhati dan ahli lingkungan untuk membedah program Operasi Bersih Sungai bersama masyarakat dan anak-anak bantaran Ciliwung di Saung Yalisa.

Direktur SDM dan Umum PT Askrindo, Firman Berahima seperti yang dikatakannya beberapa waktu lalu bahwa Askrindo cukup serius untuk membantu mengembalikan kebersihan dan keasrian Sungai Ciliwung, dan langkah awalnya adalah membuat program Askrindo Peduli Sungai Ciliwung.

“Melalui CSR Askrindo Peduli Sungai Ciliwung, Askrindo terus berusaha untuk mengedukasi tidak hanya melalui kegiatan Operasi Bersih sungai, tetapi juga dengan kegiatan literasi peduli Sungai Ciliwung agar setidaknya masyarakat perlahan-lahan sadar untuk ikut menjaga kebersihan Sungai,” ucap Firman saat kegiatan Pembentangan Kain Merah Putih sepanjang 73 meter di Sungai Ciliwung Agustus lalu.

Perlindungan Diri Bagi Pemerhati Sungai

Selain melaksanakan program CSR Lingkungan, Askrindo tetap memperhatikan risiko pada setiap personil Yalisa sebagai pihak yang menjalankan program CSR tersebut. Untuk memaksimalkan kegiatan operasi bersih sungai, Askrindo memberikan asuransi kecelakan diri bagi seluruh anggota Yayasan Lintas Sungai Abdi yang ikut serta dalam kegiatan Operasi Bersih Sungai Ciliwung. Pemberian asuransi kecelakaan diri tersebut telah dilakukan saat kegiatan Operasi Bersih Sungai sejak April lalu ketika acara HUT BUMN Bersama.

“Kami juga telah mengcover kecelakaan diri bagi setiap anggota Yalisa dalam melakukan kegiatan ini. Kami sadar betul bahwa kegiatan membersihkan sungai ini penuh dengan risiko, dan kami ingin setiap anggota Yalisa dapat secara maksimal menjalankan program Askrindo Peduli Sungai Ciliwung, sehingga kami menanggung semua risiko kecelakaan mereka agar juga merasa tenang, terjamin dan maksimal dalam menjalankan program CSR kami”, tambah Firman. ADR

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *