BISNISTODAY.COM-PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT)  pengelola terminal terminal komersial yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di negara terpadat keempat di dunia, memiliki 100% captive market, dan margin bisnis yang tinggi.

Kinerja IKT yang bagus membuat Indonesia menjadi negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di Asean. Secara produksi, Indonesia terbesar ke-18 di dunia dan nomor dua di Asean. Adapun pertumbuhan produksi mobil di Indonesia secara tahunan mencapai 11,4% selama 2007-2017.

 “IKT menargetkan lahan tersebut diperluas menjadi 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan pada 2022,. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia,” ujar Chiefy di Kantor IKT, Rabu (12/8/2018).

Menurutnya, sejauh ini IKT telah mengelola lahan di pelabuhan Tanjung Priok seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. “IKT akan menyediakan terminal disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang,”ujarnya.

Sebagai  perusahaan yang mengelola terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan, pelayanan jasanya meliputi stevedoring, cargodoring, receiving, dan delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu vehicle processing center (VPC) dan equipment processing center (EPC).

IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99% dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1%.

 Sebelum menjadi entitas bisnis tersendiri, IKT hanya sebuah strategic business unit yang bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT), yang pengelolaannya di bawah kantor pusat dan beroperasi sejak Juni 2007.

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk,  terus  menambah kapasitas penumpukan kendaraan serta pengoperasian terminal kendaraan hingga akhir 2018.

 Chiefy Adi Kusmargono, mengungkapkan berencana membangun gedung parkir lima lantai dengan luas 5 hektare (ha). Hal tersebut untuk menambah kapasitas penumpukan perseroan.

 Pasca-melantai di BEI beberapa waktu lalu, Chiefy menjelaskan bahwa emiten berkode saham IPCC itu telah melakukan sejumlah ekspansi. Pertama, mengoperasikan Dermaga Ex Presiden, Tanjung Priok.

“Lebih lanjut kami juga akan mengoperasikan terminal kendaraan di Pelabuhan Pontianak,” paparnya.

 Kedua, dia mengatakan IPCC juga telah meneken nota kesepahaman dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) untuk pengoperasian terminal mobil di Pelabuhan Makassar dan Samarinda. Dua lokasi tersebut diklaim potensial sejalan dengan potensi bongkar muat alat berat di wilayah Sulawesi dan Kalimantan karena berkembangnya industri tambang serta industri lainnya.

IPCC menargetkan pada tahun 2022 mendatang akan mengelola lahan parkir seluas 89,5 hektare (Ha) atau meningkat 188,7% dibandingkan tahun ini 31 ha. 

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Chiefy Adi K mengungkapkan tahun ini kapasitas parkirnya sebanyak 700 ribu unit kendaraan, dengan perluasan lahan maka di tahun 2022 pihaknya optimis bisa memiliki kapasitas parkir sebanyak 2,1 juta kendaraan. 

“Di akhir tahun ini luas lahan kita akan menjadi 36 hektare. Satu hektare sudah bangun, sekarang sudah beroperasi,” ungkapnya.

Ia mengemukakan bahwa penambahan lahan parkir perseroan di tahun ini akan ditambah dengan akan dibangunnya lahan parkir vertikal seluas 5 ha di tahun ini. 

 “Kita akan bangun juga tahun ini new multi storage jadi tidak hanya open storage. Tahun ini di Oktober kita ground breaking 5 hektare, per lantai itu 1 hektare untuk 600 unit jadi tambahan kapasitas 3 ribu unit. Tahun depan sudah bisa beroperasi,” jelasnya. 

Ia menyebutkan bila kebutuhan dana untuk melaksanakan penambahan luas lahan dan kapasitas tersebut akan berasal dari dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilakukan perseroan. Dimana, pada tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 77 miliar.

“Dana investasi kita dari hasil IPO yang Rp 821 miliar kemarin. Itu akan cukup untuk investasi hingga tahun 2022 mendatang. Jadi kita tidak ada aksi korporasi dulu untuk realisasikan target di 2022,” pungkasnya. kormen

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *