BISNISTODAY.COM-Sebagai benua dengan populasi penduduk terbesar saat ini, Asia menanggung beban berat mulai dari perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati hingga ketimpangan sosial ekonomi masyarakat. Sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia. Walaupun data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menunjukkan presentase penduduk miskin di Indonesia turun 9,82%, namun penyebarannya belum merata. Ditambah lagi dengan turunnya kualitas lingkungan akibat degradasi lahan dan polusi yang diakibatkan oleh sampah yang tidak terkelola.
Persoalan besar ini menjadi perhatian dunia dan masuk dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Untuk mencapai target dari SDGs, berbagai pihak harus memberikan kontribusinya, termasuk pelaku bisnis. Seluruh pelaku bisnis dituntut untuk berperilaku etis baik dalam menjalankan operasionalnya secara internal, maupun bagi lingkungan.
Gerakan B Corporation (B Corp) diharapkan dapat menjadi sebuah langkah untuk mendorong bisnis agar senantiasa mengedepankan kesejahteraan manusia dan keberlangsungan planet bumi. Meski istilah B Corp masih asing di Indonesia, namun semangat B Corp yang mengedepankan bisnis yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan adalah visi yang sudah dikenal di Indonesia. Visi ini juga diadopsi oleh kewirausahaan sosial (social enterprise) atau bisnis sosial (social business). Diperkirakan saat ini terdapat sekitar 8,1 juta orang atau 3,2% dari populasi penduduk Indonesia yang terlibat dalam kewirausahaan sosial.
B Corp diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 2007 dan menjadi sebuah gerakan dunia bagi pelaku bisnis yang memiliki visi untuk menjadikan usahanya sebagai kekuatan dalam memberikan kebaikan bagi sosial, ekonomi dan lingkungan. B Corp adalah sertifikasi untuk pelaku bisnis yang diberikan oleh Lembaga Non Profit B Lab. Sertifikasi diberikan kepada perusahaan yang selama proses audit mampu membuktikan bahwa bisnis prosesnya – mulai dari rantai pasok, sistem operasional hingga produk/servis yang dilempar ke pasar– bisa memberikan dampak positif dan nilai tambah.
Untuk memberikan inspirasi kepada pelaku bisnis di Indonesia untuk mengetahui gerakan B Corp sekaligus menyediakan forum untuk berbagi ide dan pengalaman, Komunitas B Corp Indonesia menyelenggarakan Indonesia B Corp Forum dengan tema “Gotong Royong 2018: Using Business as a Force for Good” pada 3 September 2018 di Jakarta.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi panel B Corp Forum antara lain Karyanto Wibowo, Danone – AQUA, Corey Lien, B Corp Asia Community, Jalal, Social Investment Indonesia, DR. E. Panca Pramuda, Institut Riset Sosial dan Ekonomi (INRISE),
Direktur Pembangunan Berkelanjutan Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan bahwa dengan menjadi B Corp, Danone-AQUA ingin menjadi bagian dari komunitas dunia untuk mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. “Kami juga masih jauh dari sempurna, tetapi kami ingin menjadi bagian dari solusi dan bersama-sama kita kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan yang lebih baik untuk Indonesia. Untuk itu kami ingin mengajak pelaku bisnis di Indonesia untuk bergabung dengan Komunitas B Corp.“
Corey Lien, B-Corp Asian Community menegaskan bahwa dibutuhkan lebih banyak pelaku bisnis untuk bergabung dalam gerakan ini. “Inilah saatnya kita membutuhkan lebih banyak perusahaan yang bersedia untuk mengubah cara berbisnis tidak peduli perusahaan kecil atau multinasional. Dari yang semula fokus pada keuntungan finansial bagi pemegang saham menjadi lebih berorientasi pada kesejahteraan sosial dan kesehatan planet bumi. Berkembangnya komunitas B Corp bisa mendorong perubahan serta menciptakan koordinasi multi pihak baik di tingkat Indonesia maupun Asia, yang sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan nasional dan regional.”
Gerakan B Corp berupaya untuk membangun jaringan dan kesempatan berkolaborasi, membangun kemitraan serta menyelesaikan dampak kolektif dari isu perubahan iklim, ketimpangan pendapatan, hilangnya keanekaragaman hayati ataupun polusi laut. Dengan kolaborasi pelaku usaha di seluruh dunia, B Corp percaya hal tersebut dapat menciptakan perubahan sistem sosial dan lingkungan.
Untuk mendapatkan sertifikasi B Corp, pelaku usaha diharuskan memperhatikan lima aspek yaitu tata kelola, karyawan, lingkungan, masyarakat dan konsumen. Saat ini lebih dari 2.600 perusahaan yang berasal lebih dari 60 negara telah bersertifikasi B Corp. Sementara di Asia, B Corp telah menjadi komunitas yang terdiri dari 81 perusahaan dan tersebar di 17 negara. Jumlah ini naik 10x lipat dibanding tahun 2014. Sedangkan di Indonesia, baru terdapat dua Perusahaan B Corp yaitu Percolate Galatic, agensi digital kreatif, dan Danone-AQUA, perusahaan air minum dalan kemasan dan minuman ringan.
Prof. Yudi Samyudia dari Prasetya Mulya Business School mengatakan “Indonesia B Corp Forum 2018 ini diharapkan dapat menjadi awal untuk membangun Komunitas B Corp di Indonesia. Kami mengharapkan forum ini dapat memberikan inspirasi kepada para pelaku bisnis bahwa kita dapat membawa perubahan yang baik bagi ekonomi, sosial dan lingkungan kita. (Kormen)