Bisnistoday – Transaksi perdagangan berjangka multilateral Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada semester I/2018 mencapai 703.283 lot, melampaui target per semester yakni 558.000 lot.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang menuturkan bahwa realisasi transaksi multilateral hanya membukukan 40% dari keseluruhan target transaksi per tahun sebanyak 1,22 juta lot.
“Target per semester kami naik 10% per tahun, jumlah itu (703.283 lot) sudah lebih dari 10%. Kemungkinan dalam setahun ini, transaksi BBJ bisa bertumbuh 15% – 22%,” ujar Paulus, saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Dari keseluruhan transaksi tersebut, komoditas kopi dan emas masih mendominasi. Transaksi kopi BBJ pada semester I/2018 mencapai 285.000 lot dari targetnya hanya 225.000 lot. Adapun, transaksi emas mencapai 295.000 lot dari target hanya 212.000 lot.
“Prediksi kami kopi yang akan lebih tinggi, tapi ternyata emas yang lebih tinggi,” kata Paulus. Dia optimis dengan target transaksi 1,22 juta yang ditetapkan bisa tercapai pada Oktober atau November tahun ini.
Ditahun ini juga, BBJ akan meluncurkan produk baru, kontrak berjangka emas syariah. Paulus sendiri belum bisa memastikan pada bulan apa produknya ini akan keluar.
“Untuk emas syariah, kami sedang dalam tahap finalisasi dan sudah mendaftarkan ke MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi),” katanya.
BBJ memastikan perdagangan emas syariah akan berbeda dengan komoditas lainnya, karena tidak berbunga dan jauh dari riba. Selain itu, perdagangannya menyalin skema pegadaian.
Adapun target dari komoditas emas syariah yakni masyarakat kecil menengah sehingga ukuran lot akan kecil dan mengarah kepada investor yang ingin berinvestasi secara syariah. Kontrak emas syariah ini akan bervarisi, mulai dari 5 – 250 gram.
Sedangkan untuk tahun depan 2019 atau tahun politik, Paulus tetap optimis perdagangan berjangka di tanah air tidak akan berpengaruh banyak bagi investor, sekalipun diakui kemungkinan sikap “wait and see” tetap ada.
“Yang terpenting pemerintah bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan. Itu yang diharapkan dari investor perdagangan berjangka dan semua sektor tentunya,” katanya. Dewi