Bisnistoday.com-Sejumlah sekuritas merekomendasikan beli
(buy) terhadap harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dikarenakan
optimisme terhadap kinerja perseroan yang cukup baik hingga akhir tahun ini.
Analis BCA Sekuritas Gilang Purnama dan Prasetya Gunadi
dalam risetnya di Jakarta menjelaskan rekomendasi beli terhadap saham BBTN
dengan target harga mencapai Rp3.100 per saham dikarenakan pertumbuhan kredit perseroan yang terjaga
dengan baik dan lebih tinggi dari pada industri perbankan nasional.
Disisi lain, adanya potensi pemasukan tambahan dari fee
based income dan masih terdapat cukup ruang untuk memotong biaya operasional.
“Kami tetap merekomendasikan beli dengan target harga tidak
berubah Rp3.100 per saham yang mengacu pada 1,3x 2018F PBV,” katanya.
Selain itu, pertumbuhan perseroan juga akan ditopang dengan
kemampuan Bank BTN dalam mempertahankan cost of fund di tengah kenaikan suku
bunga yang tinggi.
“Kami memperkirakan pertumbuhan kredit akan tetap di atas
rata-rata industri nasional yang mencapai 19 persen di akhir 2018,” ujarnya.
Sementara itu, CGS CIMB dalam risetnya tetap mempertahankan
target harga BBTN sebesar Rp4.200 per saham dikarenakan kepercayaan terhadap
kinerja Bank BTN yang bisa mempertahan NPL dikisaran 2,9 persen.
“Manajemen tetap percaya diri mencapai target NPL-nya 2,3
persen sampai dengan 2,5 persen,” ungkap riset tersebut.
Sedangkan Analis MNC Sekuritas, Nurulita Harwaningrum dalam
risetnya merekomendasikan beli untuk saham BBTN dengan target harga Rp3.375 per
saham.
“Kami menilai target harga ini seiring meningkatnya
kualitas aset, BBTN juga menjadi pemimpin pasar KPR bersubsidi dan pertumbuhan
yang kuat untuk kredit dan dana,” tegasnya.
Berdasarkan laporan keuangan Bank BTN per 30 juni 2018
perseroan bersandi BBTN ini masih menjadi penguasa pasar pembiayaan perumahan
di Indonesia dengan pangsa lebih 38 persen. Perseroan juga masih menjadi pemain
utama pendukung program perumahan nasional yang diusung pemerintahan
Jokowi-JK. Bank BTN masih mendominasi
pembiayaan rumah rakyat lebih dari 95 persen. (andre)