Bisnistoday.com-Jakarta-Tenun ikat sebagai salah satu
kekayaan industri kreatif Indonesia kini mulai dikembangkan secara massal dan
tersebar di beragam daerah seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok,
Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, dan lain sebagainya.
 

Dalam rangka mengenal Tenun lebih dekat sebagai salah satu
warisan budaya bangsa yang kini mulai diperkenalkan sebagai gaya fashion
kekinian yang mencerminkan identitas bangsa, PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
menyelenggarakan forum Kafe BCA 8 bertemakan “Tenun Ikat, Indonesian
Legacy into the Spotlight”. Pada kesempatan yang sama, BCA bekerja sama
dengan IKAT Indonesia mengembangkan seragam baru korporasi BCA bermotif tenun ikat.

Hadir sebagai pembicara dalam forum Kafe BCA 8, Presiden
Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Lianawaty Suwono, Direktur BCA
Vera Eve Lim, Fashion Designer dan Founder IKAT Indonesia Didiet Maulana, dan
Pengamat Ekonomi Industri Kreatif A. Prasetyantoko di Jakarta, Senin (9/7).

Jahja mengungkapkan, Indonesia memiliki ragam kekayaan
wastra nusantara dan tenun ikat yang sangat khas dan mempesona. Kekayaan wastra
nusantara dan tenun ikat tersebut dihasilkan dari karya kreatif masyarakat,
yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Karya kreatif tersebut
seyogyanya diapresiasi dan dilestarikan melalui berbagai inisiatif sesuai
dengan konteks saat ini, seperti menggunakan motif tenun tersebut untuk fashion
masa kini.

“Melalui inisiatif memproduksi seragam BCA bermotif tenun
ikat ini, BCA ingin mendorong terciptanya kebutuhan yang sifatnya massal
terhadap tenun ikat sehingga masyarakat penenun memiliki kesempatan
mengembangkan dan menerima manfaat dari kebutuhan massal tersebut. Inisiatif
ini diharapkan dapat menggugah pelaku ekonomi dalam negeri untuk memanfaatkan
nilai dan warisan kekayaan makna dari tenun ikat tersebut untuk memperkuat
identitas Indonesia,” tambah Jahja.

Lianawaty Suwono, Direktur BCA menjelaskan bahwa proses
kreatif dimana designer berdiskusi dengan pengrajin hingga final design kurang
lebih selama enam bulan kemudian proses pengerjaan produksi tenunnya sendiri
memakan waktu kurang lebih enam bulan juga. Dari proses pengerjaan seragam ini,
BCA dan IKAT Indonesia memberdayakan lebih dari 2500 pengrajin di Desa Troso,
Jepara. Total panjang kain tenun yang dibuat mencapai 45.000 meter. Seragam
baru korporasi ini sendiri juga akan digunakan oleh sekitar 27.000 karyawan di
seluruh Indonesia.

Vera Eve Lim, Direktur BCA juga menambahkan, melalui
inisiatif ini juga, perseroan berkomitmen mendukung dan menumbuhkembangkan
perekonomian lokal dengan membantu masyarakat lokal yang memiliki keahlian dan
keterampilan, seperti masyarakat pengrajin tenun ikat. Model baru seragam BCA
bermotif tenun ikat tersebut akan dikenakan karyawan BCA demi memperkuat
identitas nasional BCA di lebih dari 1.200 kantor cabang BCA di seluruh
Indonesia.

Sejalan dengan itu, Didiet Maulana menegaskan, pihaknya
sangat mengapresiasi langkah BCA dalam memanfaatkan kekayaan tenun ikat
Indonesia dan memproduksi secara massal seragam BCA bermotif tenun tersebut.
Tenun ikat Indonesia memang sudah mulai populer saat ini dalam khasanah fashion
global dan memiliki daya tarik tersendiri karena filofosi dan keindahan yang
terkandung dalam produk kreatif tersebut. Inisiatif BCA tersebut merupakan
langkah tepat dalam memperkuat daya tarik tenun ikat dalam tren fashion masa
kini.

“Karya kreatif tersebut menjalani proses yang cukup
panjang, dari upaya mengawinkan kultur BCA dan filosofi kain tenun yang hidup
dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat pengrajin tenun ikat. Inisiatif
ini juga sangat membantu masyarakat pengrajin tenun ikat untuk tetap berkarya
sesuai tren fashion saat ini,” jelas Didiet.

“Kami ingin masyarakat memiliki cara pandang baru untuk
memanfaatkan kekayaan tenun ikat Indonesia ini dengan memperkenalkan dan
mengenakan seragam baru BCA bermotif tenun tersebut. Mudah-mudahan inisiatif
ini akan diikuti oleh institusi atau korporasi lain demi mendukung pelestarian
dan pengembangan tenun ikat khas Indonesia,” tutup Jahja. (men)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *