Jakarta, Bisnistoday.com – PT Sepatu Bata Tbk (Bata)
terus melakukan berbagai inovasi dan strategi untuk mengejar target pertumbuhan
double digit di tahun 2018.

Presiden Direktur PT Sepatu Bata Tbk, Inderpreet Singht
mengatakan, untuk belanja modal pihaknya menganggarkan dana sebesar US$ 3 juta.
Dengan menggunakan kurs Rp 14.000 per dolar AS, angka tersebut setara dengan Rp
42 miliar.

“Seluruh kebutuhan investasi tahun ini menggunakan dana
kas internal, artinya kami tidak akan melakukan aksi korporasi maupun pinjaman
pihak eksternal untuk belanja modal
 
termasuk ekspansi tersebut, “ujarnya saat Paparan Publik BATA, di
Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Menurut Inderpreet Singht, Sepatu Bata  menargetkan membuka 45 toko baru hingga akhir
tahun 2018. Selain itu tahun ini juga berencana melakukan renovasi sekitar 70
toko dengan konsep Red Label.
  Pihaknya
juga mengusung sejumlah strategi baru yakni mengembangkan produk baru sesuai
kebutuhan pasar, memacu promosi serta mengembangkan penjualan melalui platform
e-commerce.

Bata kata dia terus memperluas segmen pasar dengan
membidik segmen kalangan anak muda atau generasi milenial dengan menghadirkan
produk – produk yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup generasi tersebut.

Direktur BATA, Hatta Tutoko, menambahkan, sepanjang
semester I-2018 BATA telah membuka sebanyak 20 toko baru di Indonesia, selain
itu telah dilakukan revonasi sebanyak 22 toko dengan konsep Red Label. Sisa
dari target tersebut akan direalisasikan pada sesi II, yakni periode Juli
hingga Desember 2018.

“Kami harus mengejar tambahan pembukaan toko baru
sebanyak 25 unit serta renovasi minimal sebanyak 45 toko. Untuk tahun 2019
kami
  menargetkan membuka dan meronovasi
minimal 150 toko,”ujarnya.

Hatta Tutoko mengaku gencar melakukan ekspansi guna  mengejar target pertumbuhan penjualan dan
laba bersih double digit di akhir tahun 2018. Karena hingga akhir Juni ini
2018, pertumbuhan penjualan BATA memang masih single digit, namun sudah
menunjukan kenaikan yang positif dibanding periode yang sama tahun 2017.

Sementara untuk di kuartal I-2018, BATA tercatat
membukukan penjualan Rp 196,60 miliar atau menunjukan penurunan sekitar 2%
dibanding kuartal I-2017 yang tercatat Rp 200 miliar. Meski begitu dengan
melakukan efisiensi di berbagai lini, BATA berhasil meraih pertumbuhan laba
kotor sekitar 3% dari Rp 88,80 miliar menjadi Rp 91,38 miliar di kuartal
I-2018.

Dari sisi kinerja keuangan, Hatta Tutoko, mengatakan,
pada tahun buku 2017, BATA meraih laba bersih Rp 53,65 miliar atau menunjukan
pertumbuhan sekitar 27% dibanding 2016 yang tercatat Rp 42,23 miliar. “Artinya
dividend payout ratio atas laba bersih 2017 mencapai sekitar 50%,” imbuhnya.

Hatta Tutoko juga menginformasikan hasil Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang digelar sebelum paparan publik,
yaitu,
  memutuskan pembagian dividen
final Rp 7,21 miliar atau Rp 5,5 per saham dari perolehan laba bersih tahun
2017. Dividen tersebut akan dibayarkan kepada pemegang saham pada 1 Agustus
2018.

“Dividen final tersebut melengkapi dividen interim yang
telah dibagikan kepada pemegang saham sebesar Rp 23,69 miliar pada Desember
2017 lalu. Dengan begitu total dividen tunai yang akan dibayarkan atas
perolehan laba bersih 2017 Rp 27,16 miliar,” ujarnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *