(Bisnistoday.com)-Bertempat Assembly Hall –Jakarta Convention Center, Jl. Jend.
Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (19/04/2018) berlangsung pameran perhiasan
internasional ternama, yang merupakan
Pameran Perhiasan Internasional Jakarta ke-12 2018 (“12th JIJF 2018”)
Tahun ini Indonesia Jewellery Fair (IJF) dan Asosiasi
Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) mempersembahkan oleh asosiasi
perhiasan Indonesia yang terkenal bekerjasama dengan International Pavilion
dari Italia dan perhiasan luar negeri lainnya.
Peserta pameran 12 JIJF 2018 menampilkan berbagai
pilihan emas, perak, mutiara, berlian, batu mulia & semi mulia, batu kasar,
dan kerajinan & perhiasan lainnya
dengan desain terbaru dan mesin perhiasan berteknologi tinggi yang menjadi tren
di masa mendatang untuk konsumen dan pasar perhiasan.
Jewellery Fair 2018, yang berlangsung dari dari tanggal 19-22 April 2018, merupakan satu-satunya pameran di
Indonesia bagian Barat yang diikuti oleh berbagai bidang usaha perhiasan dari
dalam dan luar negeri, seperti; pabrik perhiasan, distributor perhiasan,
toko perhiasan, mekanika permeseninan & kemasan perhiasan serta
desainer dan pengrajin.
Pameran perhiasan ini merupakan kegiatan usaha yang
penting perannya dalam upaya pengembangan investasi di industri kreatif
dan perdagangan perhiasan serta pembukaan lapangan kerja di Indonesia.
Pameran ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan
produk-produk perhiasan kreatif dengan ciri khas desain etnik budaya
dengan menggunakan teknologi masa kini dalam industri perhiasan dan
industri pendukungnya tanah air.
Pameran ini sekaligus sebagai sarana bagi pengusaha
kecil dan menengah untuk meningkatkan pangsa pasar dan angka penjualan
produk-produk perhiasan kreatif di tanah air. Konsumen juga bisa
mendapatkan produk-produk perhiasan berkualitas dengan harga bersaing
serta memperluas wawasan tentang perhiasan yang diproduksi dengan
teknologi terbaru, desain terkini, dan ciri khas etnik budaya yang tinggi.
Pameran perhiasan Jakarta International Jewellery Fair
2018 terdiri dari; 30 peserta dalam negeri, 19 peserta luar negeri, da n 51
pengrajin IKM yang merupakan mitra-binaan Kementerian Perindustrian RI,
Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Koperasi & UMKM, Dinas
Perindustrian & Perdagangan Provinsi Jawa Timur serta peserta yang
memamerkan mesin, material mekanika serta perangkat industri perhiasan, para
pengusaha emas & perhiasan, dan s e r t a para konsumen perhiasan di tanah
air.
Penyelenggaraan Jakarta International Jewellery Fair
2018 ini didukung oleh Kementerian Perindustrian RI, Kementerian
Perdagangan RI, Asosiasi Pengusaha Emas & Permata Indonesia (APEPI).
Pameran Jakarta International Jewellery Fair 2018
dihadiri oleh Kedutaan Besar di Indonesia seperti Embassy of Turkey in
Indonesia, Head of Russian Cultural Center, Embassy of Belgium, Embassy of
Italy. Dengan adanya dukungan yang kuat dari semua pihak diatas, pameran
ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi perhiasan dalam
negeri, meningkatkan kesejahteraan para pengrajin perhiasan kreatif, membuka
peluang usaha para pelaku bisnis UKM untuk memasarkan produk-produk kreatif
mereka. Disamping itu, para konsumen juga dapat memilih produk-produk
perhiasan beragam yang berkualitas dengan berhaga bersaing.
Pameran ini juga memberikan kesempatan emas untuk para
konsumen melakukan investasi emas dan produk perhiasan lainnya. Investasi
emas sebagai komoditas yang terbatas kuantitasnya dan diperdagangkan
secara global dapat memberikan hasil timbal balik yang menjanjikan.
Berbagai program acara di pameran ini dikemas dalam 2
unsur utama yang menarik sekaligus mendidik, yaitu: Unsur Hiburan &
Edukasi dengan program acara: Jewellery Show yang memperagakan perhiasan yang
akan menjadi trend setting 2019. Ada seminar, lucky Draw 100 free voucher Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) bagi pengunjung wanita setiap hari, dan acara menarik
lainnya.
Pameran Jakarta International Jewellery Fair 2018 ini
merupakan persembahan dari Indonesia Jewellery Fair. Rangkaian acara
berikutnya adalah Surabaya Jewellery Fair 2018, yang akan diadakan pada
tanggal 25 – 28 Oktober 2018 di Grand Ballroom –Shangri-La Hotel, Surabaya –
Jawa Timur.
Melalui rangkaian pameran perhiasan ini, Indonesia
Jewellery Fair berharap dapat memberikan semangat kewirausahaan kepada
anak bangsa melalui UKM yang maju, tangguh, mandiri dan juga dapat
berperan sebagai motor penggerak dalam perekonomian nasional yang berbasis
ekonomi kerakyatan di era pasar bebas.
Iskandar
Husin selaku ketua pelaksana jakarta international jewellery fair 2018
mengatakan bahwa pameran perhiasan ini merupakan kegiatan usaha yang penting,
perannya dalam upaya pengembangan investasi di industri kreatif dan perdagangan
perhiasan serta pembukaan Iapangan kerja di Indonesia.
“Pameran
ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk
perhiasan kreatif dengan ciri khas desain etnik budaya dengan menggunakan
teknologi masa kini dalam industri perhiasan dan industri pendukungnya tanah
air,”ujarnya di Assembly Hall –Jakarta Convention Center, Jl.
Jend. Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (19/04/2018)
Iskandar
nambahkan, pameran ini sekaligus sebagai sarana bagi pengusaha kecil dan
menengah untuk meningkatkan pangsa pasar dan angka penjualan produk-produk
perhiasan kreatif di tanah air. Konsumen juga bisa mendapatkan produk-produk
perhiasan berkualitas dengan harga bersaing serta memperluas wawasan tentang
perhiasan yang diproduksi dengan teknologi terbaru, desain terkini, dan ciri
khas etnik budaya yang tinggi.
Pemerintah menargetkan ekspor perhiasan
senilai 3 miliar dolar AS pada 2018, atau naik 15,3 persen dari realisasi 2017
sebesar 2,6 miliar dolar AS. Timur Tengah dan Uni Eropa masih menjadi pasar
terbesar.
“Lebih
dari 50 persen kita ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA), sisanya ke Uni Eropa dan
negara lainnya,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati
Wibawaningsih di sela pembukaan Jakarta International Jewellery Fair 2018.
Selain
itu, pemerintah juga akan membuka pasar ekspor ke Sri Lanka. Selama ini, Sri
Lanka mengimpor perhiasan dari Dubai dan Abu Dhabi (UEA). Sementara perhiasan
di UEA berasal dari Indonesia.
“Ke
depan kita akan memfasilitasi langsung permintaan dari Sri Lanka dari
Indonesia, jadi ga perlu ke UEA,” kata Gati.
Gati
mengatakan Kemperin telah melakukan upaya menurunkan tarif bea masuk impor
untuk bahan baku intan yang awalnya 5 persen menjadi 0 persen. Hal ini untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri perhiasan dalam menghadapi
persaingan global.
Beberapa
bentuk pembinaan yang telah dilakukan antara lain memberikan bimbingan teknis
produksi, pendampingan tenaga ahli, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia,
memfasilitasi mesin, kemudahan akses pembiayaan, serta meningkatkan akses
pemasaran dengan program e-Smart IKM.
Upaya
lain untuk memperluas akses pasar melalui pameran berskala internasional,
seperti ajang Jakarta International Jewellery Fair 2018 yang diselenggarakan
oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) pada 19-22 April
2018 di Jakarta Convention Center. (kormen)