Bisnistoday.com-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menjadi Bank BUMN terakhir yang menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2017. Sama seperti Bank lainnya, agenda utama dari Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini adalah pembagian dividen dan perombakan susunan pengurus. Untuk dividen, perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah ini membagikan Rp 605,49 miliar atau sebesar 20 persen dari laba bersih perseroan yang tercatat sebesar Rp 3,027 triliun. Adapun nilai dividen per lembar saham sebesar Rp 57,175 lebih tinggi dibandingkan dividen yang dibagian tahun lalu sebesar Rp 49,459. Dividen akan dibagikan ke pemegang saham yang berhak pada tanggal 24 April 2018.
Dengan dividend pay out ratio sebesar 20% maka sebesar 80 persen laba ditahan perseroan atau setara dengan Rp 2, 421 triliun. Laba tersebut membuat Bank BTN memiliki modal tambahan untuk ekspansi kredit dan pengembangan usaha
Penggunaan 80% laba bersih untuk ekspansi kredit dan usaha tahun 2018 tidak lepas dari target 2018 yang dipasang Bank yang sudah berdiri 68 tahun ini. Dengan pencapaian tahun 2017 yang berada di atas rata-rata perbankan nasional, Bank BTN tetap menjaga laju pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri, yaitu sebesar 22-24%. Tahun 2017 lalu, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 21,01%. Peningkatan target kredit didasari oleh suksesnya Program Sejuta Rumah yang makin diperkuat tahun ini, baik lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga, maupun Bantuan Uang Muka serta skema baru yang dibuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT). Selain mematok pertumbuhan kredit yang tinggi, target DPK juga didorong tumbuh 19-22%. Sementara laba bersih diharapkan bisa tumbuh di atas 25% agar bisa mendorong peningkatan ekuitas sebesar 13-15% dibandingkan tahun 2017.
“Untuk mencapai target tersebut, kami sudah memasang setidaknya 9 strategi yaitu penguatan positioning kami di KPR dan construction value chain, struktur pendanaan dan rasio CASA, meningkatkan pendapatan non bunga, meningkatkan asset recovery dan efektivitas penagihan, memperkuat permodalan, perbaikan kualitas SDM, perkuat infrastruktur IT dalam rangka penguatan digital banking, namun dalam strategi ini kami juga terus memperkuat manajemen risiko, dan yang juga penting adalah pertumbuhan organik dengan pembentukan anak usaha, ” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono, saat jumpa pers usai RUPST di Jakarta, Jumat (23/3).
Maryono menambahkan, Bank BTN akan tetap melanjutkan rencana pendirian anak usaha sesuai dengan rencana bisnis perbankan melalui mekanisme penyertaan modal yang akan dilakukan pada bidang pembiayaan, manajemen investasi dan asuransi. “Rencana tersebut tetap berjalan dan untuk permulaan kita bisa melakukan kerjasama bisnis sambil menanti pendirian holding BUMN perbankan,” tegasnya.
Sesuai dengan strateginya untuk penguatan bisnis KPR, Bank BTN menargetkan bisa meraih dana segar dari FLPP untuk meluluskan target program sejuta rumah. Tahun ini, Bank BTN menargetkan pembiayaan perumahan sebanyak 750.000 unit. Sekadar informasi, Bank BTN kembali mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk turut serta dalam menyalurkan dana FLPP untuk membiayai ekspansi KPR Subsidi. Tahun ini, Bank yang menguasai 36,30% pangsa pasar KPR ini aktif menjemput bola dengan menggandeng perusahaan yang memayungi Masyarakat Berpenghasilan Rendah untuk menabung di Bank BTN baik lembaga pemerintah maupun swasta.
Selain menyetujui Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2017, penggunaan laba Perseroan untuk tahun buku 2017, Rencana Aksi (Recovery Plan) perseroan, persetujuan perubahan Rasio Kecukupan Dana (RKD) Dana Pensiun Perseroan, perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN tahap I tahun 2017, RUPST Bank BTN memutuskan perubahan pengurus perseroan.
RUPST Bank BTN memutuskan perubahan pengurus perseroan dengan memberhentikan dengan hormat Adi Setianto sebagai Direktur IT & Operation. RUPST kemudian mengangkat Andi Nirwoto sebagai Direktur IT & Operation. Sebelumnya Andi Nirwoto menjabat sebagai General Manager Operasional Teknologi Informasi Bank BNI.Selain itu RUPST juga mengubah Nomenklatur jabatan anggota Direksi Perseroan dengan mengganti Direktur Collection Asset Management & Legal menjadi Direktur Collection & Asset Management, dan menambah jabatan Direktur Strategic Human Capital. Adapun jabatan Direktur Collection & Asset Management dipegang oleh Nixon L.P Napitupulu. Sementara untuk posisi Direktur Strategic Human Capital, RUPST mengangkat Yossi Istanto. RUPST juga memutuskan penambahan Komisaris dengan mengangkat Parman Nataatmadja.
Dengan demikian, susunan terbaru dari Direksi Bank BTN dan Komisaris Bank BTN adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Maryono
Direktur Finance & Treasury : Iman Nugroho Soeko
Direktur IT & Operation : Andi Nirwoto
Direktur Commercial Banking : Oni Febriarto Rahardjo
Direktur Strategy, Compliance & Risk : R. Mahelan Prabantarikso
Direktur Collection, Aset Management : Nixon L.P Napitupulu
& Legal
Direktur Consumer Banking : Budi Satria
Direktur Distribution & Network : Dasuki Amsir
Direktur Strategic Human Capital :Yossi Istanto
Komisaris Utama/ Independen : I Wayan Agus Mertayasa
Komisaris Independen : Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen : Arie Coerniadi
Komisaris Independen : Arie Coerniadi
Komisaris Independen : Lucky Fathul Aziz Hadibrata
Komisaris Independen : Garuda Wiko
Komisaris : Sumiyati
Komisaris : Maurin Sitorus
Komisaris : Iman Sugema
Komisaris : Parman Nataatmadja
“Kami berharap kinerja Perseroan akan lebih baik dengan kehadiran Andi Nirwoto dan Parman Nataatmadja sebagai bagian dari keluarga besar Bank BTN,” kata Maryono.
Mengawali tahun ini, Bank BTN berada di koridor yang tepat untuk menjemput target-target kinerja. Per Februari 2018, bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan posisi penyaluran kredit sebesar Rp197,45 triliun atau tumbuh 18, 89% dibandingkan posisi periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp166,08 triliun.
Selain kredit, DPK Bank BTN juga tumbuh kencang seiring dengan makin banyaknya program tabungan, diantaranya Super Untung Jaman Now. Posisi Per Februari 2018 DPK Bank BTN menembus Rp189,26 triliun atau tumbuh sekitar 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 156,56 triliun. “Dengan pencapaian tersebut, aset kami juga melejit 19,52% dibandingkan Februari tahun lalu menjadi sebesar Rp 254,65 triliun,” kata Maryono. (bar)