(bisnistoday)-Industri asuransi jiwa pada kuartal III tahun 2016, menunjukan pertumbuhan yang baik sejalan dengan dinamika perkonomian Indonesia saat ini.
Pertumbuhan industri utamanya terlihat dari pertumbuhan tinggi dari total pendapatan industri asuransi jiwa. Hal ini menjadi bukti, industri asuransi jiwa nasional terus tumbuh dan kokoh bertahan dalam memberikan perlindungan jangka panjang kepada masyarakat Indonesia.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menyatakan, industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja yang cukup memuaskan. Hingga kuartal III/2016, total pendapatan industri per kuartal III/2016 mencapai Rp158,65 triliun atau tumbuh 78,1% jika dibandingkan dengan angka pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp89,10 triliun.
”Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh peningkatan pendapatan premi sebagai penyumbang terbesar terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa dengan kontribusi mencapai 73,2%,”ujarnya.
Sampai dengan kuartal III/2016, pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp116,06 triliun atau meningkat 15,1% jika dibandingkan pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp100,80 triliun.
Kenaikan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran-saluran distribusi, khususnya saluran distribusi bancassurance yang beberapa tahun belakangan terus menunjukkan perkembangan pesat. Pertumbuhan premi dari saluran itu mencapai 32%, serta berkontribusi sebesar 42% dari keseluruhan total pendapatan premi asuransi jiwa.
Meningkatnya kontribusi dari saluran distribusi bancassurance menunjukkan semakin meningkatnya kerjasama yang dilakukan oleh pihak perbankan dengan sebagian perusahaan asuransi jiwa. Kemudian pertumbuhan yang baik dimana pemasaran asuransi melalui bancaasurance relatif lebih mudah dilakukan, karena pasar yang dibidik adalah nasabah perbankan yang telah lebih memahami beragam jenis jasa keuangan.
Kemudian, hasil investasi turut mengalami lonjakan peningkatan yang signifikan sebesar 329,1 % dari 15,91 triliun di kuartal ketiga 2015 menjadi Rp36,45 triliun pada periode yang sama tahun 2016. Menurut Hendrisman, pertumbuhan hasil investasi sangat mempengaruhi total pendapatan industri asuransi jiwa dan dapat diiterpretasikan bahwa ini disebabkan oleh iklim investasi di Indonsesia yang menuju perbaikan.
“Kami sangat senang dan bersyukur di kuartal III 2016 industri asuransi jiwa Indonesia dapat mencatatkan kinerja pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan ini menunjukan komitmen tinggi industri asuransi jiwa Indonesia dalam melindungi masyarakat, ujar Hendrisman.
Sampai saat ini total klaim manfaat industri asuransi jiwa pada kuartal III 2016 sebesar Rp72,45 triliun mengalami kenaikan 17,3 % bila dibandingkan tahun lalu.
Christine Setyabudhi, ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Lembaga AAJI menyampaikan bahwa pembayaran klaim nilai tebus (surrender) mencapai Rp39,82 triliun. Klaim nilai tebus mengalami peningkatan sebesar 38,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sinyalir adanya perilaku konsumen yang melakukan perubahan produk atau membeli produk lain yang dinilai lebih baik dengan menutup polis lamanya terlebih dahulu.
Terkait klaim kesehatan (medical), akhir kontrak dan meninggal dunia, sebagai berikut: Klaim kesehatan (medical) meningkat 22,3% menjadi Rp7,34 triliun dari Rp 6,00 triliun yang dibayarkan di kuartal III-2015. Klaim akhir konrak meningkat 17,8 % menjadi Rp7,06 triliun dari Rp 5,99 triliun pada kuartal III/2015 dan klaim meninggal dunia meningkat 16,5 % menjadi Rp6,12 triliun dari Rp5,26 triliun pada kuartal III-2015.
Sementara dari total tertanggung dan pemasar, Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo menjelaskan bahwa total tertanggung industri asuransi jiwa meningkat sebesar 2,7% menjadi 58.166.557 orang. Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan total tertanggung individu 4,0% dan total tertanggung kumpulan 2,1%.
Terkait tenaga pemasar, Nini memaparkan, ketiga jalur distribusi yaitu keagenan,bancaasurance dan alternatif tetap menunjukan pertumbuhan positif dimana jalur distribusi bancaasurance memberikan kontribusi terbesar terhadap total premi industri asuransi jiwa.
Pada kuartal III-2016, jumlah tenaga pemasar asuransi berlisensi tumbuh 16,3 yaitu 520.281 orang meningkat dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun lalu dengan jumlah pemasar 447.407 orang. Dimana 90,7% dan total tenaga pemasar berasal dari saluran keagenan.
Berdasarkan data jumlah tenaga pemasar berlisensi pada kuartal III-2016 tercatat sebagai berikut: jumlah tenaga pemasar dari saluran keagenan meningkat 11,90 % menjadi 471.667 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 421.338 orang.
Jumlah tenaga pemasar dari saluran bancaasurance meningkat 70% menjadi 26.020 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 15.303 orang dan jumlah tenaga pemasar dari saluran alternatif meningkat 109,90 % menjadi 22.594 orang dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 421.338 orang. “Hal ini menunjukan profesi sebagai tenaga pemasar asuransi jiwa semakin menjadi salah satu profesi pilihan yang mulai diminati masyarakat, “tutup Nini.
Laporan: Kormen
Email: kormenjurnalis@gmail.com